Aku terus menatap bangunan didepanku, kepalaku langsung dipenuhi oleh kilasan memori. Entah kenapa saat ini hatiku dipenuhi oleh letupan yang terasa menyesakkan. Sebenarnya aku sungguh keberatan untuk mengingat-ingat masa lalu tapi aku juga sangat butuh untuk mengingat semua itu.
Agar segala kenanganku bersama Taehyung tak hilang. Agar aku tak melupakan sosoknya, sosok yang masih menguasai hatiku sampai sekarang.
Aku menggigit bibirku, setelah itu memutuskan untuk melangkah masuk ke dalam setelah aku membuka kunci.
Aku terdiam sambil tanganku masih memegang knop pintu. Mengingat bayangan histori yang terjadi ditempat ini.
'Disinilah aku biasa menyambutmu pulang dari tempat kerja'
"Selamat datang.."
"Selamat datang di rumah, Taehyung"
"Selamat datang"
Aku meremat erat knop pintu dengan dahi berkerut. Rasanya sesak sekali mengingatnya.
Dengan perlahan aku menutup pintu itu lalu mulai berjalan dengan pelan, aku menatap seluruh ruangan dengan mata sendu lalu atensiku langsung terfokus pada ruang tamu. Aku menatap nanar sofa-sofa itu.
'Disana pula tempat dimana aku selalu menunggumu pulang dari tempatmu bekerja'
Aku bisa melihat bayanganku sendiri disana. Dimana aku sedang duduk sambil memainkan jariku, dan terkadang mengusap-usap sebelah lenganku. Aku akan melirik ke arah jam dinding saat Taehyung tak kunjung pulang, lalu menghela napas berat karena rasa khawatir. Sesekali aku akan menguap dan mati-matian menahan rasa kantukku, hampir-hampir aku tertidur jika saja deru mobil Taehyung tak ku dengar. Dan setelahnya aku akan langsung berdiri lalu merapihkan pakaianku, mengusap wajah lalu merapihkan poniku. Setelah itu akan tersenyum manis lalu segera melangkah menuju pintu untuk menyambut Taehyung.
Bibirku tersungging lemah. Kenangan yang begitu berkesan.
Kini kakiku melangkah menuju tangga, menaiki satu persatu anak tangga lalu segera menuju kamarku, kamarku dan Taehyung dulu.
Aku menutup pintu setelah itu menatap sekeliling kamar.
Kasur, meja hias, nakas, sofa, dan barang-barang lainnya, milik kita berdua.
Aku segera menghampiri lemari pakaian, dimana barang berhargaku ada disana. Aku membuka laci dalam lemari lalu mengambil satu kotak perhiasan, disana terdapat kalung dengan gantulan cincin berlian.
Selamat ulang tahun, honey. Aku sangat mencintaimu dan selalu akan mencintaimu selamanya. Maaf atas kejadian semalam, dan... sungguh, tolong untuk selalu memaafkan aku atas apapun. Ah ya, hadiah ulang tahunmu ada didalam lemari, semoga kau menyukainya.
Your hubby,
Kim Taehyung'Aku tersenyum perih mengingat itu, juga merasa kalimat sungguh, tolong untuk selalu memaafkan aku atas apapun mengandung banyak sekali arti. Seolah Taehyung tahu dan ingin mengantisipasi apa yang akan terjadi. Dan setelahnya... ia menceraikan ku, kan?
Wajahku langsung menyendu lalu mataku menatap sebuah note.
Note yang diberikan Taehyung saat ia pergi meninggalkanku, setelah sidang perceraian kami untuk terakhir kali.
Jisoo berdecih karena aku terus terdiam hingga tak kunjung menerima surat undang darinya. Ia memberikan surat undang itu pada Changmin lalu menarik Taehyung pergi.
'Taehyung... akan menikah? Dengan Jisoo... bulan depan?'
Jantungku terenyuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband and His Girlfriend 2 [BXB]
FanfictionBerputar, lalu berkesinambungan menjadi satu. Inilah kisah cintaku. Warning! Boyslove Story!