Aku terus berpikir--tidak, tepatnya terus terbayang atas kejadian kemarin. Apa lagi pada hal yang membuatku terkejut pagi ini, aku menemukan Taehyung yang terduduk diatas aspal didepan gerbangku. Aku kira dia memang baru datang pagi ini, tapi setelah melihat pakaian yang ia kenakan sama dengan pakaian yang ia pakai kemarin sore, aku menyimpulkan jika laki-laki itu tidak pulang, dan terus berada di depan gerbangku selama semalaman.
Aku tidak suka, aku tidak suka dia seperti itu. Membahayakan diri sendiri, karena itu hanya akan merepotkanku nantinya.
Namun entah kenapa aku merasa begitu kejam, aku tahu Taehyung tadi terlihat kedinginan, wajahnya pucat, apa lagi dia berada diluar selama semalaman di musim hujan seperti ini, namun bukannya menghampiri dan menanyakan keadaannya, aku malah hampir menyerempetnya ketika ia menghampiri mobilku dengan tubuh linglungnya.
Tanganku mengepal. Tidakkah aku berlebihan? Aku memang membencinya tapi tak sepantasnya kebencianku menguasai seluruh tubuhku seperti ini. Aku merasa sangat buruk, kenapa bisa aku sampai sejahat ini? Ini bukanlah diriku, bukanlah Jeon Jungkook sesungguhnya.
"Kita bercerai"
"Bulan depan aku akan menikah dengan mantan suamimu, jangan lupa datang ya~"
"Kau sudah mempunyai anak ya? Anakmu begitu lucu dan sehat, kau pasti mengurusnya dengan baik, kan?"
"Jungkook--"
Cukup. Jangan bicara. Kau pasti tahu hatiku sudah hancur sekarang.
"--aku sungguh merindukanmu"
Suara itu mengalun dengan indahnya, menusuk ke dalam jantungku dan mengoyaknya dengan biadab.
"Aku juga merindukannmu, Tae." Aku melangkah mendekati Taehyung, lalu memeluknya dengan erat. "Aku juga merindukanmu, lebih dari apa yang kau pikirkan. Aku merindukanmu dalam setiap hembusan nafasku, tiap harinya, tiap detakan jantungku, aku selalu merindukanmu"
Aku memejamkan mata, membiarkan air mataku mengalir menyedihkan. "Selamat atas kelahiran anak keduamu.. laki-laki atau perempuan?"
"P-perempuan"
"Perempuan. Ku harap cantik seperti ibunya"
"Jungkook, aku--"
"Ssst... sudah. Sudah, Tae" aku melepaskan pelukanku lalu mengusap kasar air mata dipipiku. Aku tekekeh, begitu menertawakan diriku sendiri, "apa yang telah ku lakukan selama ini, Tae? Aku begitu bodoh..."
Ayolah dunia... terus... teruslah tertawakan aku....
"Aku bodoh kan, kim Taehyung? Tertawakan aku juga... ayo... cepat tertawakan aku..."
"A-apa yang telah ku lakukan...? Ugh, aku menantimu tanpa henti... mengharapkanmu seperti orang gila... aku selalu merasa tercekik oleh rasa rindu yang selalu ku rasakan padamu tiap harinya... tiap hembusan nafasku Tae.... tiap detak jantungku... ugh, aku selalu tak bisa berhenti mencintaimu.... aku sangat mencintaimu, berharap suatu saat nanti kita akan kembali bersama.... kau dan aku, seperti dulu lagi... tapi apa Tae? Apa...?"
"Aku dibuat mati oleh kenyataan... aku terbunuh oleh kenyataan Tae... harapanku dihancurkan, mimpiku dimusnahkan, hatiku diremukkan, lalu apa lagi yang selanjutnya akan terjadi padaku, Tae? Ugh, apa jiwaku akan ikut terenggut? Apa aku akan musnah? Kenapa cintaku menghukumku seperti ini, Tae...? Kenapa...? Kenapa kisah cintaku begitu kejam?"
"Ssaem..."
"Aku jatuh cinta padamu, aku mencintaimu... Jungkook ssaem"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband and His Girlfriend 2 [BXB]
FanficBerputar, lalu berkesinambungan menjadi satu. Inilah kisah cintaku. Warning! Boyslove Story!