Chance 🌞 : 6

875 103 8
                                    

Selesai makan, mereka semua segera pergi dari ruang makan dan mengerjakan urusannya masing-masing. Di sana hanya tersisa Natasha yang sedang menyuci semua piring dan membereskan meja bekas mereka makan tadi.

Setelah selesai, ia pun segera pergi keluar dapur dan pergi ke ruang TV untuk bersantai sejenak di sofanya. Sesampainya di depan sofa, ia langsung mendaratkan bokongnya dan menyandarkan tubuhnya yang terasa berat. Ia memejamkan matanya dan memijit keningnya, kepalanya terasa pusing.

Tiba-tiba, sepasang tangan sedang memijit kedua bagian samping keningnya dari belakang sofa tempat ia duduk. Nat reflek membuka matanya kaget, ternyata itu Clint.

"What's going on?" Tanya Natasha pelan, bingung mengapa tiba-tiba Clint bersikap seperti ini. Ia membiarkan tangan Clint memijit dahinya yang terasa enak baginya.

"Nothing, hanya mau membantu sahabatku saja."
Jawab Clint sambil terkekeh tapi matanya menyiratkan kebalikannya.

"Don't lie, i know you." Ucap Natasha, ia sangat mengenal sahabatnya. Ia lalu menepuk-nepuk tempat di sampingnya, menyuruh Clint untuk duduk di sampingnya. Clint meloncati senderan sofa dan segera duduk di samping wanita itu.

Masih bersandar, Natasha memiringkan tubuhnya menghadap Clint, menatap sahabatnya itu.

"I miss them." Ucap Clint dengan suara parau. Memang, Clint sudah menikah dan mempunyai 2 anak yang masih kecil, tetapi yang tahu hanya Natasha, ia sengaja merahasiakannya dari anggota lainnya.

"Go home." Ucap Natasha serius. Tatapannya yang teduh selalu dapat membuat hati Clint menghangat. Pria itu tersenyum pedih.

"How about you?" Ucap Clint sambil menggenggam tangan Natasha, ia mengkhawatir-kan wanita itu.

"There are Steve, Tony, and Pepper. Don't worry about me." Ucap Natasha sambil mengelus tangan Clint. Pria itu lalu menunduk, air mata mulai keluar dari kelopak matanya. Ia rindu keluarganya, tetapi ia juga mengkhawatirkan Natasha. Membuat hatinya bimbang dan terasa sangat sakit.

Natasha yang melihat itu lalu menaikan dagu Clint dengan tangannya supaya dapat menatap wanita itu. Kedua tangannya memegang pelan kedua bahu Clint.

"It's okay." Ujarnya dengan sangat yakin sambil tersenyum. Clint menarik tangan Natasha lalu memeluknya erat. Ia menangis dalam dekapan Natasha. Sedangkan wanita itu memeluknya balik sambil mengusap punggungnya, menyalurkan ketenangan.

"Thank you." Bisik Clint yang diangguki oleh Natasha. Setelah lama berpelukan, Clint melepaskan pelukan itu namun kedua tangannya masih berada di bahu Natasha.

"Udah ya, senyum dong." Ujar Natasha tersenyum sambil menaikan kedua pipi Clint dengan kedua jari telunjuknya, membentuk senyum di bibir Clint.

Clint hanya tertawa, ia lalu tersenyum membuat Natasha senang.

"Nah, gitu dong." Ujar wanita itu.

"Everything for you." Ujar Clint lalu mencium pipi Natasha. Bagi mereka itu sudah biasa, itu adalah cara mereka menyalurkan kasih sayang antar keduanya.

Natasha tersenyum kemudian mencium balik pipi Clint. Pria itu lalu melepaskan tangannya dari bahu Natasha, ia meletakkan kepala Natasha di atas pahanya lalu mulai memijit kening Natasha.

"Aku pergi ya, Nat." Suara berat pria terdengar. Mereka berdua segera menoleh ke sumber suara, ternyata ada Steve di situ yang sudah bersiap untuk pergi.

Steve melangkah mendekati mereka berdua. Tangannya bergerak menyentuh dahi Natasha.

"Sudah tidak terlalu panas, kok." Ujarnya sambil menatap Natasha.

Chance - RomanogersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang