Author POV
Jimin berulang kali merasakan terpaan angin lembut yang membelai surai hitamnya,terkadang sinar matahari pagi begitu bercahaya di balik kelopak matanya yang terkatup rapat.
Banyak yang ingin ia tanyakan pada semesta, kenapa matahari selalu panas? Kenapa bulan hanya muncul di malam hari? Kenapa bintang selalu muncul di langit dan menghias bersama kawanannya sedangkan nyatanya dia hanya bisa menatap mereka jauh dalam kesendirian.
Kadang dia ingin sehari bisa merasakan apa yang orang lain rasakan,apa yang orang lain miliki tanpa perlu merasa gunah atau takut jika takdir mempermainkan hati yang kesepian.
Hujan itu air yang jatuh dari awan yang membentang di langit,lalu apakah air mata jatuh dari rasa sakit tiada henti?
Bohong jika Jimin tak sakit, dusta kalau dia tak marah pada kehidupannya yang teramat menyedihkan untuk di jabarkan secara harfiah. Tapi sekali lagi, apa yang bisa ia lakukan?
Dia ingin punya masa depan yang cerah seperti orang lain pada umumnya,membahagiakan kedua orangtuanya juga adiknya. Bukan justru bermasadepan abu-abu serta membuat keluarganya terbebani.
Hari ini,dia memutuskan untuk membolos sehari dari jam kuliahnya pagi ini. Awalnya dia juga bimbang dengan keputusannya tanpa ada yang tau.
Tapi hentakkan dengan suara kata bersarat amarah itu masih terbayang di otaknya,tak bisa ia enyahkan atau musnahkan. Suara itu menyakitinya.
" Eoh,Jim? Kau tak kuliah? " Seseorang menepuk bahu itu membuat Namja Park itu sedikit terkejut.
" Namjoon Hyung?Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Jimin tanpa suara dengan bibir bergerak perlahan-lahan agar dapat terbaca jelas.
" Hanya menikmati pagi dengan berjalan di taman,lalu kau sendiri kenapa di sini?" Tanya Namja Kim itu sambil mengerutkan keningnya bingung.
Jimin menghela nafas pelan,menatap kedua sepatunya yang saling bergesekan sambil menunduk menatap tanah berumput.
" Aku tak tau, hanya sedikit lelah " gumam Namja Park itu yang entah di tunjukannya sebagai jawaban atau justru pertanyaan bagi dirinya sendiri
" Kau mau ikut Hyung ke Seoul Hospitalized? Di sana ada teman yang sedang sakit dan Hyung mau menjenguknya " ajak Namjoon sambil mengusak surai Namja di hadapannya dengan gemas dan tertawa kecil saat Jimin mengangguk semangat dengan binar di matanya.
" Aku mau ikut Hyung! Aku mau ikut! "
.
.
.
." Jungkook-ah? Apa kau melihat Hyungku di Universitasnya hari ini? "
" Aniya, kata Hoseok Hyung kakakmu tak datang ke kelasnya hari ini "
" Benarkah? Arraseo Gomawoyo Kook! "
" Ne "
Taehyung mematikan sambungan telepon pada sahabatnya yang berada di seberang sana, ia mendengus kesal karena panik sebab sudah lebih dari 4 kali melakukan panggilan pada Namja bernama - Park Jimin - namun tak di jawab.
Tenang saja..dia sudah mengisi pulsanya jadi ucapan operator kali ini berbeda.
" Kau sebenarnya kemana Hyung? Aish! Aku bisa gila jika begini " rutuknya sambil mencari kontak lain yang bisa ia hubungi.
.
.
." Kau tak salah memberikan diagnosa kan Euisa? Tak mungkin sepupuku menderita penyakit mematikan itu "
" Maaf Namjoon-ssi, tapi benturan yang pernah ia alami sebelumnya menyebabkan tumor dan akhirnya menimbulkan Kanker otak. Mianhae saya harus katakan jika stadium yang pasien alami sudah masuk ke tahap tingkatan 3 "
Namjoon menatap Jimin yang kini hanya dapat memejamkan mata dan berbaring di atas berangkat rumah sakit dengan infus di tangan kirinya juga protector yang menampilkan grafis tekanan garis berkala di dalamnya.
" Inikah yang kau maksud lelah itu, Jim? Ku pastikan setelah ini kau harus baik-baik saja! Harus!"
🐨
Author Comeback gaess!!!
Gimana(?) Masih menanti ff ini Up kan?
Endingnya Bittersweet aja kali ya? Atau Sad? Bosen buat cerita ending Chapter yang Happy terus😂
Tinggalkan jejak🐾
-RMBiggestFanGirl
KAMU SEDANG MEMBACA
Voice
FanfictionKalau Jimin punya satu keinginan, yang ia harapkan mungkin hanya sebuah kebahagiaan kecil. Senyuman itu mungkin bisa membohongi banyak orang, tapi tak di pungkiri pula kalau hatinya pilu terasa sesak. Memberikan satu hal yang ia punya, satu hal yang...