Akabane Nagisa?!

636 49 11
                                    



Nagisa menggeliat sebelum akhirnya membuka matanya. Ia mengerjap beberapa kali dan menoleh. Kosong. Kemana Karma?

"Kau sudah bangun?" Suara Karma membuat Nagisa menoleh. Ia bisa melihat Karma dengan rambutnya yang basah berjalan keluar kamar mandi. Nagisa mengangguk. Karma tersenyum dan berjalan ke arah Nagisa. Tanpa aba-aba ia menunduk dan mencium bibir Nagisa singkat. Nagisa hanya menatap protes ke arah Karma yang tersenyum puas.
"Morning kiss~." Ujar Karma. Nagisa menghela nafas. Ia kemudian meraih handuk dan melilitkan ke tubuhnya lalu berjalan ke arah kamar mandi.
"Butuh bantuan?" Tawar Karma. Nagisa meraih handuk lain dan melemparkannya ke wajah Karma. Karma hanya terbahak melihat tingkah Nagisa.
"Menggemaskan.." Gumam Karma sembari memakai kemejanya.


"Oh?" Nakamura mengangkat alisnya melihat Karma yang datang dengan Nagisa. Tunggu! ini di lobi hotel tempat Karma menginap. dan kenapa Nagisa disini sepagi ini? dan MEREKA BERPEGANGAN TANGAN????

"Hee..." Nakamura menggumam licik.
"Oh, kau sudah disini." Karma menyapanya. Nagisa sendiri nampak salah tingkah dan memerah.
"Hmm~ jadi... apa yang habis kau lakukan pada NagisaKU hah?" Tanya Nakamura. Karma tersenyum mengejek.
"Merebutnya darimu. Ah maksudku mengambil kembali darimu, menandainya, Lalu-"
"KARMA-KUN!" Nagisa berteriak protes. Wajahnya memerah. Ia menatap kedua iblis didepannya yang tertawa puas.
"Hhh.. mau bagaimana lagi... kalau sudah urusan kasur jelas Nagisa akan memilih Kar-"
"Ugh... kumohon hentikan." Pinta Nagisa. Ia sudah menyerah menghadapi Nakamura. Karma hanya tertawa kecil.
"Jadi, ada apa memanggilku sepagi ini? Kau bukannya mau pamer habis menghabiskan malam berdua dengan Nagisa kan?" Tanya Nakamura.
"Tentu saja aku harus memamerkannya padamu." Jawaban Karma membuat Nagisa melongo. Apa itu penting?
"Tapi lebih dari itu, aku tau kau sama seperti Isogai. Kau tau masa lalu Nagisa kan?" Sambung Karma. Nagisa menunduk. Karma mengeratkan genggamannya.
"Oh? Kau... sudah tau rupanya." Nakamura tersenyum sendu. Matanya menatap sayang ke arah Nagisa.
"Aku tau ini terlambat tapi.. aku akan pastikan kedepannya Nagisa tak akan menderita lagi." Ucap Karma. Matanya menatap hangat ke arah Nagisa.
"Karma.."
"Baiklah... tapi apa hubunganya ini denganku. Maksudku, kau hanya perlu mengatakan itu pada Nagisa kan?" Tanya Nakamura bingung.
"Oh tentu saja. Tapi aku perlu memberikanmu beberapa urusan kantor jadi aku memanggilmu. Kau akan sangat sibuk Nakamura~" Jawab Karma ramah. Nakamura bergidik ngeri.
"Nagisa... jangan menikah dengannya... dia iblis!" Cela Nakamura. Nagisa tertawa datar.
"Bukannya kau sama saja?" pikir Nagisa.
"Aku sudah kerjakan semua pekerjaanku dan semua perencanaan selama sebulan kedepan. Jadi sekarang tinggal praktek lapangannya saja. Jadi Nakamura, aku mohon bantuanmu selama sebulan kedepan." Karma menjelaskan detailnya. Nakamura melongo. sebulan?
"Tunggu. Aku tidak bisa! Bukannya ini tugas yang berat untuk seorang bawahan seperti-"
"Kau tak paham? Aku baru saja menaikkan pangkatmu loh~" Potong Karma. Nakamura mengerjap beberapa kali. Ia lalu menoleh ke arah Nagisa.
"Oi, Nagisa... kau apakan dia semalam?" Tanya Nakamura. Nagisa kembali tertawa datar.
"Jadi kau akan memimpin proyek ini Nakamura. Oh dan aku tak akan bisa dihubungi sebulan kedepan. Karena itu aku sudah menghubungi tim yang akan membantu." Karma menyerahkan secarik kertas. Nakamura menerima kertas itu dan membacanya.
"Hee~ apa tidak apa-apa? mereka tidak akan sibuk kan?" Tanya Nakamura.
"Aku sudah melobi atasan mereka. Jadi kurasa mereka akan bisa bekerja denganmu selama 1 bulan." Jawab Karma. Nakamura tertawa datar. Memang Akabane Karma yang bisa melakukan hal semacam ini. Bagaimana Nakamura tidak bergidik ngeri ketika membaca tim yang di dalamnya berisi beberapa teman sekelasnya di kelas 3-E? belum lagi entah bagaimana ada nama Asano Gakushuu disana. Nakamura tidak keberatan tentu saja. Itu bisa jadi hiburan untuknya.
"Jadi, sekarang aku akan bertanya lagi. Mau kemana kau absen selama sebulan huh?" Tanya Nakamura lagi. Nagisa mendongak ikut penasaran. Karma tersenyum tampan.
"Mau apa lagi? aku mau menikah dengannya dan berlibur tentunya." Jawab Karma sembari menunjuk Nagisa. Hening sejenak.
"KAU-" Nakamura menunjuk Karma. Ia kehilangan kata-kata. Nagisa sendiri hanya bisa melongo dibuatnya.
"Aku-Nagisa-menikah-bulan madu." Tegas Karma.
"Eh? EHHH!??" Kedua wanita itu terpekik.
"K-Karma.." Nagisa memijat batang hidungnya.
"Hm? Kau tidak menerima lamaranku, Nagisa? Padahal aku sudah mengurus izin kepada Karasuma sensei. Tidak kusangka lamaranku ditolak." Karma menggelengkan kepalanya. Entah kenapa Nakamura ingin memukul wajah Karma yang jelas sekali pura-pura kecewa.
"Tidak bukan begitu.. Tapi kau bahkan tak mengatakan apapun padaku. dan.. kau belum melamarku, Karma-kun." Jawab Nagisa.
"Hm? apa setelah tadi malam aku harus mengatakan sesuatu padamu?" Karma mengelus rambut halus Nagisa.
"Oh dan aku baru saja melamarmu." Imbuhnya. Nagisa tertawa datar. Memang hanya Karma yang bisa begini.
"Tunggu! Jadi kau akan menikahinya dan aku harus bekerja di hari pernikahan sahabat terbaikku?? KAU IBLIS ATAU MAKHLUK ASTRAL?" Nakamura nampak frustasi.
"Tenang saja, Nakamura~ pernikahannya akan diadakan sebelum waktu kerja itu." Jawab Karma. Nakamura melihat kembali kertas yang diberikan oleh Karma. Pekerjaan itu akan dimulai minggu depan.
"Jadi, kapan kalian akan menikah?" Tanya Nakamura heran. Karma mengangkat jarinya.
"3 hari lagi." Jawabnya ceria. Nagisa lagi-lagi menghela nafas. ia merasa kepalanya baru saja dihantam.
"Oh Tuhan..." Nakamura ikut memijat pelipisnya melihat tingkah Akabane Karma. Ia percaya sekarang bahwa Karma adalah titisan iblis!


"Nagisa! jangan bergerak!" Kayano berusaha memasang diadem di kepala Nagisa. Nagisa tersenyum.
"Itu sudah sempurna, Kayano." Jawab Kanzaki.
"Tidak! ini harus benar-benar rapi! Ini hari yang penting untuk Nagisa! sebentar." Kayano kembali sibuk. Nagisa menatap pantulan dirinya di cermin. Ia tak menyangka akan datang hari ini. dia disana mengenakan gaun indah berwarna putih. Nagisa pikir ia akan terjebak selamanya dengan pistol dan pisau serta bau anyir darah.
"Selesai! Oh Tuhaannn... Karma pasti akan pingsan melihatmu!" Puji Kayano. Nagisa tertawa kecil. Jujur saja Nagisa tidak ingin Karma pingsan dan mengacaukan acara penting ini. Nagisa masih terkejut tentu saja. Bagaimana mungkin Karma sudah menyiapkan semuanya sesempurna itu hanya dalam waktu 3 hari. bahkan gaunnya benar-benar cocok dengannya.
"Karma pasti benar-benar membayangkanmu saat memilih gaun ini. Benar-benar gaun yang dibuat untukmu, Nagisa." Ucap Kanzaki. Nagisa tersipu malu mendengarnya. Apa benar seperti itu? Nagisa tersenyum. Sepertinya memang begitu. Bahkan Nagisa tak bisa memungkiri betapa bahagianya ia.
"Hei, ayo! sebentar lagi kau akan masuk kedalam ruangan." Nakamura membuka pintu ruang pengantin.
"Ah, ayo Nagisa!" Kayano membantu Nagisa berdiri dan memperbaiki letak gaunnya.
"Tunggu, wali.. Karasuma sensei?" Kayano menoleh kekanan dan ke kiri. Nakamura mendengus bangga.
"Aku yang akan mendampingi Nagisa." Jawabnya.
"HEE? Kenapa?" Tanya Kayano.
"Kau tanya kenapa? Iblis merah itu melamar Nagisa di depanku! sudah jelas ia membutuhkan izin dariku karena itulah aku adalah wali Nagisa!" Jawab Nakamura. Kayano menatap Nagisa.
"Apa ini semacam lelucon?" Tanyanya.


Karma berdiri di depan altar. senyumannya tak lepas dari bibirnya. Kemeja putihnya nampak menonjol diantara para tamu. Ia menoleh ke sebelah kiri. Tempat teman-temannya duduk. dan ia tidak bisa berhenti tersenyum sombong melihat satu baris paling depan tengah menatapnya jengkel. Karma bahkan tersenyum tampan ke arah Nakamura yang langsung disambut oleh Nakamura dengan mata melotot. Ya. Karma dengan sengaja meletakkan beberapa temannya di baris depan mengingat mereka sudah dengan baik hati bersedia-terpaksa- membantu Karma dalam proyek sebulan kedepan.

"Jegleg"

Suara pintu membuat ruangan itu hening. Karma menoleh dan melihat pintu putih diseberangnya terbuka pelan. Bias cahaya dari luar membuat   Nagisa nampak bagaikan dewi. Nagisa tersenyum dan merangkul tangan Karasuma. Karasuma tersenyum dan berjalan mengiring Nagisa. Karma tersenyum. Para murid kelas 3-E tak bisa menyembunyikan wajah bahagia mereka. Bahkan beberapa diantara mereka kini sibuk mengusap air mata haru.  Nagisa melepaskan tangannya dari Karasuma dan menerima tawaran tangan Karma. Karma kemudian mengambil alih Nagisa. Mereka nampak sangat bahagia saat janji suci mulai dibacakan.
".... apakah kau bersedia?" Nagisa menatap Karma lalu mengangguk.
"Aku bersedia." Jawab Nagisa. Ya.. apalagi yang harus ia pertimbangkan? Semua sudah usai. Laki-laki ini.. Akabane Karma.. yang sudah berjanji akan membuatnya bahagia kini tersenyum dan memeluknya.
"Aku mencintaimu.." Bisik Karma tepat sebelum bibirnya menyentuh bibir Nagisa. Nagisa memejamkan matanya. Ia lantas melepas ciuman Karma dan tersenyum. Setetes air mata haru mengalir.
"Um... aku juga mencintaimu... Karma.." Jawab Nagisa. Karma mengelus pipi Nagisa dan mencium dahinya. Nagisa tertawa kecil dan menatap manik Amber didepannya.

"Koro sensei... Aku akan bahagia.. Karma pasti akan membahagiakanku. Kuharap kau melihat ini, Sensei." Nagisa menggenggam erat tangan Karma. Ia tau.. Akabane Karma.. tak akan pernah melepasnya lagi.. begitupun dirinya.

-End-

Selamat malam.. Semoga saya tidak digebukin.. Mohon maaf sekali untuk yang sudah sampai di cerita ini dan ternyata hany untuk 1 episode akhir harus menunggu selama 2 tahun. mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Sebenarnya Chapter ini sudah ada sejak 2021. Tapi jika mau jujur...

Saya betul-betul merasa chapter ini sudah di publish 🙈
dan ketika saya merasa ingin membaca kembali karya saya baru-baru ini, saya baru sadar kalau cerita ini belum selesai. Sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terkmakasih sudah bersabar dengan Typo-typo yang bertebaran dan alur yang mungkin tidak WOW sama sekali. Semoga bisa kembali bertemu di karya yang lain 🙏🏼

with love,

Amaya

MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang