Para murid masih diselimuti euphoria kesenangan melihat teman mereka, Kayano Kaede berhasil diselamatkan. Koro sensei hanya melihat dan tidak bergabung. Begitu pula dengan Karasuma dan Irina. Suasana masih terasa ringan sampai akhirnya suara benda terjatuh membuat semua kepala menoleh.
Disana, Gurita kuning itu terjatuh dan kini terlentang diatas tanah.
"Koro sensei!" Teriak para murid. Koro sensei -masih dengan senyumnya- melambaikan tentakelnya.
"Sensei tidak apa-apa. Hanya sedikit lelah setelah operasi kecil tadi." Jawab Koro sensei. Para murid menghela nafas lega.
"Tapi.." Suara Koro sensei kembali terdengar. Mencuri perhatian semuanya. "Apa yang akan kalian lakukan? Kalau menungguku pulih, kalian akan benar-benar kehilangan kesempatan emas lho~" Lanjutnya. Para murid menarik nafas tajam. Benar. Mereka harus segera mengambil keputusan.
"Laser anti sensei akan segera ditembakkan beberapa menit lagi. Dan jika boleh jujur, sensei akan lebih bahagia jika harus mati ditangan murid sensei sendiri." Ucap Koro sensei lagi. Kurahashi terkesiap dan menoleh cepat.
"Hentikan itu sensei! Sensei tidak akan ma-"
"Semuanya!" Suara Isogai memotong ucapan Kurahashi. para murid menoleh kearah Isogai. Isogai menatap teman-temannya lalu menghela nafas berat.
"Koro sensei.. benar. Cepat atau lambat.. akan ada yang terjadi. Jika setelah laser itu ditembakkan dan Koro sensei selamat serta tak ada yang terjadi, maka kita akan selamat. Dan jika laser itu berhasil, maka Koro sensei akan mati dan bumi juga selamat. atau kemungkinan ketiga, Bumi akan meledak." Semua kepala menunduk dalam.
"Kita harus menentukan sekarang. Siapa yang ingin Koro sensei selamat, silahkan angkat tangan kalian." Ujar Isogai. Perlahan tangan-tangan itu terangkat. Isogai tersenyum kecil. Semua temannya ingin senseinya selamat. Begitupun dirinya.
"Dan sekarang, siapa yang ingin.. membunuh Koro sensei?" Tanya Isogai lagi. Ia tau semua temannya ingin menyelamatkan Koro sensei. Tapi Isogai tetap harus menanyakan hal ini. Karena bagaimanapun, mereka adalah murid yang dipercaya oleh target mereka untuk bisa membunuhnya. Isogai menatap teman-temannya yang nampak kalut berfikir. Kemudian sebuah tangan terangkat ke udara. Isogai melebarkan matanya. Begitupula dengan sosok berambut merah dibelakang. Disana, ditengah kerumunan, Shiota Nagisa mengangkat tangannya. Isogai tersenyum sedih. Nagisa melakukannya! Murid yang paling dekat dengan targetnya. Sedangkan Karma hanya menatap punggung mungil itu tak percaya. Bagaimana tidak? Beberapa hari yang lalu Nagisa sampai bertengkar dengannya karena ingin menyelamatkan Koro sensei. Dan kini? Karma menghela nafas lalu ikut mengangkat tangannya. Bagaimanapun, Karma mengerti. Ini bukan tentang keinginan. Tapi lebih pada keharusan. Seakan pilihannya adalah Koro sensei mati ditangan mereka atau Koro sensei mati ditangan pemerintah. Dan tentu saja Karma tak akan rela jika guru guritanya dibunuh oleh 'orang luar'.
"Hanya Nagisa dan Karma?" Tanya Isogai. Para murid tersentak lalu perlahan tangan-tangan itu terangkat keudara.
"Baiklah semuanya.. ambil posisi masing-masing. Kita selesaikan semuanya, sekarang. Pembunuhan kita." Ucap Isogai getir
•
•
Para murid kini mengelilingi Koro sensei. Memegang erat tentakel-tentakel lembut yang selama ini kerap menyapa mereka.
"Nakamura-san, Kalau kau menggenggam seperti itu, aku akan dengan mudah melepaskan diri." Nakamura tersenyum lalu mengeratkan pegangannya. begitu pula dengan yang lain.
"Baiklah. Pegangan kalian sudab cukup erat. " Ucap Koro sensei. Semua menunduk dalam. Mimura mengedarkan pandangannya.
"Itu... siapa.. yang akan melakukannya?" Tanya Mimura. Semua kepala terangkat dan saling memandang satu sama lain. Okuda menatap Karma yang masih menunduk menatap tentakel kuning di tangannya. Okuda ingat sekali saat ke Okinawa dulu, Karma bilang ialah yang akan membunuh Koro sensei. Semua kepala juga melihat kearah yang sama. Akabane Karma. Mungkin ia orang yang tepat. Bagaimanapun, Karma adalah orang terkuat di ke-
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
FanficShiota Nagisa adalah gadis yang baik. Ia tersenyum dengan cara yang berbeda. Tulus dan menenangkan. Setidaknya, sampai malam itu tiba dan Shiota Nagisa tak lagi sama.. Versi Indonesia dari Underworld Moonlight