Realize

842 91 4
                                    

Pagi hari pun tiba, Chanyeol mengerjapkan matanya berulang saat sinar sang surya menerangi kamarnya. Setelah dirasa cukup sadr Chanyeol mendudukan dirinya sebari mengambil ponselnya yang berdering barusan.

Ternyata itu pesan dari Wendy, dengan sangat malas Chanyeol membuka pesan dari gadis itu dan membacanya.

From Wendy :

Selamat pagi Oppa! Jangan lupa sarapan terlebih dulu sebelum pergi ke sekolah. Berpenampilan sangat keren ya agar kau terlihat sangat tampan! Kkk aku mencintaimu Oppa!.

Chanyeol tak bergeming tetap setia dengan wajah datarnya saat membaca pesan itu. Oh ayolah kenapa Wendy sangat kekanak-kanakan sekali, Chanyeol tidak menyukai hal itu.

Seminggu menjalin hubungan dengan gadis ini benar-benar menguras emosi dan kesabarannya karena tingkah laku Wendy yang sangat centil itu membuat Chanyeol sangat risih dan ingin sekali mendorong tubuhnya agar menjauh dari Chanyeol.

To Wendy :

Ya.

Masa bodoh dengan gadis itu yang akan menggerutu karena ia membalas pesan darinya sangat singkat, memang gadis itu hanya membuat moodnya rusak saja sekarang.

Chanyeol kemudian mematikan ponselnya dan berjalan menuju kamar mandinya untuk segera membersihkan tubuhnya yang dirasa sangat lengket itu. Setelah selesai dengan segera Chanyeol mengenakan bathrobe miliknya dan melakukan sedikit pemanasan untuk mempertahankan otot-otot yang ka punya.

Waktu sudah menunjukan pukul 07.35 waktu setempat, dengan segera Chanyeol mengenakan seragam sekolahnya dan menyisir rambutnya yang masih basah itu. Setelah dirasa sudah cukup dengan penampilannya yang terakhir Chanyeol menyemprotkan parfum beraroma manly miliknya. Dan dengan segera ia mengambil tas dan kunci motornya untuk segera berangkat menuju sekolah.

Sekitar 10 menit Chanyeol berkendara dengan kecepatan 80km/jam, Chanyeol sudah sampai dan memarkirkan motornya ditempat parkir sekolah ini, setelah merapikan sedikit penampilannya Chanyeolpun dengan segera melangkahkan kakinya dengan cepat untuk menuju kelasnya sekarang.

Seketika ia menjadi tontonan para siswi yang ada disini, ya bukannya ingin sombong tapi Chanyeol juga tau bahwa dirinya adalah salah satu Most Wanted disini, sesekali Chanyeol menampakan wajah datarnya untuk membuat gadis-gadis yang ada disini berkerut mengaguminya. Sedikit pecicilan tak masalah bukan?

Namun, Chanyeol memperlambat langkahnya saat berada di koridor yang menuju ke kelasnya, ia menatap Rose yang tengah berjalan sendirian, apakah gadis itu tidak memiliki seseorang sebagai temannya?

"Si gadis tidak tau malu jika aku menjadi dirinya aku akan segera pergi dari sekolah ini."

"Dasar memalukan!"

"Haha, gadis itu menjadi bahan bully sekarang. Memang dia sangat cantik tapi tidak punya rasa malu."

Kira-kira begitulah yang Chanyeol dengar. Gunjingan mereka pada Rose benar-benar pedas. Namun, Rose hanya berjalan santai sepertinya tak menghiraukan semua sekali perkataan mereka semua.

Setelah Rose memasuki kelasnya, dengan segera Chanyeol menghampiri segerombolan siswi yang tengah berkumpul disana.

"Hey kalian." Ucap Chanyeol pada mereka. "Apa yang kalian ucapkan tadi? Rose tidak tau malu? Tidak tau malu karena apa? Apa karena ia tidak hadir saat performance itu?". Chanyeol menatap mereka saru persatu dengan pandangan dinginnya. Mereka semua hanya tak mengatakan apapun lagi.

"Apa kalian tidak dengar apa kejadian yang menimpa Rose tempo hari? Kalian ingin kubuat merasakan apa yang Rose rasakan?" Tanya Chanyeol sebari menaikan satu alisnya. Dengan cepat mereka semua menggeleng dan mendudukan kepalanya. "Mulai sekarang berhenti menggunjingkan Rose lagi. Aku tidak main-main!" Sambung Chanyeol kemudian mulai berjalan kembali ke kelasnya meninggalkan gadis-gadis itu yang sedang mematung akan ancaman Chanyeol barusan.

Enemy In Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang