37

243 54 31
                                    

Tidur Jasper sedikit terganggu akibat sebuah gumaman kecil. Saat tangannya bergerak untuk memeriksa wanita di sampingnya, matanya terbuka begitu saja saat mendapati sebuah kehampaan di sana.

Di samping ranjang terlihat Athena tengah menggendong Junior dalam dekapannya. Kakinya bergerak maju mundur dengan tangan yang mengusap punggung Junior. Sepertinya bocah itu sangat rewel malam ini.

Ingatan jika wanita itu tengah hamil muda, membuat kantuk Jasper musnah begitu saja. Digantikan keinginan kuat untuk menggantikan posisi Athena untuk menimang sang putra.

"Berikan dia pada ku. Kau terlihat sangat kelelahan."

Tubuh Athena terlonjak mendapati Jasper tengah berdiri menjulang di sampingnya. Matanya menatap wajah baru bangun tidur itu. Sedikit membuat Athena merasa bersalah karena tak sengaja membangunkannya. Ia tahu jika gumaman dari bibir Junior membangunkan pria ini.

"Maaf karena Junior, tidur mu terganggu."

Merasa ucapannya diabaikan begitu saja oleh Athena, Jasper berinisiatif untuk segera membawa tubuh kecil sang putra pada dekapannya.

"He is my son. Ten years, I was blind all about him, and that's enough." kakinya mulai melangkah maju mundur dengan tangan yang mengusap punggung kecil anaknya. Menirukan apa yang tadi Athena lakukan pada putranya.

Sedang Athena terdiam mendengar ucapan Jasper. Ini bukan sepenuhnya salah pria itu. Dan tentu saja Athena menyadari hal itu.

"Mengapa badannya sangat panas, Athena? Terakhir kali aku menyentuhnya tadi tidak sepanas ini." wajah tampan itu menampakkan raut khawatirnya. Entah kemana wajah flat itu pergi.

Sayangnya Athena masih cukup asing saat mendapati nada dan raut wajah khawatir Jasper saat menyangkut putranya. Dan lagi-lagi ia harus sadar, pria ini berhak atas Junior. Sama seperti dirinya.

Sebelum menjawab pertanyaan Jasper, Athena mendudukkan dirinya kembali di ranjang. Entah mengapa menimang Junior lima belas menit sudah membuat tubuhnya lelah seperti ini.

"Tiga hari awal dia akan seperti ini. Panas di tengah malam dengan rintihan kecil seperti itu."

"Apa kau yakin? Aku bisa meminta Brian untuk menghubungi Dean sekarang juga." masih dengan menimang Junior, Jasper mulai bergerak untuk mencari dimana terakhir kali ia meletakkan ponselnya.

Namun gelengan Athena membuatnya berbelok untuk segera duduk di samping wanita itu. Mengabaikan keberadaan ponsel yang ia temukan di samping nakas.

"Tidak perlu. Dia memang seperti itu. Aku hanya perlu terus menimangnya saja."

Athena yang hendak mengambil alih kembali Junior dari gendongan Jasper mendadak gerakannya terhenti. Melihat bagaimana bocah kecil itu semakin merapatkan pelukannya pada leher sang ayah.

"Tidurlah. Aku tahu kau sangat lelah, Athena." tangan besar Jasper ia gerakkan untuk menyentuh pipi Athena. Mengusapnya pelan.

"Tapi kau juga pasti sangat lelah. Aku tidak mungkin meninggalkan Jun pada ora—"

"I'm his Daddy if you forget." ia raih tangan Athena untuk ia genggam lembut. Memandang sendu manik ruby yang terlihat kelelahan itu. "Biarkan aku membayarnya Athena. Let me feel what the others man feels when he has a son."

Athena beberapa kali mengerjap pelan. Masih memandangi pria yang saat ini tengah menatapnya serius. Tatapan yang mengatakan untuk dirinya agar segera mempercayai pria ini. Mempercayai tanpa perlu merasa takut lagi jika Jasper akan keberatan nantinya. Mempercayai Jasper tanpa harus memandangnya sebagai orang lain.

BACK TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang