Voice : [ Epilog 2 ]

2.3K 175 31
                                    

Author POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Author POV

    Ruangan itu masih ramai karena baik nyonya maupun tuan Park berada di sana. Begitupula putra bungsu mereka yang masih setia menemani sahabatnya yang kini masih dalam tahap proses pemulihan akibat operasi yang telah ia lakukan .

Semua orang di sana begitu bergembira, belontarkan berbagai guyonan konyol dan berakhir tawa.

Namjoon membuka pintu kamar rawat Jungkook, berdekhem pelan membuat semua astitensi mereka teralih menatapnya yang berdiri dengan wajah yang sulit di tebak.

" Ada yang harus ku katakan pada kalian semua, penting untuk mendengarnya karena aku tak akan mengulangnya 2 kali "

" Ada apa Namjoon? Kau kelihatan sangat serius dengan ucapanmu?" Tanya tuan Park dengan bingung karena selama anak kakaknya itu bicara pada mereka..tak pernah Namja Kim itu menggunakan kalimat formal.

Namjoon kesal! Bukan hanya pada tuan Park yang bertanya layaknya orang bodoh. Tapi pada mereka semua yang hadir di sana dengan tatapan tanpa rasa berdosa yang tercipta pada hati nurani.

" Bagaimana kalian masih bisa berbahagia sedangkan Jimin merasakan sakit?! Bagaimana kalian masih bisa tertawa di saat dia sudah merenggang nyawa! " Teriaknya dengan sisa suara yang ia punya, entah mereka akan tuli atau tidak yang jelas Namjoon mau menyadarkan mereka semua!

" Aku tak peduli dengan ucapanmu Hyung " jawab Taehyung membuat amarahnya baik ke ubun-ubun.

Bugh!

Bugh!

Tampak mata pria Kim itu menatap tajam sang bungsu Taehyung, Jungkook tergelonjak kaget membuat jantungnya sedikit meringis sedangkan Tuan Park dengan sigap menghadang tubuh melindungi sang anak.

Hoseok hanya mampu mengusap punggung lebar Namjoon, menariknya sedikit menjauhi sang sepupu. Tampak sang Pria berdimple berusaha mati-matian menahan intensitas air mata mengalir menjatuhi lantai bermarmer putih di bawahnya.

" Kakakmu memberikan jantungnya pada Jungkook dan bahkan kau tak berterimakasih padanya! Kau adik yang buruk Park Taehyung!"

.
.
.

" Harusnya kau tak melakukan itu JeunYoo, Appa memang salah tapi bukan berarti kau juga harus salah di sini " tuan Lee mengelus pipi anaknya yang kini sudah menangis.

" Tapi Appa,mereka menghina Appa. Aku tak bisa diam saja mendengarnya "

" Appa pantas mendapatkannya, di sini Appa salah karena melanggar hukum jadi sudah sepatutnya mendekam di penjara "

" Mianhae Appa "

" Tak apa,kau tak salah nak "

.
.
.

" Hyung, kau mendengarkanku? "

"...."

Namja pemilik senyum kotak itu duduk bersimpuh,memeluk gundukan tanah dengan isi orang yang amat ia cintai di dalamnya.

VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang