Karma-kun!

849 101 19
                                    

Nagisa merasa dingin. ia membuka matanya perlahan. Ia tengah berbaring. Tunggu, dimana ini? Nagisa dengan segera mencoba duduk. Namun  ia terkejut saat melihat apa yang ia kenakan. Kenapa pula Nagisa harus memakai kostum itu?

toktok

Nagisa menoleh. dan ia baru sadar bahwa ia terkurung. Didepannya -terhalang kaca- Takaoka tersenyum menjijikkan. Nagisa mengernyit tak suka.

"Woaaa ayaaah.. itu putri duyung! itu benar-benar putri duyung! Cantiknyaaa." Seorang gadis kecil nampak girang melihat Nagisa, yang tengah mengenakan kostum putri duyung dan berada di dalam tabung aquarium raksasa. Nagisa mendelik kesal. gadis itu menciut merapat ke tubuh gempal ayahnya.
"Ayah! putri duyung itu sudah tidak sopan! Ayah harus menghukumnya!" Teriak gadis itu. Takaoka tertawa senang lalu menepuk puncak kepala gadis kecil itu. Sungguh Nagisa bahkan sempat bertanya-tanya wanita mana yang mau menikah dengan bedebah didepannya?
"Oh? Kalau begitu kita akan memberikan gelombang listrik setelah air terisi penuh! bagaimana?" Usul suara seorang wanita. Nagisa menggertakkan giginya.Hiromi tersenyum puas.
"Ide bagus. tapi kita harus menjaga agar dia mati perlahan dan tidak ada kerusakan apapun. Itu bisa mengurangi harga jualnya." Ucap Takaoka. Nagisa bergidik. Orang-orang ini memang psikopat!
"Yosh! Hei! isi airnya!" Teriak Takaoka. Sebuah suara menyala di aquarium itu dan perlahan air mulai muncul di permukaan. Nagisa membelalakkan matanya. Tunggu, ia akan mati!

"Ugh.." Nagisa mencoba berfikir. Percuma! Ia terborgol dan air semakin meninggi.

"Hee~ bisa kau hentikan itu, kakek tua? Nagisaku bisa mati loh."


Karma menatap tajam sosok Takaoka dan Hiromi. Lalu ia mendecih saat melihat Nagisa yang tengah menatapnya. Antara bingung dan lega.  Apa yang mereka lakukan? Dan lagi... Hiromi Shiota! demi tentakel koro sensei! dia ibunya! Karma melepas jasnya dan berjalan mendekati Takaoka. Takaoka tersenyum senang.
"Aaaah... murid kelas E... hahahahahaha... hahahahaha... ini sangat menghiburku.. hahahaha.." Takaoka tertawa lalu menjilat bibirnya. Matanya nampak liar. Hiromi tersenyum sinis dan menodongkan pistolnya ke arah Karma.
"Kau kekasih sampah ini?" Tanyanya sambil menunjuk Nagisa. Karma tak menjawab. Ia melihat Nagisa yang tengah berusaha melepas borgolnya. Ia harus cepat!
"Kau tau.. sebelum mengalahkan bos besar, kau harus mengalahkan pasukannya." Ucap Takaoka sembari menepuk tangannya. Secara tiba- tiba terdengar suara tembakan beruntun. Jika bukan karena arahan dari ritsu, Karma tak akan selamat. setidaknya, ia akan terluka. Karena untuk berjaga jaga pun, ia sudah memakai jas anti peluru di dalam kemejanya.
"Karma-kun, dalam hitungan ketiga, Berlari ke arah jam dua. lalu tembak 3 orang di atas." Arah Ritsu.
"Okee~." Karma segera berguling dan melakukan apa yang ritsu arahkan. Begitu seterusnya sampai ia menyapu bersih orang-orang bersenjata itu. Ia sempat mengerling ke arah Nagisa yang menatapnya sedih. Karma tau apa yang ada di pikiran Nagisa. Karma bukan pembunuh. Karma tak pernah membunuh sebelumnya. dan Karma baru saja melakukannya.. pembunuhan itu. Karma memang sedikit terkejut karena ia mampu menarik pelatuk untuk membunuh. Tapi, ia tak menjadi lulusan kelas assassin tanpa alasan kan?

"Ck..." Takaoka nampak tidak senang dan meraih sebuah riffle di meja. Karma dengan gesit menendang kaki Takaoka hingga ia terjengkang. Karma menginjak leher Takaoka. Takaoka menatap Karma horror.
"Tu-tunggu! Aku hanya akan mengoleksi Nagisa.. Aku tidak akan membunuhnya.. aku berjanji!" Racau Takaoka. Karma mengarahkan moncong pistolnya kearah Takaoka. Menatapnya dingin.
"Si-siapa namamu? a-Aku bisa menjanjikan kehidupan yang layak untukmu. Kau-"

DOR!

Karma menoleh. Ia melihat lengannya yang kini bersimbah darah. Hiromi shiota telah menarik pelatuknya. Dari ekspresinya ia yakin Hiromi ingin menembak kepalanya. Karma cukup beruntung. Karma melepas tatapan membunuhnya. Hiromi merasa beku. ia tak mampu bergerak. Ia bisa merasakan kemarahan Karma.
"Ka-kau akan menyesal jika kau berbuat lebih jauh lagi! kau akan kehilangan Nagi-"

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang