Thats Hurts

844 90 6
                                    


Hari Senin menjadi hari yang sangat menyebalkan untuk Rose, tidak hanya karena akan ada upacara yang selalu dilaksanakan, dan juga ia sudah tidak punya teman lagi sekarang. Semua orang selalu memandang dirinya tak suka pada dirinya sejak kejadian tempo hari.

Mereka memang hanya bisa menghujat andai saja mereka tau apa yang sebenarnya Rose alami. Yasudahlah toh jika ia hanya mengeluh semuanya tidak akan berjalan seperti apa yang ia mau. Biarkan saja semua berjalan dengan sendirinya.

Kini Rose tengah berjalan di koridor menuju ruang kelasnya dengan earphone yang setia terpasang ditelinganya. Meskipun tidak ada lagu yang Rose putar hanya setidaknya hal itu bisa meredam sedikit pendengarannya akan orang-orang yang selalu saja menghina dirinya.

Sesekali ia menatap segerombolan siswi yang tengah berkumpul sebari tertawa terbahak-bahak, Rose mendelikan matanya, memang tidak  tau malu mereka itu.

Kini Rose sudah berada didepan kelasnya, sebelum masuk Rose menghela nafasnya sebelum ia membuka pintu dan segera masuk kedalam. Rose mendudukan dirinya disamping Chanyeol, pria itu ternyata masih semeja dengannya.

Baru saja Rose akan menyapa Chanyeol namun dengan cepat pria itu memasangkan earphone ditelinganya. Rose kembali menakupkan bibirnya dan beralih mengeluarkan satu buku dan bolpoin nya.

Sekitar 5 menit Rose hanya terdiam dengan tangan yang sudah memegang bolpoin keheningan dengan setia menyelimuti dirinya dan juga Chanyeol yang berada disampingnya.

Pada akhirnya Rose milih untuk membuka halaman terakhir bukunya dan mencoret-coret dengan pola abstrak sama seperti isi kepalanya sekarang.

Namun, tiba-tiba Chanyeol bangkit dari duduknya dan pergi keluar dari kelas ini. Rose menghela nafasnya sebari menatap punggung Chanyeol yang semakin menjauh dari sini.

"Annyeong Rose." Sapa Chen yang berada didepan Rose sekarang. Dengan cepat Rose membuka earphone yang ia kenakan dan membalas sapaan Chen yang tadi.

"Annyeong Chen." Sahut Rose sebari tersenyum pada Chen sakarang.

"Kau sudah baik-baik saja? Maksudku apa kau sudah tidak terlalu memikirkan apa yang sudah terjadi padamu tempo hari?" Tanya Chen.

Rose mengangguk kikuk. "Ya sepertinya sudah lebih baik." Jawab Rose Chen hanya tersenyum menanggapi ucapan Rose yang tadi.

"Kalau begitu aku permisi." Ucap Chen sebari melangkahkan kakinya meninggalkan Rose yang sendirian disini. Ya meskipun ada beberapa orang yang ada disini tapi tidak satupun dari mereka enggan untuk bersamanya sekarang.

"Apa yang harus kulakukan sekarang?" Tanya Rose pada dirinya sendiri. Ia kemudian memang edarkan pasangannya meneliti seluruh sudut yang ada disini.

Rose kemudian bangkit dari duduknya dan dengan segera ia kembali memasangkan earphone ditelinganya. Ia kemudian melangkahkan kakinya berjalan mungkin menuju Rooftop saja, sekarang tidak ada jam pelajaran yang masuk. Tak masalah jika ia pergi kesana dari pada ia harus diam disini.

Perlahan tungkainya mulai melangkah perlahan menaiki anak tangga lantai pertama ini menuju rooftop sekolah ini. Namun, atensinya beralih pada orang-orang yang tengah berada di lapangan. Rose menghentikan sejenak langkahnya dan melepas satu earphone yang ia kenakan untuk melihat dan mendengar langsung apa yang tengah terjadi disana.

"Terima saja!" Teriak orang-orang yang ada disitu membuat Rose mengernyitkan dahinya. Apa ada yang sedang mengutarakan perasaannya ditengah lapang itu? Oh ayolah itu sangat berlebihan. Meskipun begitu Rose tetap setia menyaksikan hal itu samapi sekarang.

Karena sangat penasaran dan ingin melihat dengan lebih jelas akhirnya Rose memilih untuk turun beberapa langkah sampai dirasa sudah jelas siapa yang sedang menyatakan perasaanya itu.

Enemy In Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang