Bel tanda pulang sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu. Kelas 3-E juga sudah mulai kosong. Menyisakan segelintir orang yang baru saja selesai mengerjakan tugas harian mereka: Piket kelas.
"Hhh.. akhirnyaa!" Okajima berteriak sembari meregangkan tubuhnya. Isogai tersenyum.
"Jangan lupa untuk mengerjakan tugas dari Koro sensei, Okajima." Isogai mengingatkan. Seketika raut muka Okajima meredup.
"Aku bahkan belum membaca majalah terbarukuu!" Teriaknya frustasi. Yang lain hanya menatap lelaki itu dengan tertawa yang dipaksakan. Sulit untuk tidak berprasangka buruk terhadap majalah Okajima.
"Baiklah, sepertinya aku harus segera pulang." Nakamura melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Kemudian ia menoleh kearah gadis bersurai biru disampingnya.
"Mau pulang bersama, Nagisa? Kita bisa mampir ke cafe Isogai kalau kau mau." Ajak Nakamura. Nagisa tersenyum kecil lalu menggeleng.
"Mungkin lain kali, Nakamura-san." Tolaknya.
"Hee.. Hhh.. baiklaaah." Nakamura meraih tasnya. "Tapi kau akan langsung pulang kan? Maksudku, kita bisa menuruni bukit ini bersama-sama." Tawar Nakamura. Nagisa tersenyum.
"Tentu saja." Jawabnya.
•
•"Menurutmu, kenapa Karma tidak menunggumu? Maksudku, dia secara terang-terangan mengancam anak laki-laki lainnya untuk tidak mendekatimu." Tanya Nakamura. Mata Nagisa melebar.
"Dia melakukannya?" Tanya Nagisa.
"Ya, aku melakukannya." Sebuah suara membuat kedua gadis itu menoleh.
"Yo, Nagisa~."
"Karma-kun! Kukira kau sudah pulang."
"Hmm.. ada yang ingin kubicarakan denganmu, Nagisa." Ujar Karma. Nagisa mengernyitkan alisnya. Karma terdengar serius.
"Baiklah.. baiklah.. sepertinya aku akan pulang lebih dulu. Sampai besok, Nagisa, Karma!" Pamit Nakamura.
"Um. Sampai besok, Nakamura-san!" Nagisa melambaikan tangannya. Setelah punggung Nakamura menjauh, ia menoleh kearah Karma.
"Ada apa, Karma-kun?" Tanya Nagisa.
"Nagisa..." Karma meraih tas sekolahnya lalu mengeluarkan sebuah buku tulis. Nagisa melebarkan matanya.
"Karma-kun, kau mendapatkan buku itu darimana?" Tanya Nagisa.
"Kau berencana mengumpulkan anak-anak untuk menolong Koro sensei besok, kan?" Tanya Karma. Nagisa menghela nafas. ia tau itu bukan pertanyaan. itu penegasan.
"Ya. Setelah kejadian Kayano kemarin, aku rasa kita tidak bisa membunuh Sensei seperti ini." Jawab Nagisa.
"Nagisa.." Suara Karma memberat. Nagisa menatap manik amber milik Karma yang entah kenapa nampak lebih liar.
"Kau tau kan, kenapa gurita itu datang kesini?" Tanya Karma. Nagisa mengangguk.
"Aku tau, Karma-kun. Aku tau. Tapi setelah semua kenyataan tentang Koro sensei terungkap, aku rasa kita tidak bisa membunuhnya!"
BRAK
Nagisa mengernyit saat merasakan punggungnya menabrak pohon. Apa yang baru saja terjadi? Apa Karma baru saja mendorongnya? Didepannya, Karma masih menatap Nagisa tidak suka.
"Karma..kun?" Nagisa memanggil Karma masih tidak percaya.
"Kau pikir kau hebat?" Tanya Karma pelan.
"Eh?"
"Kau tau, Nagisa? Kau terlalu meremehkan teman-teman." Nagisa menyipitkan matanya tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
FanfictionShiota Nagisa adalah gadis yang baik. Ia tersenyum dengan cara yang berbeda. Tulus dan menenangkan. Setidaknya, sampai malam itu tiba dan Shiota Nagisa tak lagi sama.. Versi Indonesia dari Underworld Moonlight