Warning : 15+
⚠️
Seharian sudah tanpa lelah, mereka bermain di taman wahana itu. Natasha juga sudah pulih dari 'penyakit shock pertama kalinya' itu.
Mereka berdua duduk di hamparan pasir di tepi pantai. Sepulang dari taman wahana tadi Steve memang mengajak Natasha ke salah pantai di San Diego, membiarkan diri dan pikiran mereka untuk rileks dan bersantai dengan menikmati indahnya hamparan laut luas. Kebetulan pula hari ini pantai hanya ada sedikit pengunjung, jadi suasana juga lumayan tenang.
Natasha menutup matanya saat tiupan angin membelai kulit wajahnya. Sangat nyaman dan tenang, itulah yang dirasakannya. Melihat langit oranye sore karena matahari hampir tenggelam dengan birunya laut yang bersatu padu. Ia menyenderkan kepalanya di atas pundak Steve. Sepertinya pria itu juga sangat menikmatinya seperti dirinya.
Sebuah bola pantai mengatuk kakinya pelan. Natasha membuka matanya dan menoleh ke objek, ada bola pantai di dekat kakinya. Ia mengambil bola tersebut dan matanya mencari siapa pemilik bola ini. Steve otomatis menoleh ke arah Natasha karena wanita itu tiba-tiba memindahkan kepalanya dari bahunya.
Seorang anak laki-laki mendekati mereka berdua dengan takut, kepalanya menunduk. Sesekali matanya melirik ke arah mereka berdua.
"Uhm, maaf. Itu bolaku," Ucapnya pelan, takut mereka marah. Natasha terkekeh, tangannya melambai mengode agar anak tersebut mendekat, "Kemari!" Katanya lembut sambil memegang bolanya. Anak tersebut perlahan mendekat sambil takut-takut.
"Cium Aunty, baru akan Aunty berikan." Kata Natasha lagi sambil menunjuk pipinya sendiri, mengkode agar anak tersebut menciumnya di pipi.
Anak itu pun akhirnya mengangguk dan akhirnya mencium kedua pipi Natasha. Wanita itu tersenyum dan memberikan bolanya kepada anak laki-laki itu. Anak tersebut tersenyum gembira. "Terimakasih, Aunty!" Serunya riang sambil memeluk bolanya.
"Sama-sama. Siapa namamu?" Tanya Natasha.
"James." Jawab anak tersebut sambil malu-malu. Suara seorang wanita menyerukan nama 'James', memanggilnya agar segera menuju ke sana.
"Maaf Aunty, mamaku sudah panggil aku. Terima kasih ya, Aunty dan Uncle." Ucap James sembari melambaikan tangannya ke arah Natasha dan Steve.
"James," Bisik Natasha tiba-tiba membuat Steve yang sedari tadi memperhatikan James menoleh ke arahnya. "Nama yang bagus. Coba saja," Gumam wanita itu sendu, teringat kembali akan nasibnya.
Steve meletakan tangannya di permukaan pipi Natasha dan mengelusnya sesekali. Ia mendorong pelan wajahnya agar menghadap ke arah Steve. Perlahan, Steve mendekatkan wajahnya ke wajah Natasha hingga bibir keduanya bersentuhan. Sebuah kecupan hangat yang mampu menenangkan Natasha dan membuat aliran darah keduanya berdesir. Kecupan yang akhirnya menuntut antara keduanya dan akhirnya berakhir saat keduanya kehabisan nafas.
"We can do this, together." Ucap Steve penuh penekanan di akhir ciuman itu lagi-lagi dapat membuat Natasha merasa yakin dan semakin kuat.
"I love you so much, thank you for everything." Balas Natasha lalu memeluk tubuh pria itu tiba-tiba sehingga tubuh Steve sempat terhuyung namun akhirnya bisa stabil lagi.
"I love you too, always." Pria itu mengecup dahi dan mengusap punggung Natasha. Hal sederhana namun mampu membuat Natasha menjadi wanita paling beruntung sedunia.
Segenap langit dan laut, serta burung-burung yang berterbangan di kala itu menjadi saksi akan kekuatan cinta mereka, seberapa besar pengaruh cinta pada setiap orang. Dan saksi akan keter-ikatan kedua insan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance - Romanogers
FanfictionNatalia Alianovna Romanova alias Natasha Romanoff. Seorang agen wanita tangguh dan pemberani dari S.H.I.E.L.D. yang dikenal sebagai Black Widow. Ia lahir dan didik dengan keras oleh sebuah Yayasan di Rusia, membuatnya menjadi mata-mata yang dipaksa...