"Hhh.."
"Ku dengar kau terus menghela napas dari tadi? Ada apa, hm?"
Aku melirik ke arah Changmin lalu menghela napas kembali.
"Kkk, kau berusaha bersikap imut padaku ya?"
Aku menggeleng sambil melepaskan tangan Changmin yang sedang mencubit pipiku.
"Aku sedang bingung"
"Bingung kenapa?"
Aku menyenderkan kepalaku dibahu Changmin, "aku bingung harus mendidik anak yang nakal bagaimana"
"Anak nakal? Bukankah kau bilang semua attitude siswa di Shim Knowledge Institution terkendali?"
"Awalnya seperti itu, tapi sekarang berbeda ketika ada seorang murid SMA baru yang telah masuk ke yayasan kita"
"Benarkah? Siapa?"
"Kim... Younghoon"
Entah kenapa aku merasa tidak nyaman ketika menyebut marga dari anak itu. Entahlah, aku juga tidak tahu.
"Kau tahu Chang, akhir-akhir ini aku jadi sering marah-marah dan selalu meninggikan suaraku karena bocah itu. Padahal, itu sama sekali bukan gayaku, aku merasa itu sangat berbanding balik dengan karakter asliku"
"Tidak," Changmin membelai lembut kepalaku, "kau memang sudah berubah semenjak kau bercerai dengan mantan suamimu. Kau berubah menjadi lebih berani dan keras. Ku rasa itu tak apa... hanya bentuk pertahanan diri yang coba kau tunjukkan"
'Seseorang akan lebih mawas diri ketika ia telah tersakiti. Benar 'kan?'
Aku menggenggam erat tangan Changmin. "Lalu bagaimana aku menghadapinya besok? Aku harus menggantikan guru sejarah yang absen, jadi apakah aku harus bersikap keras padanya?"
Changmin terdiam beberapa saat setelah itu ia mengusap lenganku penuh afeksi. "Dengar sayang... sebenarnya mudah saja menghadapi anak nakal seperti itu, kau hanya harus memahami mereka. Ketika ia bertindak nakal kepadamu, tahan mulutmu untuk tidak menyebutnya dengan label buruk. Seperti anak bandel, bocah tak tahu aturan, atau apapun. Karena label buruk seperti itu hanya akan membuat mereka beranggapan jika nakal adalah karakternya, lalu mereka akan mempercayai jika dirinya sendiri memang nakal dan itu hanya akan membuat mereka lebih nakal lagi"
"Ah? Benarkah? Aku selalu memanggilnya dengan label bayi tengik. Pantas saja dia semakin tengik saja setiap bertemu denganku"
Changmim terkekeh. "Nah... maka hilangkan label buruk itu, oke?"
Aku mengangguk mengerti. "Aku tak akan memanggilnya bayi tengik lagi," ucapku merasa bersalah.
"Kau juga harus bersikap lembut padanya, ketika ia bersikap nakal maka kau hanya perlu bersikap tenang dan bijaksana pada Younghoon. Nasihati ia dengan bahasa yang halus, mengerti?"
Aku mengangguk sambil tersenyum kecil. "Terima kasih ilmunya, sayang"
Sekarang aku siap untuk menghadapinya besok.
.
.
.
"Pagi anak-anak"
Aku dapat melihat semua siswa tampak terkejut atas kedatanganku.
"Ah, kepala sekolah?"
"Woah.. akhirnya ia masuk ke dalam kelasku! Astaga.. tampan sekali ya Tuhan"
"Dia itu manis, bukan tampan! Cocok sekali menjadi istri mudaku suatu hari nanti"
"Hidih! Dasar halu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband and His Girlfriend 2 [BXB]
ФанфикBerputar, lalu berkesinambungan menjadi satu. Inilah kisah cintaku. Warning! Boyslove Story!