Steve duduk di tepi kasurnya lalu mengusap wajahnya gusar. Wajahnya merah menahan emosi. Ia sebenarnya tidak tega melakukan itu pada Natasha, tetapi ucapan Peggy terus terngiang di kepalanya. Sebenarnya ia menjauhi Natasha karena lambat laun ia mulai sadar kalau sudah menyukai wanita itu, namun ia tidak mau rasa itu bertambah besar sehingga kata-katanya kepada Peggy bahwa ia tidak akan move on pun hanyalah sebuah angin lewat saja. Tentu bukan pria sejati yang tidak bisa menepati kata-katanya.
Steve memegang dadanya dan mengepalkan tangannya kuat di sana. Wajah sedih Natasha terus saja terbayang olehnya. Ia tidak pernah merasa seburuk dan sejahat ini. Ia juga sebenar-nya merindukan momen-momen bersama wanita itu. Ia ingin hubungannya kembali membaik tetapi gengsi untuk meminta maaf. Ia juga merasa bahwa sudah tidak pantas berteman atau berhubungan dengan Natasha setelah apa yang sudah ia lakukan padanya.
Sejak seminggu lalu, Natasha selalu menyapanya. Walau hanya dibalas tatapan dingin olehnya, wanita itu tidak menyerah, ia tetap melakukan-nya berulang kali sampai tadi adalah puncaknya. Sehabis ini pasti wanita itu tidak akan mengganggunya lagi sama sekali. Katakan saja dirinya bodoh karena memang itulah kenyataan-nya.
Pria itu beranjak dari duduknya, ia mengganti baju polonya menjadi kaos oblong lalu mengambil tas olahraganya dan botol minumnya di atas nakas. Ia melangkah ke dapur untuk mengisi botol minumnya. Saat sudah selesai dan akan meninggalkan Avengers Tower, ia berpapasan dengan Clint yang ternyata sedang menatapnya sinis.
Natasha pasti sudah menceritakan semuanya dan pasti ia akan mulai dimusuhi oleh rekan-rekan sahabatnya yang lain. Apalagi Clint, sahabat Natasha yang sudah menganggap wanita itu bagaikan adiknya sendiri yang harus dilindunginya. Pasti kalau ada yang menyakiti Natasha, dialah yang akan maju pertama untuk menghabisi orang tersebut.
Setelah bertatapan selama beberapa detik, Rogers pun akhirnya berlalu lebih dulu meninggalkan Clint yang masih menatapnya sinis.
"Jujur, aku menyesal telah menitipkannya padamu. Well, thank you for hurt her." Ucap Clint dingin lalu pergi, sedangkan Steve masih termangu di tempatnya.
🎇
Dug, dug.
Steve terus menonjok samsak yang ada di depannya. Makin lama kekuatan bogemannya makin kuat karena emosinya yang makin tersulut. Ia berada di ruang latihan sendirian sekarang. Sedari tadi ia terus terbayang dengan wajah tangis Natasha, sapaan Natasha yang selalu ia abaikan atau saat membalasnya dingin, wajah kecewa wanita itu, dan akhirnya ucapan menusuk dari Clint. Steve sangat membenci dirinya sekarang. Mungkin saja Natasha tidak akan menyapanya mulai sekarang, mungkin ia tidak akan bisa memeluk wanita itu sebelum tidur lagi, mungkin ia tidak akan bisa tertawa bersamanya dan menggodanya lagi.
Ah, Steve sangat kecewa. Ia tidak bisa lagi disebut sebagai pria sejati setelah apa yang dilakukannya hari ini. Benarkan, wanita itu mulai menyelimuti pikirannya, terus mengisinya hingga dapat menyingkirkan semua perkataan Peggy yang membuatnya marah saat itu. Ia pun sekarang heran sendiri, hanya karena satu wanita dari masa lalu dapat merusak masa depannya dengan wanita lain. Lagi-lagi Steve kesal, mengapa ia bodoh sekali? Steve yakin, dirinya memang sudah menyukai Natasha.
"How can you have my heart so quickly? Damn, i hate you Natasha." Gumamnya.
Samsak tersebut terus dipukulinya dengan kuat hingga akhirnya terlepas dari tempatnya dan terlempar agak jauh sehingga kain pembungkus-nya pun robek dan isinya berserakan di lantai.
Pria itu terdiam sejenak sambil berkacak pinggang. Nafasnya terengah-engah, kegiatan tadi cukup menguras tenaganya. Ia melangkah menuju tasnya lalu mengambil botol minumnya dan sebuah handuk kecil yang lalu diletakannya di sekitar lehernya. Pria itu membuka botol minumnya lalu meneguk isinya sampai habis hingga memusnahkan dahaganya.
Kaos oblong yang ia pakai pun ia buka. Sungguh gerah sekarang. Ia mengelap badannya yang basah oleh keringat. Setelah kering, ia pun memakai kaos lain yang ia bawa sebagai ganti.
Steve melihat sekitar lalu menemukan seorang wanita yang berada di dekat pintu masuk. Steve mengernyitkan dahinya sembari menyipitkan matanya supaya penglihatannya semakin jelas. Wanita itu berjalan pelan mendekatinya sambil tersenyum.
"Sharon?" Ucap Steve pelan kepada wanita itu.
"Hai, Steve." Balasnya sambil melambaikan satu tangannya.
"What are you doing here?" Tanya Steve sambil tersenyum kikuk, saat ini hanya ada mereka berdua di sini dan keadaan itu cukup membuat canggung.
Wanita itu mendekati Steve lalu tiba-tiba mencium pipi pria itu, tepat di mana Natasha pernah mencium pipinya dulu. Steve kaget, benar-benar kaget sedangkan wanita itu hanya menatapnya sambil tersenyum manis.
"For this. I just want to say thank you." Kata wanita itu membuat Steve mengernyitkan dahinya.
"Thank you for?" Tanyanya lagi.
"Everything." Jawabnya. Mereka pun terus mengobrol di ruangan itu, sembari bercanda tawa.
Tanpa mereka ketahui, sepasang mata sedari tadi melihat hal tersebut dengan tatapan yang dingin.
🎇
Natasha yang sedari tadi menangis akhirnya merasa lelah juga. Ia membutuhkan sesuatu untuk melampiaskannya. Tangannya sedari tadi sudah gatal untuk membogem. Ia pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke ruang latihan.
Ia beranjak dari duduknya lalu pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya. Ia lalu mengganti kaos yang ia pakai dengan tanktop hitam yang selalu ia pakai sewaktu latihan. Ia membalit tubuhnya yang terekspos dengan jaket abu-abu belang hitam dan ia padukan dengan celana training warna merah dan garis putih di sampingnya. Natasha mengambil botol minum dan handuknya lalu bergegas ke sana.
"Where are you going?" Tanya seseorang, Natasha berbalik dan menemukan Clint. Pria itu memandanginya dengan raut wajah khawatir.
"Refreshing." Ucap wanita itu sambil terkekeh yang terkesan dipaksakan. Clint hanya mengangguk dan wanita itu segera pergi meninggalkannya.
Ruang latihan berada di lantai 5. Ia pun memutuskan untuk menggunakan lift. Saat berada di loby lantai 5, ia melihat seorang wanita yang pernah dilihatnya seminggu lalu saat misi melawan Hydra. Wanita itu berjalan agak jauh di depannya dan sepertinya akan mengarah ke ruang latihan juga.
"What's she doing here?" Gumamnya pelan. Avengers Tower memang memiliki banyak karyawan utusan S.H.I.E.L.D untuk bekerja di sana. Tetapi untuk wanita itu, entah mengapa agak aneh bagi Natasha melihatnya di sini. Lagipula jika untuk latihan, bukankah tidak hanya di Avengers Tower? Karena ruang-ruang tertentu di sini dikhususkan untuk anggota Avengers pribadi saja, termasuk tuang latihan ini.
Ia berjalan pelan tak memperdulikan kehadiran wanita itu sambil membalas sapaan dari karyawan yang melewatinya. Namun langkahnya terhenti saat melihat pemandangan yang berada di ruang latihan. Wanita yang ia lihat tadi mencium pipi Steve. Entah mengapa hatinya merasa tercubit, ia mengepalkan tangannya kuat untuk menahan itu.
Sebelum melihat lebih banyak yang pasti membuat hatinya lebih sakit, Natasha akhirnya memutuskan untuk pergi dari sana dan akan mampir ke taman untuk benar-benar menyegar-kan pikirannya.
-chance 9 : end🌞.
Hai manteman i'm back with this cringe story, ehe. Ya ya ya, aku tau kalo part ini paling gajelas dan tergajelas sedunia. Pecayalah, ide ku lagi mentok banget ini ✌. Percayalah, siapin mental kalian buat beberapa part kedepan ya, soalnya keknya bakalan seru ni HAHAHA. Maap aku baru bisa balik geng, ini tu baru abis vekesion, hehe.
Well, that's it. Maap banyak typo maap gajelas banget jalan ceritanya. Maklum, sama-sama belajar kan hehehe. Okeoke, enjoy the story. Salam Romanogers! 😉🙌 Peace Out! ✌🤙.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance - Romanogers
Fiksi PenggemarNatalia Alianovna Romanova alias Natasha Romanoff. Seorang agen wanita tangguh dan pemberani dari S.H.I.E.L.D. yang dikenal sebagai Black Widow. Ia lahir dan didik dengan keras oleh sebuah Yayasan di Rusia, membuatnya menjadi mata-mata yang dipaksa...