Curiga

4.7K 378 18
                                    

Alana menarik tangan paksa ketika Alex menyeretnya keluar dari kantin saat dirinya makan bakso dengan nikmatnya.

"Sakit lex!"

Alex terdiam dan masih menyeretnya. Alana sadar Alex ganteng dan dilihat dari mukanya dia keturunan bule sama seperti Alvan dan Alvin lagi pula pasti tajir dan Alana risih sekali ketika para siswi sudah mulai bergosip tentangnya saat Alex menyeretnya saat ini dan kalau dilihat Alex menyeret Alana dengan tenang mereka seperti terlihat anak pacaran yang sedang bertengkar.

"Gila! Cantikan juga gua. Pasti caper tuh ke Alex mentang-mentang Alvan sama Alvin gak masuk"

Itu hanya satu dari sekian kata-kata dari setiap perempuan yang ada disekolah yang mengosipkan tentang dirinya. Alana lelah. Ia sudah tidak mau cari masalah lagi sudah cukup hari ini ia merasa membuat kesalahan ikut campur urusan Alvan dan Alvin kenapa Alex sekarang ikut ikutan?

Alex berhenti didepan sebuah ruangan seperti gudang. Alana terdiam saat Alex membukanya dan Alex masuk masih menyeret Alana kedalam. Pintunya ditutup membuat Alana memundurkan langkahnya kebelakang. Ia takut Alex macam-macam.

"tipe gua gak kayak lu. Sadar diri dong, cantik kagak! Sans aja gua gak akan macem-macem sama lu"

Walaupun begitu Alana masih was was terhadap Alex. Semua laki-laki itu sama saja. Mulut mereka mana bisa tidak berbohong sehari saja?

"Terus mau apa! Kasar banget jadi cowok! Sakit!" ucap Alana tajam sambil menatap Alex yang juga menatapnya. Tangan Alana mengosok-gosok pergelangan tanganya yang merah gara-gara cengkraman tangan Alex.

"lu tahu darimana Alvan sakit?"

Alana mengerutkan dahinya, hanya itu saja yang ditanyakan Alex? Kenapa sampai lebai sekali membawanya ke gudang?

"kan lu temennya? Kenapa gak tahu?"

Alex mengedus sebal "Kalau gua tahu ya gak akan mungkin gua tanya lu, dongo banget sih lu"

Alana melotot tajam "Enak aja!"

"ya udah jawab. Sekarang dimana Alvan sama Alvin? Kemaren gua kerumahnya kata satpamnya mereka gak ada dirumah"

Alana jadi was-was sendiri. Kenapa Alex sebegitu lebainya? Kenapa Alex menanyakan hal ini seolah-olah semua orang tidak boleh tahu? Buktinya Alex menyeret Alana sampai ke gudang, Alana jadi curiga sendiri.

"ya gua kan chating sama si Alvan" Alana menenggak ludahnya sendiri saat mengatakan itu. Jelas dia berbohong.

"Bohong!"

"ih ya udah kalo gak percaya"

Alex mengendus sebal dan masih menatap Alana mengitimidasi. Alana berusaha tidak gemetar Alana paham ada yang tidak beres dengan Alex. Apa Alex tipikal teman yang diam-diam menusuk temannya?

Alex menghela nafas dan seketika tatapan Alex melembut "salamin ke Alvan dan Alvin kalau ada apa-apa suruh mereka minta tolong ke gua"

Alana mengangguk perlahan. Alana sendiri bingung mau menanggapinya bagaimana yang jelas ia sadar ia terlampau ikut jauh dengan anak kembar itu bahkan hari ini sudah ada 2 salam yang harus dia sampaikan. Dari gurunya dan Alex.

Alana menatap Alex sudah menghilang dan pintu gudang terbuka. Alana menatap gudang yang lumayan menyeramkan tapi hidup Alana sudah berkeliling rumah sakit jadi dia sudah terbiasa melihat semua ini.

Alana bertekat ia sepulang sekolah ia harus kerumah sakit dan menyampaikan salam kepada sikembar berserta isi pesan yang dititipkan. Setelah itu Alana bertekat ia tidak akan ikut campur dengan apapun urusan Alvin dan Alvan. Alana bertekat bahwa ia harus rangking 1 dikenaikan kelas agar kelas 3 ibunya tidak perlu susah-susah mencari uang untuk sekolahnya. Alana bertekat dirinya tidak akan mencari masalah disini.

ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang