Sudah dua tahun sejak kejadian itu, Natasha dan Steve menjadi sahabat yang sangat dekat bagaikan lem dan kertas. Bagi orang lain, kedekatan keduanya sudah tidak seperti sahabat lagi, tetapi bagaikan sepasang kekasih. Teman-teman mereka yang gemas mereka pun meng-ship mereka agar menjadi sepasang kekasih, apalagi Tony. Ia yang sekarang bersama Pepper sudah tobat dari karir playboy-nya dulu. Tony adalah orang yang paling gemas terhadap mereka berdua. Ia menjadi ketua geng shipper Romanogers (Romanoff-Rogers). Berbagai cara sudah ia lakukan untuk menyatukan mereka, tetapi Natasha dan Steve hanya mengacuhkannya dan mereka tetep kekeuh dengan status sahabat - atau mungkin hanya Natasha yang merasa seperti itu.
Seperti yang kalian tebak, Steve sudah mulai menyukai Natasha, tetapi bahkan pria itu tidak menyadarinya. Rasanya cemburu harus melihatnya bersama pria lain (meski hanya berpura-pura dalam kelancaran misi mereka), atau saat Natasha pergi sendirian untuk menjalankan misi di tempat yang jauh dalam waktu yang lama atau saat Natasha menghilang dari jangkauan Steve padahal ia hanya melaksanakan misi mendadak sebentar. Steve pasti khawatir dan selalu mencarinya kemana-mana. Rasanya ia tidak bisa jauh dari Natasha walau hanya 1 jam saja.
Teman-temannya pun awalnya bingung kenapa Steve bersikap seperti itu tetapi Steve selalu berkata,
"Wajarlah, sebagai sahabatnya aku kan pasti khawatir. Apalagi aku seorang pria, pasti naluri untuk menjaga seorang perempuan itu besar."
Tapi sebenarnya Steve tidak terlalu acuh. Ia hanya yakin bahwa ini hanyalah rasa yang akan dimiliki semua pria yang mempunyai sahabat wanita. Dan rasa cemburu serta lehilangan itu muncul karena ia sudah sering dekat dengannya, maka dari itu Steve tidak mau ambil repot.
Bagaimana dengan Peggy? Tentu Steve masih sering mengunjungi Peggy tua di rumah sakit. Steve masih merawat dan menjaganya. Hutang dansanya terhadap Peggy tidak bisa ia jalankan karena tubuh Peggy yang sudah renta sehingga rentan cedera. Hati Steve memang masih ada untuk Peggy, mungkin 90% hatinya. Sedangkan,10% tertuju pada Natasha. Masih sekecil itu tetapi cukup berpengaruh bagi Steve. Ya, memang selalu sulit bukan untuk melupakan cinta pertama?
🎇
Sore ini, para Avengers sedang bersantai di ruang tengah sambil menonton TV. Di sana ada Steve, Tony, Pepper, dan Clint. Thor sedang kembali ke Asgard untuk mengunjungi ayahnya dan tentu saja saudara tirinya- Loki, Bruce kembali ke India untuk menjadi dokter yang akan menolong orang-orang sakit yang miskin di sana. Sedangkan Natasha sedang menjalankan sebuah misi bersama Fury. Tadinya, Steve sudah meminta dirinya untuk menggantikan Natasha atau paling tidak ikut serta untuk memastikan gadis itu baik-baik saja.
Namun dengan keras dan tegas Fury menolak. Sempat panjang mereka berdebat sampai-sampai Natasha yang sudah tidak tahan pun memberhentikan mereka.
"Come on Nick, ijinkan aku ikut bersama kalian." Ujar Steve.
"Tidak Steve, sebagai seorang Captain, kau harus menjaga anggotamu di sini." Tegas Nick.
"Tapi Nat adalah anggotaku juga bukan?" Sahut Steve sewot. Ia benar-benar ingin melindungi Natasha.
"Kubilang yang di sini, Rogers, yang di rumah ini!Natasha akan aman bersamaku." Sahut Nick semakin keras.
"Tetapi Nick-" ucapan Steve terpotong oleh selaan Natasha.
"Sudahlah Steve, tak apa. Aku akan aman bersama Nick." Ujar Natasha lembut dan sabar. Steve menatap mata Natasha seolah berkata, 'Kau yakin?' Lalu Natasha pun mengangguk sambil tersenyum. Senyuman manis itu mampu membuat Steve luluh.
"Baiklah, jaga dia yang benar Nick! Awas saja sampai ada lecet si tubuhnya, akan kubunuh kau!" Ucap Steve sambil menatap tajam Fury. Ia pun hanya tertawa menggoda Steve sambil meng-iyakan.
Setelah itu mereka pun berangkat untuk menjalankan misi.
Sudah 4 jam sejak mereka pergi, tetapi Natasha belum juga kembali, membuat Steve khawatir, tetapi sebisa mungkin ia menyembuyikannya dari sahabat-sahabatnya.
Steve yang semakin khawatir pun membutuhkan sesuatu untuk menetralkan degup jantungnya. Ia memutuskan untuk meminum air es.
Ia beranjak dari duduknya dan berjalan ke dapur. Di dapur, ia mendengar dentingan piring yang seolah bertabrabrakan dengan garpu, sendok, pisau, dan semacamnya. Ia pun merasa ada penyusup, ia mengendap-endap ke dapur. Melihat seorang berdiri yang memakai hoodie hitam dengan kepalanya yang diselimuti tudungnya sedang membelakangi Steve. Ia seperti sedang membuat sesuatu di meja makan.
Steve diam-diam mendekati orang tersebut lalu memiting lehernya. Seketika, orang tersebut menjatuhkan pisaunya, meraih lengan Steve lalu dengan sekali hentakan membanting Steve ke lantai. Orang itu membuka tudungnya dan ternyata itu adalah Natasha.
Steve yang masih kesakitan pun kaget. "Oh, hei Nat!" Ujar Steve dengan senyumnya. Ia lega, setidaknya Natasha sudah pulang.
"Astaga, Steve! Kau membuatku kaget." Ujar Nat dengan muka paniknya yang lucu di mata Steve.
"Aku mengkhawatirkanmu seharian dan ini balasanmu padaku, huh?" Ujar Steve sambil menunjukkan muka khawatir yang ia buat-buat. Ia pun beranjak berdiri.
"Enggak Steve, astaga. Kau tahu refleks, kan? Salah siapa kau mengagetkanku?" Tanya Natasha sambil menatapnya dengan penuh rasa bersalah.
"Enggak Nat, astaga. Kau tahu waspada, kan? Tadi tuh, aku lagi mau ke dapur, terus aku dengar suara dentingan piring. Ku pikir itu pencuri." Ucap Steve menirukan gaya Natasha, membuat wanita itu tertawa.
"Kau tidak apa-apa, kan?" Tanya Nat khwatir. Ia takut membanting Steve terlalu keras.
"Tidak, Nat. Siniku sakit." Ujar Steve lucu sambil menunjuk punggungnya. Nat hanya tertawa dan melangkah mendekati Steve. "Astaga, kasian sekali. Maafin aku ya, Punggung." Ujar Natasha sambil mengelus punggung Steve. Perlakuan seperti itu mampu membuat jantung Steve berdegup cepat.
"Apa yang kau buat, Nat?" Tanya Steve mengalihkan topik, menetralkan degup jantungnya. "Oh, ini sandwich selai kacang. Kau mau, Steve? Biar ku buatkan sekalian?" Tanya Natasha sambil mengoles selai kacang ke satu sisi roti.
"Oh tidak usah, tidak apa." Ujar Steve sambil menuangkan air dingin ke gelas, lalu meneguknya.
"Ngomong-ngomong, kapan kau pulang?" Tanya Steve. "Tadi." Jawab Natasha seadanya.
"Baiklah kalau begitu, aku duluan ya." Ujar Steve lalu melangkah ke ruang TV dan bergabung bersama teman-temannya. Sedangkan Natasha hanya mengangguk.
Tak butuh waktu lama, sandwichnya sudah jadi. Setelah mencuci dan merapihkan peralatan, Nat bergabung bersama sahabat-sahabatnya di ruang TV. Steve yang melihat Natasha langsung menggeser tempatnya, memberi ruang untuk Natasha duduk. Tetapi di luar perkiraan, Natasha memilih duduk di samping Clint. Ia menyandarkan kepalanya di dada Clint. Clint yang melihat itu pun merangkul Natasha sambil mengelus pucuk kepala Natasha sesekali. Mereka sesekali tertawa karena acara yang lucu. Terlalu asik dalam dunia mereka, menghiraukan sekitar mereka, bahkan Steve yang sedari tadi menatap mereka parau sambil menahan sakit di hatinya. Ayolah, pria itu sudah menggeser tempatnya yang sudah nyaman hanya untuk wanita itu. 'Ayolah hati, apa yang terjadi denganmu?' Batinnya. Ia kesal karena hatinya yang tiba-tiba terasa seperti dicubit.
-1 : end🌞.
Halo-haloo, saya kembali dengan upload berikutnya! Semoga suka ya, maaf kalo banyak typo. Salam Romanogers! 🙌😉 Peace out! ✌🤙.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance - Romanogers
FanficNatalia Alianovna Romanova alias Natasha Romanoff. Seorang agen wanita tangguh dan pemberani dari S.H.I.E.L.D. yang dikenal sebagai Black Widow. Ia lahir dan didik dengan keras oleh sebuah Yayasan di Rusia, membuatnya menjadi mata-mata yang dipaksa...