Chance 🌞 : 11

785 95 9
                                    

"Nat?" Panggil Tony ketika melihat wanita itu baru saja meletakan bokongnya di atas sofa di sebelah Tony. Sekarang sudah pukul 17.00, para Avengers sudah mandi dan sekarang semuanya berkumpul di ruang keluarga mereka, menonton berita di sana.

"Hm?" Jawab Natasha dengan dehemannya, sedangkan Tony mengerutkan dahinya. Mata Natasha terlihat agak bengkak dan hidungnya merah, seperti habis menangis.

"Are you crying?" Pertanyaan pria itu membuat semua orang yang tadi tak terlalu memperduli-kan kehadiran Natasha sekarang malah menatap ke arah mereka berdua, apalagi seorang pria yang menatapnya penuh rasa bersalah.

"Ah, tidak. Ini hanya alergi tadi, mungkin setelah dari taman tadi, aku terkena sesuatu." Kata wanita itu gugup karena berbohong, dan semua orang di sana pun tahu kalau wanita itu sedang berbohong. Maka dari itu, mereka pun memutuskan untuk berpura-pura tidak peduli.

Steve diam-diam memperhatikan wanita yang sedang menonton TV itu dari jauh. Duduk mereka lumayan berjauhan, karenanya Steve hanya bisa memperhatikan dari samping. Pria itu sangat rindu senyumannya, tingkah konyolnya, dan wajah kesalnya bila diganggu olehnya.

Wanita itu mengedarkan pandangannya saat acara TV iklan, tak sengaja matanya bertemu dengan milik pria yang sedari tadi memerhatikannya. Entah apa yang menghipnotis pria itu, matanya terpaku saat melihat mata indah wanita itu, seperti tidak bisa dialihkan. Namun lamunannya terbuyar saat wanita itu memutuskan kontak mata dengan cepat.

Natasha kembali menolehkan pandangan ke arah TV, tatapannya dingin sekarang. Untuk apa pria yang mengacuhkan dirinya masih memperhatikannya. Ia tidak habis pikir. Karena tak nyaman, wanita itu pun akhirnya meninggalkan ruangan.

"Mau kemana?" Tanya Bruce kepada Natasha.

"Ke ruang latihan, kau mau ikut?" Tanya Natasha sambil tersenyum dibalas anggukan pria itu.

"Baiklah, siap-siap dulu sana." Ujar wanita itu lalu meninggalkan Bruce dan para pria ke kamarnya untuk siap-siap.

🎇

Entah sudah berapa peluru yang ditembakkan dari pistol yang dipegangnya, entah berapa pula cadangan peluru yang dihabiskannya. Sudah dua jam dan sedari tadi wanita itu tak berpaling dari kegiatannya ini. Wanita itu benar-benar butuh pelampiasan untuk emosinya saat ini. Sebenarnya apa sih yang diinginkan pria itu? Ia sama sekali tak mengerti.

Bruce menatap wanita itu. Segitukah fokusnya dia sampai lupa kehadirannya. Bruce sudah selesai nge-gym setengah jam lalu, ia pun sudah mandi dan ganti baju. Memang, aneh sekali mereka latihan malam-malam begini.

Pria itu terus memandang wanita itu. Memang, daya tarik wanita ini sangat kuat sehingga dapat membekukan siapa pun yang melihatnya. Wanita tangguh, cantik, dan kuat. Siapa pria yang tidak jatuh cinta? Bahkan sepertinya dia bisa membuat para wanita menjadi lesbian.

"Apa tidak lelah sedari tadi kau menatapku seperti itu?" Tanya Natasha sembari terus menarik pelatuk, membuat Bruce salah tingkah.

"Uhm, t-tidak. Aku hanya bosan. Bagaimana kalau sehabis ini kita ke café yang ada di ujung blok? Aku sangat ingin mencobanya dan akan terasa lebih baik kalau bersamamu." Ucap pria itu yang awalnya gugup tetapi berhasil mengatasinya.

"Baiklah, sebentar lagi." Kata wanita itu. Tak lama kemudian ia pun selesai dan segera membersihkan dirinya.

🎇

Mereka sudah sampai di café beberapa menit lalu dan memutuskan duduk di atas dan pojok, spot paling enak karena dapat melihat suasana kota dan angin malam hari. Mereka memilih di tempat indoor.

Chance - RomanogersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang