Chance 🌞 : Prologue

2.1K 163 27
                                    

Seorang pria dan wanita berjalan beriringan menuju markas S.H.I.E.L.D, sebuah organisasi yang diciptakan dan bertujuan untuk melindungi umat manusia. Organisasi ini beroperasi dengan sebagian besar anggotanya adalah mata-mata.

"Masuklah, ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu." Ujar Nick, salah satu anggota dewan S.H.I.E.L.D kepada wanita di sebelahnya. Mereka berdua masuk ke dalam ruangan diskusi, tempat biasanya meeting para dewan diadakan. Di dalam sana, terdapat seorang pria yang memakai kemeja biru kotak-kotak biru putih dibalut dengan jaket kulit berwarna cokelat tua dan celana jeans panjang. Ia sudah pulih dalam beberapa minggu perawatan karena baru saja mencair dari es yang membuatnya tertidur lebih dari 70 tahun.

"Steve, kenalkan. Dia Natasha Romanoff, panggil saja Nat. Ia yang akan membimbingmu dan menjadi partnermu dalam bertugas nanti." Nick memperkenalkan mereka berdua. Nat menjabat tangan Steve.

"Hi, Steve." Sapanya dengan senyuman khasnya yang anggun.

"Hi, Nat." Jawab Steve dengan senyuman manisnya, sejenak ia terpaku oleh mata emerald indah milik Natasha. Senyumnya yang anggun, hidung mancung, dan bibir yang manis. Sangat sempurna di mata siapa pun yang melihatnya. Mereka menurunkan tangan mereka.

Suara ringtone handphone milik Nick berbunyi, ada panggilan suara.

"Maaf aku harus menjawab ini, kalian di sini dan mengobrol lah. Aku akan kembali nanti." Ujar Nick sambil bergegas keluar ruangan untuk menjawab telphonenya.

Suasana canggung tercipta di ruangan itu. Steve dan Natasha memutuskan untuk duduk di berhadapan. Nat mengeluarkan ponselnya, sedangkan Steve berdiam, mencari topik pembicaraan untuk memecah suasana hening ini.

"Jadi, bagaimana rasanya terbangun setelah membeku selama lebih dari 70 tahun di dalam es?" Pertanyaan Natasha memecah keheningan, Steve pun segera sadar dari lamunannya.

"Ya seperti itu, pertama kali aku bingung dan kaget karena keadaannya benar-benar sangat berbeda. Sesaat sebelum aku sadar, kilasan-kilasan peristiwa sebelum pesawatku jatuh terputar dalam benakku." Ujar Steve sambil mengingat-ingat. Sedangkan Natasha hanya menggangguk-angguk mendengar penjelasan dari Steve.

"Oh iya, kau ini adalah Black Widow kan? Mata-mata terkenal Rusia itu?" Ujar Steve penuh semangat. Ia mengetahuinya karena sudah mendengar dari Nick.

Natasha terbahak, ekspresi Steve sangat lucu saat itu. Tampak seperti anak kecil. "Iya, itu benar. Sebegitu terkenalnya kah aku? Sampai pria tua seperti mu mengetahuinya?" Ujar Natasha dengan ekspresi agak meledek. Iya, soalnya kalau dihitung-hitung, umur Steve sekarang sudah 100 tahun. Steve hanya cemberut, wajahnya ia tekuk sehingga benar-benar terlihat seperti bocah sekarang.

"Hei, walaupun umurku sudah 100 tahun, aku tetap awet muda, lho! Lihat saja, aku masih tampan dan badanku juga masih segar. Bahkan uban saja belum tumbuh di rambut cetarku ini, hahaha." Steve tampak membanggakan dirinya, sedangkan Natasha hanya memutar bola matanya. Memang benar sih pernyataan itu.

"Baiklah, terserah kau saja. Dasar pria tua." Natasha mengeluarkan lidahnya, menunjukkan ekspersi meledek.

Keduanya asik berbincang, bergurau, dan bercanda ria bersama. Pendekatan yang cukup cepat, bukan? Serasa seolah mereka adalah sahabat yang sudah lama. Tidak ada lagi ada rasa stranger terhadap keduanya. Secepat itu mereka akrab, padahal mereka baru bertemu. Mereka mulai tidak sungkan terhadap satu sama lain. Sudah tidak ada lagi yang jaim. Ya, hal tersebut terjadi saat itu juga, hari pertama mereka berjumpa. Bahkan hal itu tidak lebih dari 10 menit lalu, saat mereka pertama kali bertemu.

"What do you want us to be?" Tanya Nat tiba-tiba. Steve lalu berpikir.

"How about friend? I think that's the best option for us." Jawab Steve.

"I like that." Ucap Nat sambil tersenyum lebar. Mereka lalu memulai obrolan lagi dan mem-bahas topik yang lain.

🎇

"Are you sure about this?" Tanya seorang wanita.

"Yes, why not? Anyway, everyone deserves a chance, right?" Ujar seorang pria sambil tersenyum puas melihat dua sejoli yang sedang bergurau di suatu ruangan.

-prologue : end🌞.

Hai gais, jadi di sini saya membuat karya lagi, yey! Kali ini agak berbeda karena genrenya fanfic nih gais.

Setelah nonton Endgame, jiwa Romanogers saya yang sejak 5 tahun lalu telah mati kini hidup lagi, ditambah membaca banyak cerita tentang mereka di Wattpad ini membangkit-kan ide saya dan memberikan inspirasi (aku berharap salah satu dari penulis Romanogers yang aku baca membaca karyaku juga, Amin!). Terimakasih untuk inspirasi dari kalian🙋‍♂️🙏. Jadi kalo Marvel gamau bikin soal mereka, mari kita berkarya sendiri!

Ini mon maap yak prolognya gajelas, mon maap juga kalo banyak typo. Agak-agak bingung aku tu kalo awal-awal hehe.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian, ya! Salam Romanogers! 😉 Peace out! ✌🤙

Chance - RomanogersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang