2. Near

5K 626 102
                                    

"Jadi murid yang baik ya sayang."

Sakura melepaskan helm kecil berwarna coklat dari kepala Sarada. Tak lupa, dia sedikit menunduk dan mencium rambut putri kecilnya.

"Hn. Sarada sayang Mama." Ujar gadis itu sembari melingkarkan pelukannya ke leher Sakura.

"Mama juga, Sayang."

Dalam pelukan Sakura, dia mengedarkan pandangannya ke sekitar. Melihat beberapa teman-temannya yang juga baru sampai di sekolah. Kebanyakan dari mereka diantar menggunakan mobil mewah dan setelah turun dari mobil mereka juga saling berpelukan ...bersama Ayahnya.

Sakura melepas pelukannya dan memegang bahu kecil putrinya. "Mama akan menjemputmu nanti siang, ya?"

Sarada mengangguk. "Dah Mama!" Pamitnya kemudian pergi ke kelas beriringan dengan teman-temannya yang lain.

Sakura menyunggingkan senyum dan menaiki vespa putih miliknya. Ketika dia hendak memutarbalikan motornya, seorang lelaki bersurai perak berdiri di depan motornya seolah menghalaunya pergi. Menyadari itu, Sakura hanya tersenyum dan menyapa. "Selamat pagi, Kakashi-sensei."

Lelaki itu hanya tersenyum tipis. "Selamat pagi, Mama Sarada."

Menatap Kakashi yang tak kunjung pergi dari hadapannya, Sakura mematikan mesin motornya. "Ada yang ingin kau bicarakan? Aku harus pergi bekerja sekarang."

"Malam ini, kau ada acara?"

Sakura mengangkat bahu. "Rencananya malam ini aku akan memasak dengan Sarada. Mau bergabung?"

"Aku ingin mengajakmu makan malam berdua sebenarnya, tapi memasak dengan Sarada juga bukan ide yang buruk."

"Baiklah kita bisa saling berkabar nanti. Sampai jumpa nanti Kakashi-sensei."

***

"Semoga lekas sembuh ya..."

Wanita bersurai merah muda itu memberikan satu plastik obat dan tersenyum ramah seperti biasa.

"Terima kasih." Jawab pasien itu balas tersenyum dan berlalu.

"Hah... Meskipun hanya duduk, bekerja seperti ini ternyata melelahkan ya Sakura-san."

Sakura menyunggingkan senyum. "Ya, semua pekerjaan memiliki resiko. Aku pernah bekerja di toko kue, makanan cepat saji, toko buku, dan ya menurutku ini yang paling baik."

"Menjadi penjaga obat?"

"Ya.. Pekerjaan yang bisa memberiku banyak waktu senggang untuk Sarada kurasa yang terbaik."

"Ah ya, aku lupa kalau kau sudah mempunyai seorang putri, dia sudah besar lagi."

Sakura mengangguk. "Semuanya berjalan cepat, beberapa bulan lagi dia akan masuk sekolah dasar."

'Drrtt.. Drrttt..'

Mendengar ponselnya berdering di saku, dia segera mengambilnya dan menggeser tombol hijau. "Aku permisi sebentar," Pamitnya sambil berjalan beberapa langkah ke belakang. "Halo?"

"Selamat siang Ibu Sakura, maaf mengganggu. Apa kau bisa ke sekolah sekarang? Sarada... Sedang ada masalah."

Mata wanita itu membulat seketika. "Masalah?"

***

"Maaf Nyonya Sakura. Anakmu ini sudah mendorong anakku hingga terjatuh. Kau lihat kan lututnya terluka?"

Lost A Part Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang