2

492 64 5
                                    

Seorang pria bersetelan hitam terlihat memasuki sebuah gedung pencakar langit. Wajah tampannya begitu bersinar, terlebih ketika dihiasi dengan senyuman ramah seperti saat ini.

Hingga tatapannya menemukan pria berwajah dingin yang berdiri tak jauh dari private lift miliknya.

Pria berwajah dingin tersebut sedikit membungkukan kepalanya, bermaksud member salam kepada sang atasan, "Morning, Sir."

Sedang sang atasan tersenyum melihatnya. "Morning, Jas. Kau ingat perjanjiannya bukan?"

"Absolutly yes, Sir." Masih dengan pandangan hormatnya.

Mendengar penuturan Jasper, ia hanya menggeleng pelan. Tangannya ia arahkan untuk menyentuh pelan bahu pria dihadapannya itu. "Jangan buat aku semakin tak nyaman, Jas."

Tanpa menunggu balasan Jasper, keduanya berjalan memasuki lift untuk menuju ruangan teratas. M President's Room.

"Schedule anda hari ini, meeting perancangan design interior untuk resort baru di Maldives, penandatanganan berkas kesepakatan dengan beberapa perusahan, dan juga makan malam dengan Mr. Yoshimura. Lebih rincinnya anda bisa tanyakan pada Nero." Ujar sang bawahan.

Namun hingga beberapa detik berlalu sang atasan tetap diam dengan pandangan yang lurus kedepan. Jasper mencoba memanggil nama sang atasan beberapa kali. Hingga ia mau tak mau menegur sang atasan dengan nada yang sedikit lebih keras.

"Mr. Alec! Can you here now?!"

Dengan cepat kesadaran pria yang disebut Alec itu kembali, dan mulai merespon seperti sebelumnya.

"Ah, I'm sorry Jas." ucap Alec tanpa rasa bersalahnya.

"Of course, Sir." jawab Jasper sekenanya. Khas seorang Jasper.

Lift perlahan terbuka, menampakkan lorong putih yang dihiasi dengan beberapa interior hitam.

"Lalu bagaimana dengan underground?" Keduanya berjalan menuju pintu besar diujung lorong.

"Sejauh ini berjalan lancar. Mengingat grafik pemesanan untuk barang baru semakin naik."

Alec mengangguk, "Kapan dikirm?"

"Tujuh minggu dari sekarang"

"Bisakah aku pergi kesana?" tanyanya.

"Of course, Sir."

Alec memutari meja kerjanya, dan menghempaskan tubuhnya dalam dekapan kursi kebesarannya.

"Berhentilah membuat ku muak dengan semua ini, Jas." perintah Alec.

Jasper yang mendengar hal tersebut hanya menatap sekilas Alec, "Of course!"

Mendengar nada bicara Jasper yang ketus, ia justru tersenyum lebar. "Kau memang menggemaskan, Jas."

Jasper yang tengah duduk tenang di atas single sofa ruangan Alec melirik datar pada sang atasan. "Kau membuat ku berfikir jika kau bosan dengan para wanita."

Mendengar penuturan Jasper, dahi mulus Alec tak tahan untuk tidak berkerut. Menandakan dirinya tengah serius berfikir. "Aku rasa juga begitu,"

Sontak jawaban Alec membuat air muka Jasper berubah, "I thought your head was troubled."

Alec kembali tertawa kencang, "Aku rasa bukan kepala ku yang bermasalah, tetapi sesuatu yang berada di sini yang bermasalah." ia meraba dadanya yang tengah berdetak cepat. "Jantung ku bahkan tidak pernah segila ini saat berhadapan dengan lubang senjata."

"Kau membuat ku benar-benar ingin memuntahkan sarapan ku."

"Kau tidak sopan sekali dengan atasan mu!" gerutu Alec.

BACK TO YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang