Chance 🌞 : 3

1K 141 42
                                    

Pukul 7 saat itu, ternyata Tony sudah bangun. Setelah merapikan diri dan kamarnya, Tony berjalan menuju ruang televisi, ingin menonton berita pagi. Maklum lah bapak-bapak, iya kan?

Ia bersenandung pelan, namun senandungan merdu tadi berubah melengking saat ia disuguhkan pemandangan indah nan meneduhkan baginya di ruang televisi. Itu Rogers dan Romanoff, mereka tidur berdua di sofa di bawah naungan 1 selimut dengan posisi Steve yang menghadap ke arah Natasha sambil memeluknya. Kepalanya berada di atas kepala Nat, seolah ia sedang mencium kening Natasha. Sedangkan Natasha menghadap Steve, lengannya memeluk Steve erat sambil menenggelamkan kepalanya di dada bidang Steve, tempat yang sangat nyaman baginya.

Tony menahan teriakannya mati-matian sambil menggigit bibir bawahnya. Ia tidak bisa menahan senyumnya. Sebagai pendukung garis depan shipper Romanogers, tentu ia sangat senang melihat keduanya seperti itu. Bukan sebagai kekasih lagi, melainkan sepasang suami istri. Ya, sedekat itu.

Tony berlari kecil menuju kamarnya dan Pepper. Sebuah ide terlantas di benaknya. Pepper adalah seorang pendukung setia dan nomer 2 shipper Romanogers, setelah Tony pastinya. Maka dari itu, ia akan membangunkan Pepper terlebih dahulu.

“Pepper, bangun! Mau melihat pemandangan termanis sedunia? Kupikir kau pasti akan menyesal jika melewatkannya.” Ucap Tony heboh tapi pelan sambil mengguncang-guncangkan tubuh tunangannya itu. Pepper yang masih setengah sadar pun hanya mengigau tidak jelas.

Oh my God, come on, Pep. It’s them, Romanoff and Rogers!” ujar Tony agak menekankan 3 kata terakhir. Mendengar dua nama itu, Pepper langsung membuka matanya dan bergegas duduk. Seketika pusing menyerang kepalanya dan matanya melihat dengan buram.

WHAT?! Romanoff and Rogers? What’s wrong with them?!” Heboh Pepper setelah kepalanya tidak pusing lagi dan ia bisa melihat dengan jelas.

"Yes. You’ll be surprised!!” Ucap Tony dengan senyuman yang merekah. Ia segera mengambil handphonenya, lalu menarik tangan Pepper keluar kamar untuk melihat ’pemandangan’ itu.

Tony memimpin Pepper di depan. Ia lalu menaruh telunjuknya di depan mulut, menandakan kepada Pepper agar tidak bersuara. Pepper yang mengerti pun hanya mengangguk, ia berjalan mengendap-endap mengikuti Tony. Saat berada di ujung lorong, Tony meng-isyaratkan supaya Pepper tidak heboh nantinya. Setelah memastikan Pepper akan diam, Tony menunjuk ke arah ruang televisi, tempat di mana Rogers dan Romanoff berada.

Pepper yang melihat itu membulatkan matanya, ia menutup mulutnya sendiri supaya tidak keluar teriakan. Ia sangat senang melihat kedua orang itu dalam posisi seperti itu. Sangat menggemaskan baginya.

CEKREK

Pepper menoleh ke sumber suara, tenyata Tony mengambil gambar keduanya lewat handphonenya. Keduanya terkikik saat misi berjalan sukses. Tony mengambil beberapa gambar lalu mematikan handphonenya.

Tak lama, sebuah pintu terbuka terdengar. Mereka berdua menoleh ke sumber suara, ternyata Clint baru bangun. Mereka langsung meng-isyaratkan agar Clint diam, lalu melambaikan tangan agar Clint segera menghampiri mereka. Clint yang bingung menghampiri kedua pasangan itu.

“Ada apa?” tanya Clint, setengah berbisik. Pepper menunjuk kearah di mana mereka berdua berada, meng-isyaratkan agar Clint menoleh ke tempat di mana pasangan R itu berada.

Clint menolehkan kepalanya, menghadap arah yang diberi-tahukan Pepper. Awalnya ia merasa kaget, ia langsung menoleh ke belakang menghadap Tony dan Pepper lalu bertanya, “Ini benar mereka?” tanya-nya serius. Sedangkan kedua pasangan itu hanya mengangguk semangat sambil tersenyum lebar.

“Kau tidak meng-clonning mereka, kan? Lalu membuatnya seperti itu?” Ujar Clint serius. Ia kaget bahwa ternyata teman seperjuangannya - Natasha bisa dekat dengan pria lain selain dirinya. Tony hanya tertawa kecil sambil menggeleng menanggapi pertanyaan Clint yang menurutnya sangat konyol itu.

Setelah mendapat jawaban, Clint menoleh lagi ke arah Natasha. Jujur, ia merasa senang karena setidaknya Natasha sudah bisa membuka hati untuk pria lain selain dirinya. Apalagi melihat wajah pulas Natasha membuat hatinya meneduh. Cewek garang seperti Natasha dapat meneduh-kan dan menenangkan hati Clint yang keras sejak dulu, entah bagaimana caranya.

🎇

Natasha membuka matanya, terbangun dari mimpinya. Dia merasa tidurnya sangat nyenyak dan nyaman semalam, membuatnya bisa tidur nyenyak dan melupakan segala masalah walaupun hanya sebentar.

Objek yang pertama kali dilihatnya ada sebuah lengan kekar yang melingkari perutnya. Ia merasakan kenyamanan dan kehangatan di sana. Siapa pun pemilik lengan itu, ia sangat berterima kasih karena telah membuatnya tidur dengan pulas malam ini. Terasa sangat nyaman baginya.

Ia menengadah, rahang tegas seorang pria tertera jelas di depannya. Ia mengangkat salah satu tangannya yang ternyata memeluk pinggang pria itu juga. Tangannya mengelus pipi pria itu lembut hingga akhirnya ia membuka matanya, menoleh ke arah Natasha.

Morning, Sunshine.” Sapa Nat lembut kepada Steve yang baru bangun. “Morning, Sweetheart. Bagaimana tidurnya?” Ucapnya lalu menangkup tangan Nat yang berada di pipinya, mengelus punggung tangannya lembut.

Thanks to you aku tidur nyenyak tadi malam.” Ucap Nat tersenyum. “Apa aku mengganggu tidurmu?” tanya Natasha agak bersalah. Karena ia mengelus pipi Steve tadi, pria itu langsung bangun.

Nope, you made it better.” Ucap Steve tulus membuat Natasha tersenyum. Simple things but can make them happy. Ya itulah kira-kira ungkapan yang tepat.

“Ayo bangun, pemalas. Kita harus bangun sebelum yang lain melihat kita seperti ini dan membuat mereka salah paham.” Ucap Natasha, mengecup singkat pipi Steve kemudian beranjak duduk.

“Oh, SHIT.” Natasha mengumpat.

Language, Nat!” Ujar Steve layaknya seorang pria tua.

“Steve, bangun! Lihat cepat!’ sentak Natasha sambil menggungcang tubuh Steve tanpa menolehkan pandangannya ke arah Steve.

Steve pun beranjak dari tidurnya. “Oh, FUCK.” Sekarang Steve yang mengumpat. Bagaimana tidak? Tony, Pepper, dan Clint menatap mereka menggoda dengan senyum yang menyebalkan di wajah mereka, membuat mereka berdua ingin menonjok satu per satu wajah teman-temannya itu.

GOTCHA!” Ucap mereka bertiga bersamaan.

-3 : end 🌞.

Gimana dengan part ini? Gemes sama tingkah Tony dan Pepper gak? HAHAHHA. Aku juga shipper mereka ni btw, tapi jiwa Romanogers-ku lebih dominan. Gimana kalau kapan-kapan kalau cerita ini udah selesai, aku buat tentang mereka?

Oke gais, enjoy ceritanya, ya! Maaf banget kalau masih banyak typo dan kekurangan lainnya. Salam Romanogers! 🙌😉 Peace Out! ✌🤙.

Chance - RomanogersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang