[Previous Chapter]
"Entahlah, Tae. Aku sudah tak lagi merasakan kecocokan denganmu. Aku yakin, kau pasti merasakan hal yang ku maksud, bukan?"
Aku menggeleng. "Tidak, yang ku rasakan hanyalah... aku benar-benar mencintaimu"
"Aku tahu, kita memang saling mencintai. Tapi... t-tapi... kita memang tak lagi cocok bersama, kau sudah punya kehidupan sendiri, kau... dan keluarga kecilmu. Dan aku... serta kekasihku. Jadi lebih baik kita berteman saja"
"Berteman?"
Jungkook mengangguk hingga akhirnya aku terkekeh hambar.
"Aku mengerti"
A/n : Play BGM ; Happier by Ed Sheeran
Ini akan selalu menjadi benang kusut yang akan selalu ku benci. Dimana aku takkan pernah bisa mencari jalan keluar dari situasi rumit ini. Aku nyaris putus asa hingga kini napaspun berhembus berat.
"Kenapa? Jungkook.. kenapa kita harus berteman?" tanyaku dengan tercekat.
"Sudah ku bilang aku tak lagi merasa cocok denganmu"
Aku tahu, definisi 'tidak lagi merasa cocok denganmu' yang Jungkook katakan barusan "karena aku sudah berkeluarga? Sudah mempunyai anak? Lalu aku harus bagaimana Jungkook?" frustasiku sambil mengusap wajah dengan kasar "aku mencintai mereka, anak-anakku adalah--"
"Hal yang paling berharga dan kenapa kau tak mencoba mencintai ibu yang melahirkannya? Dia telah berjuang melahirkan darah dagingmu dan sekali lagi... kenapa kau tak mencoba mencintai Jisoo lagi seperti dulu?"
"Kau tidak mengerti"
Jungkook menaikan sebelah alisnya. "Tidak mengerti? Apa hal yang tidak aku mengerti disini?"
Aku terbungkam hingga Jungkook tersenyum sarkas.
"Kenapa kau malah diam, Tae? Tolong jangan buat aku menertawakanmu astaga..." Jungkook terkekeh kecil "kesulitan mencari jawaban? Dikala aku memang sepenuhnya mengerti dirimu namun kau malah menghujat sebaliknya. Tolong jangan menampakan dirimu lebih konyol lagi dari ini"
"Kau memang tak mengerti. Ada hal yang tak kau mengerti disini"
"Maka jawablah pertanyaanku tadi, jangan terus berkelit seperti ini"
"Jisoo.. aku tak akan pernah bisa mencintai dia lagi. Tidak akan, dan tidak akan pernah. Dan itu... karena alasan yang jelas. Aku hanya mencintai anak-anak yang dilahirkan dari rahimnya, tapi tidak dengan pemilik rahimnya"
Jungkook terdiam, ia nampak menelan ludah dengan air muka yang menyembunyikan amarah. "Entah aku harus merespon bagaimana atas ucapanmu barusan. Kasihan, atau malah harus menertawai kemalangan Jisoo, aku tidak tahu. Yang jelas, dia memang jahat padaku. Tapi... aku akan mencoba melihat dari sisi terbaik, kali ini aku akan berpihak padanya karena dia telah melahirkan dan merawat anak-anakmu, tidak bisakah kau memandang Jisoo dengan sisi seperti itu? Jadi.. hargai dia, dan coba buka hatimu lagi untuknya"
Rahangku mengeras lalu berkata dengan intonasi penuh penekanan. "Sudah ku bilang aku tak akan pernah bisa mencintainya lagi, dan itu karena alasan yang jelas!"
Alis Jungkook bertaut. "Alasan apa lagi yang ingin coba kau perkelit?"
"Aku tidak mencoba berkelit" sergahku tak terima.
Jungkook berdecih. "Kau dan egomu itu, sungguh membuatku muak"
"Aku memang tidak mencoba berkelit, Jeon! Tak bisakah kau tak menghakimiku terus? Berikan kesempatan padaku untuk menjelaskan! Aku butuh untuk membela diriku disini, aku tak sepenuhnya salah! Tolong.. aku memang bajingan, tapi aku juga butuh keadilan untuk diriku" ucapku dengan suara melemah diakhir.
![](https://img.wattpad.com/cover/182922558-288-k489094.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband and His Girlfriend 2 [BXB]
ФанфикBerputar, lalu berkesinambungan menjadi satu. Inilah kisah cintaku. Warning! Boyslove Story!