8. Here, I'll Tell You My Story

4.2K 428 95
                                    

Sakura yang tengah memakai outer kesayangannya hanya mengerutkan alis ketika mendapati sebuah mobil sedan yang tampak asing terparkir di depan rumah. Sebelah kacanya dibuka dan seseorang dari dalam sana melambaikan tangan.

"Kita akan memakai mobil ini Izumi-san? Kenapa tidak pakai mobil Sasuke saja?" Tanya Sakura yang menghampiri mobil itu dan duduk di bangku penumpang.

Izumi hanya tertawa. "Mobil Sasuke terlalu mewah. Tidak cocok jika hanya dipakai berbelanja ke Mall."

Sakura ikut tertawa dan menganggukan kepalanya. "Ya, kau benar." Cicitnya.

Sakura memberi lambaian tangan pada Sarada dan Mebuki yang berada di teras rumah sebelum menutup kaca mobilnya. Hari ini dirinya dan Izumi akan pergi ke Mall. Berbelanja bahan kue, buku gambar baru untuk Sarada dan beberapa perlengkapan milik Izumi yang katanya sudah habis.

Sepanjang jalan mereka tidak banyak bicara, Izumi hanya sibuk menyetir dan Sakura asyik menatap jalanan yang agak ramai. Hingga di lampu merah, Sakura menatap heran Izumi yang sedari tadi memakai sarung tangan dan mengetuk-ngetuk stirnya.

Dia... Kenapa memakai sarung tangan?

.

"Kita mau ke mana?"

Sakura mengerutkan alis ketika mobil yang dikemudikan Izumi menepi di sebuah bangunan sepi dan toko-toko yang masih tutup. Ia menoleh ke arah Izumi yang melepas sabuk pengaman dan turun dari mobil sembari membawa dompet hitam dari dashboard.

"Aku ingin kopi, tunggu sebentar."

Sakura mengangguk. Selagi menunggu Izumi yang sedang membeli minuman, ia membuka kaca mobil dan menatap tempat sekitar yang sepi dengan bangunan-bangunan yang cukup kuno. Ya, berada di tempat sepi seperti ini terkadang membuatnya semacam dejavu.

Sebenarnya bukan dejavu. Ketika di Perth dulu, Sakura pernah diganggu oleh beberapa lelaki di tempat sepi seperti ini. Beruntung sang suami datang dan menyelamatkan dirinya meskipun harus berbaku hantam dengan gerombolan lelaki itu.

Wanita itu memejamkan mata. Ingatannya memang masih samar, tetapi Sasuke sering menceritakan kejadian itu berulang-ulang supaya dirinya lebih berhati-hati.

"Ini untukmu!"

Sakura sedikit terkejut mendapati Izumi yang telah masuk ke mobil dan menjulurkan satu cangkir minuman kopi di depannya. Gadis itu hanya tersenyum sembari meminum kopinya dan tak lama kembali melajukan mobilnya.

"Kopi di sini benar-benar enak. Kau harus mencobanya." Tunjuk Izumi pada gelas kopi di tangan Sakura.

"Ah benarkah?"

Sakura memutar gelas kertas minumannya yang tampak asing. Jujur saja sebenarnya ia tidak suka kopi, tetapi rasanya tidak enak jika menolak pemberian dari Izumi.

"Bagaimana?"

Sakura mengangguk dan menyesap minumannya sedikit-sedikit hingga habis. Rasanya aneh, terlebih Izumi memberi kopi panas pada cuaca yang cukup panas. "Rasanya enak. Terima kasih."

Bibir Izumi melengkung seketika, ia merasa senang jika Sakura menyukai kopi yang diberikannya. Kopi ringan semacam latte yang rasanya cenderung lebih manis.

"Kau mengantuk?"

Sakura mengerjap dan berusaha membuka kelopak matanya lebar-lebar, menahan rasa kantuk yang dengan kuat datang menghampirinya.

"Kalau kau mengantuk tak apa, aku bisa membangunkanmu jika sudah sampai nanti. Tidurlah."

Sakura meremas cangkir kertas yang telah habis dan matanya terpejam. Ada reaksi aneh yang terjadi di tubuhnya setelah ia meminum kopi tersebut. Dengan keringat yang banyak keluar dari pelipisnya ia mencoba untuk membuat dirinya tetap tersadar dan menoleh ke arah gadis di sampingnya.

Lost A Part Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang