Kini mereka berdua duduk ditepi rooftop, sembari memandang langit yang masih pagi, "Som, kata lo ini aneh ga?" tanya Guanlin.
Somi menatap Guanlin, "Aneh? Aneh gimana ya?"
"Ya lo bayangin aja, masa jiwa kita ketuker. Padahal kita ga ada status apapun, misalnya status keluarga, atau status pa...car."
Hening.
Somi menghembuskan nafasnya, "Mungkin takdir?"
Guanlin, lelaki itu tersenyum, "Iya mungkin takdir."
'Takdir untuk bisa selalu bareng elo, Som.'
Ketika Guanlin dan Somi sedang asik berbincang, bahu mereka ada yang menyetuh. Mereka berdua langsung menengok ke belakang, "Peri Hasung?" gumam Somi.
"Pasti lo mau balikin jiwa kita kan?" ucap Guanlin to the point, dengan penuh semangat.
Peri Hasung mengangguk, "Sebelum gua balikin jiwa kalian, ada yang mau disampaikan satu sama lain?"
Guanlin dan Somi terdiam, mereka berdua tidak tahu apa yang harus disampaikan. Apalagi Somi, yang tidak punya kalimat apapun untuk Guanlin.
"Hm, gua mau jujur aja sama, Somi." ucap Guanlin.
Somi menatap Guanlin, "Jujur apa?"
"Alasan gua sering jail sama lo. Sebenarnya lo sadar ga sih? Selama ini gua jail ada alasannya?"
"Maksud lo?"
Guanlin menghela nafas, dan mengumpulkan keberanian untuk berbicara jujur pada Somi, "Gua suka sama lo, Som."
Somi tidak bergeming, tubuhnya kaku seketika, Ia tidak tahu harus bicara apa kepada Guanlin.
"Ehem, jadi lo selama ini naksir sama, Somi? Gua kira lo ga normal, Lin?" peri Hasung tersenyum jail kepada Guanlin.
"Bacot."
"Terus, Somi, mau ngomong apa sama anak kampret ini?"
Somi menggeleng pelan, ia masih menyaring ucapan Guanlin tadi.
Peri Hasung menyiapkan tongkat kramatnya, "Oke siap-siap. Dodoli dodoli kampret, ting!"
Dalam sekejap, jiwa mereka kembali ketubuh masing-masing, "Makasih peri Hasu...ng? Lah kok ga ada?" Somi mencari peri Hasung, yang hilang entah kemana dari hadapannya.
"Lah itu peri kemana?" tanya Guanlin.
Somi mengangkat bahunya, "Ga tau."
Guanlin berdiri, dan menjulurkan tangannya ke Somi, "Ayo bangun, bentar lagi upacara."
Somi menatap ke arah tangan Guanlin, 'Kenapa jantung gua jadi deg-deg an sih?'
"Kok malah bengong sih? Ayo bangun."
Somi membalas uluran tangan Guanlin, "Makasih, Lin." Guanlin tersenyum.
Mereka berdua turun dari rooftop. Namun waktu mereka sampai di lorong sekolah, Guanlin dan Somi bertemu Shuhua yang menatap Guanlin dengan mata sembab, "Lin? Maaf."
Guanlin menatap Somi, "Maaf kenapa, Som?"
"Itu, ada, Shuha, dia pasti mau nyamperin elo."
Guanlin menepuk pundak Somi, "Gapapa, Som. Kalo ada lo disini, gua bisa nyelesain masalah sama Shuhua kok."
Dan ternyata benar, kini Shuhua telah berada dihadapan Guanlin dan Somi, "Oh, jadi gini alasan kamu putus sama aku? Kamu lebih pilih Somi? Iya?"
Guanlin tertawa, "Lo ngapa sih? Kapan kita putus? Kapan juga kita pacaran?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa Tertukar ● GuanSom [√]
Acak[END] "Kok?! Elo bisa dibadan gua sih?!" "Heh! Lo juga ngapain ada dibadan gua anying?!" Bayangkan, jika jiwa kalian tertukar dengan lawan jenis? apa yang akan terjadi, seperti Guanlin dan Somi. Jiwa mereka harus tertukar secara tiba-tiba. Bagaiman...