Sakura menyiapkan beberapa pakaian, berkas-berkas penting dan barang-barang pribadinya untuk di bawa ke Perth. Tidak terlalu banyak karena Sasuke bilang apartemennya strategis. Dekat dengan pusat kota dan Mall sehingga ia dan Sakura bisa berbelanja di sana tanpa repot membawa banyak barang dari sini.
"Sudah selesai?" Tanya lelaki itu menatap sang istri yang tengah mengikat rambut merah mudanya.
Sakura mengangguk. Ia kemudian menarik kopernya ke dekat pintu. "Kau tahu? Ini pertama kalinya aku ke luar negeri dan aku langsung menetap di sana."
"Hn. Setibanya di sana sepertinya aku akan langsung masuk kerja." Sasuke mendesah. "Kita tidak akan sempat honeymoon sepertinya."
"Tak apa, kita masih bisa menghabiskan liburan akhir pekan." Ucapnya sembari tersenyum lebar.
Sasuke ikut menarik sudut bibirnya keatas. Ia mengacak puncak kepala istrinya kemudian merangkul wanita itu menuruni tangga. "Kita harus sarapan dulu sebelum pergi. Ayah dan Ibu menunggu kita."
***
"Jaga dirimu baik-baik di sana ya."
Sakura mengangguk dan membalas pelukan Kushina. "Terima kasih banyak, aku belum sempat membalas kebaikan Paman dan Bibi. Aku juga sering merepotkan Bibi, Sakura minta maaf. Sakura pasti akan merindukan kalian."
Wanita bersurai merah itu mengelus punggumh Sakura. "Berkunjunglah kemari sayang. Rumah kami selalu terbuka untukmu."
Sakura mengangguk kemudian melepas pelukannya dan beralih pada lelaki di samping Kushina. Lelaki berambut kuning yang mendampinginya selama di upacara pernikahan dan sering bertingkah seperti Ayah kandungnya, Minato. "Terima kasih Paman, untuk semuanya." Ucapnya sembari memeluk sang Paman. Membiarkan lelaki itu mencium puncak rambutnya sayang.
"Jangan lupa untuk mengirimi kabar pada kami ya Sakura."
"Tentu aku tidak akan lupa."
"Ehem."
Mendengar dehaman yang cukup keras dari Naruto. Sakura terkekeh dan melepaskan pelukannya dari Minato. Ia segera berdiri di depan kakak sepupunya. "Bukannya kau masuk kerja? Kenapa kau datang?" Tanya Sakura sedikit menantang.
"Adik sialan!" Umpat Naruto yang kemudian menerjang tubuh gadis itu. "Semoga kau betah di sana. Kau menjadi beban di sini, jangan kembali lagi! Kau bodoh!" Lelaki itu terisak, membuat Sakura menenggelamkan wajah ke dadanya dan ikut menangis.
"Aku tidak bodoh, hiks... Kau yang bodoh!"
Melihat adegan penuh drama di depannya, membuat Hinata berdecak dan memutar bola matanya ke arah Sasuke. "Dia berkata seperti itu padahal dia sendiri yang merasa risau saat Sakura akan menikah dan memutuskan untuk tinggal di Australia."
"Hn. Suamimu sedikit bodoh memang." Sasuke ikut berkomentar.
"Semoga selamat sampai tujuan Sasuke. Jaga sepupuku baik-baik ya." Hinata menjulurkan tangannya yang dibalas jabatan tangan yang cukup tegas oleh Sasuke.
"Kabari kami kalau bayimu sudah lahir. Kami akan berkunjung."
"Tentu."
"Kak Hinata..." Panggil Sakura yang kemudian memeluk Hinata. Dia sudah menganggap wanita itu seperti kakak perempuannya sendiri. Dan Sakura kembali menangis.
"Jadilah istri yang baik, jangan cengeng," Wanita bermata perak itu melepas pelukannya dan mengelus perut Sakura yang masih datar. "Semoga cepat menyusul ya..."
Sakura mengangguk.
Emeraldnya beralih pada sepasang keluarga Uchiha. Sakura tersenyum dan memeluk mereka bergantian. Tidak terlalu banyak drama, karena setelah acara pernikahan kemarin Sasuke dan Sakura sempat tinggal di mansion Uchiha. Bersama mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost A Part Of You
Любовные романы"Sakura?" "Ya?" Sepasang onyx gelap itu membulat ketika seorang wanita bersurai merah muda membalikan tubuhnya dan tersenyum ke arahnya. "Maaf, anda memanggil saya?" Sakura bertanya kemudian melihat sekelilingnya dan tersadar kalau bunga kebanggaan...