3. A Piece of Memory

5.1K 567 57
                                    

"Pulanglah Sakura, kau bisa ke sini lagi besok pagi." Bujuk Kakashi yang berlutut di depannya mencoba membuatnya tenang.

"Ibuku masih kritis di dalam! Kau pikir bagaimana bisa aku pulang?" Bentak Sakura yang kembali menenggelamkan wajahnya. Membuat lelaki itu mundur beberapa langkah.

Beberapa orang di sana menggeleng setelah satu per satu dari mereka kalah beradu mulut dengan Sakura. Mereka lelah, wanita itu keras kepala sekali. Dia bersikukuh untuk tinggal di rumah sakit dan menangisi sang Ibu di depan ruangannya. Bahkan, dia lupa makan dan lupa putrinya yang tanpa dia tahu sudah tertidur lelap di ruangan Dokter Gaara.

"Aku titip dia ya Karin-san," Bisik lelaki bersurai perak sembari mengusap wajahnya kasar. "Aku ada perlu dengan para guru besok pagi dan akan kembali kemari besok siang."

Karin melirik Sakura dari lorong kemudian mengangguk. "Dia sedang kacau. Aku akan bicara padanya kalau dia sudah membaik nanti."

Lelaki itu sedikit tenang. "Sarada mana? Dia bisa tinggal di rumahku malam ini."

"Dia sudah tidur. Malam ini Sarada lebih baik tinggal di rumah Gaara, tidak terlalu jauh dari sini dan dia bisa bermain dengan putriku di sana."

Kakashi mengangguk menyadari anak pertama Karin yang juga salah satu murid di sekolahnya. "Oh, Shizuka ya?"

"Ya.. Mereka berteman dengan baik di sekolah."

"Baiklah kalau begitu, kau bisa mengabariku jika ada apa-apa dengan Sakura atau Sarada."

.

"Halo, Sasuke-san?"

Wajah lelaki itu tampak kacau dan kepalanya agak pusing. Dia hanya menjawab teleponnya dengan gumaman seperti biasa.

"Kau di mana? Natsumi bilang kau tiba-tiba pergi."

"Iya maaf, aku di rumah sakit."

"Ada apa? Kenapa kau di sana?"

"Ibu mertuaku mengalami kecelakaan."

"Tunggu. Ibu mertua?" Tanya Shikamaru dari seberang sana yang tampak heran.

"Aku menemukan Sakura."

Lelaki itu menaruh ponselnya ke samping, mengerutkan pelipisnya yang terasa pening dan mengabaikan panggilan Shikamaru yang memanggil namanya berkali-kali.

"Seharusnya aku tidak membiarkan Ibu pergi sendirian."

Lagi, Sasuke mendengar gumaman kecil disertai isakan yang sangat ia kenal dari balik tembok. Sejak tiba di rumah sakit wanita itu terus menangis, tangisannya tidak berubah sejak dulu dan hal itu sering membuat Sasuke ingin sekali memeluknya.

Dengan perlahan lelaki itu pergi ke sumber suara dan menemukan sang istri sedang duduk sendirian di bangku depan ruang ICU. Sasuke duduk di sampingnya, berusaha menahan diri untuk tidak melakukan hal yang mengejutkan Sakura. Lelaki itu menghela napasnya sejenak kemudian menyodorkan sebotol air mineral di depan wajah Sakura, wanita itu hanya menoleh dan mengambil air minumnya.

"Terima kasih."

Sakura hanya menjawab singkat, mata mereka sempat bertemu selama beberapa detik, tetapi wanita itu tidak memberi respon apapun. Hanya memberikan tatapan dingin seolah mereka ini adalah orang asing.

Bukan tatapan yang meneduhkan seperti dulu.

Sasuke masih duduk sebelahnya, dan kali ini bukan mimpi, ia benar-benar bertemu sang istri dan juga putri kesayangannya. Mereka masih hidup dan benar-benar sehat. Tetapi, perasaannya saat ini masih campur aduk, antara bahagia, sedih dan banyak lagi perasaan yang menumpuk tidak jelas di dadanya.

Lost A Part Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang