"Semoga lekas sembuh."
Sakura menyunggingkan senyum sembari memberikan satu plastik obat pada seorang pasien di loket obat.
Hari ini antrian pengambilan obat agak sepi, membuat Sakura sedikit lebih santai dan memilih untuk membereskan beberapa obat yang baru datang dari seorang sales tadi pagi.
"Sakura-san! Sakura-san!"
Langkah kaki yang terdengar berlarian dari luar membuat Sakura membuka sedikit pintu ruangan dan menatap heran perawat bersurai coklat yang kemudian menghampirinya.
"Ada apa?"
Wanita itu masih terengah-engah kemudian melanjutkan.
"Mebuki-san... Dia sudah sadar."
Raut wajah Sakura tampak kaget. Tanpa sengaja, dia menjatuhkan obatnya dan segera berlari ke arah ruangan di mana sang Ibu di rawat.
Sesampainya di kamar rawat Mebuki, Sakura membuka knop pintu perlahan, mendapati Dokter Gaara yang tengah memeriksa kondisi Ibunya. Langkah Sakura terasa berat, apalagi ketika dia sampai di samping ranjang dan mendapati senyuman dari sang Ibu untuknya.
"Ibu... Syukurlah."
Tubuh Sakura merosot dan dia menangis. Menggenggam tangan kurus sang Ibu dan menciumnya berkali-kali. "Aku tidak seharusnya membiarkan Ibu pergi sendiri waktu itu. Maaf bu."
"Ibumu baik-baik saja." Dokter itu membantu Sakura berdiri dan mengelus bahunya.
Mebuki hanya tersenyum dan meloloskan air matanya ke samping sembari masih menatap wajah cantik sang putri yang mungkin akan meninggalkan dia lagi.
Apakah Sasuke sudah bertemu dengannya?
Harta yang paling berharga untuknya saat ini adalah Sakura dan Sarada.
Haruskah dia melarikan diri dengan mereka dan memulai hidup baru di suatu tempat seperti dulu lagi?
Jika saja kondisi Mebuki bisa lebih kuat dari ini, mungkin jawabannya Iya. Dia akan membawa mereka pergi lagi.
.
"Apa tidak terasa sakit?"
Sakura terus memijit kaki Mebuki yang tidak memberikan respon apa-apa. Wanita itu hanya menggeleng sebagai jawaban, kakinya mati rasa.
Sakura mendesah dan menaruh beberapa bunga segar ke vas. "Tunggu sebentar ya bu." Pamit wanita itu kemudian pergi ke luar kamar menemui Karin yang tengah duduk di sebuah bangku besi.
"Kenapa wajahmu kusut begitu?" Tanya wanita bersurai merah yang menepuk bangku sebelahnya supaya Sakura duduk di sana.
"Aku hanya takut. Apa itu artinya Ibuku lumpuh Karin-san?" Tanyanya seraya duduk di samping wanita itu.
"Gaara bilang kemungkinannya Mebuki-san mengalami lumpuh sementara. Setelah benar-benar sembuh nanti dia bisa melakukan terapi."
"Oh... Begitu ya."
Sakura kembali mendesah dan sedikit merebahkan tubuhnya kemudian memejamkan mata. Semoga saja bukan penyakit yang serius. Biaya terapi biasanya tidak diklaim asuransi, belum lagi dia juga harus memikirkan biaya sekolah Sarada yang pasti menguras tabungannya nanti.
Sepertinya dia harus bekerja extra.
"Mama!"
Mata Sakura kembali membuka ketika mendengar suara putri kesayangannya. Melihat wajah Sarada yang tampak riang selalu membuat perasaannya lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost A Part Of You
Romansa"Sakura?" "Ya?" Sepasang onyx gelap itu membulat ketika seorang wanita bersurai merah muda membalikan tubuhnya dan tersenyum ke arahnya. "Maaf, anda memanggil saya?" Sakura bertanya kemudian melihat sekelilingnya dan tersadar kalau bunga kebanggaan...