Author POV
Namjoon mengelus pipi pucat sepupunya yang kini berbaring tanpa kesadaran di atas brangkar rumah sakit.
1 jam yang lalu Ahjummanya menelepon,mengatakan jika Jimin kini berada di rumah sakit. Niat awalnya untuk mengomeli Namja Park itu justru sirna saat ia melihat Jimin tengah di rengkuh dengan hangat oleh seseorang yang ia tak kenal.
Mereka berdua berjalan menjauh dari Kerumunan dengan tatapan yang tak terbaca itu, namun Namjoon melihat tatapan penuh kebencian juga amarah menyeruak saat mata itu menangkap wajah seorang Taehyung yang kini hanya mampu mengalihkan pandangannya menatap pintu ruang rawat seseorang.
" Bagaimana bisa mereka menyalahkanmu Saeng? Aku tak sangka bahkan Ahjussi bermain tangan padamu. " Gumam Namja Kim itu tanpa melepaskan pandangannya pada Jimin.
Hoseok menceritakan semuanya, berita tentang kecelakaan yang terjadi dan menimpa keponakannya dari polisi. Hingga saat dia datang lalu melihat Taehyung hampir memukul Jimin yang hanya mampu diam tanpa berbuat apapun.
Hoseok percaya, sangat percaya jika Jimin bukanlah orang yang bersalah atas kecelakaan yang di alami Jungkook tapi kenapa keluarganya justru malah menyudutkannya?
Polisi memperlihatkan rekaman cctv di tempat kejadian pada Hoseok, Jungkook yang terlalu bahagia melihat kakak seorang Park Taehyung dan berlari mengejarnya tanpa memperhatikan jalan.
Dapat di simpulkan bukan jika Jimin tak bersalah?
Lalu saat membawa Jimin menjauh dari keluarganya, bebannya terasa lebih berat hingga membuatnya mengerit bingung.
Darah menetes membasahi lantai putih rumahsakit, cairan itu semakin lama semakin banyak keluar dari hidung Jimin dengan wajah yang sudah amat pucat dengan kesadaran yang sudah hilang entah kemana.
Tapi beruntunglah sepupu Jimin yang baru ia kenal bernama Kim Namjoon datang membantunya,membawa Tubun lemah itu memasuki UGD hingga akhirnya Park Jimin di pindahkan ke ruang rawat oleh dokter.
" Hyung, bagaimana keadaan Jimin? "
" Masih sama, Hoseok-ah.Bagaimana dengan keadaan Jungkook? " Lirih Namjoon tanpa menatap orang yang kini sudah berjalan ke arahnya.
Hoseok menatap tubuh Jimin yang tertutup selimut tebal, bahkan tekanan grafik dalam protector sesekali menampilkan garis zig-zag tak teratur.
" Dia belum sadar, Dokter bilang jantungnya rusak akibat benturan dan dia harus segera mendapatkan pendonor secepatnya "
.
.
." Bagus JeunYoo! Jungkook sekarang sudah sekarat dan aku pastikan keluarga Park kini tengah kacau sekarang "
" Awalnya aku mau menabrak anak bisu itu tapi dengan bodohnya seorang kelinci masuk ke dalam perangapku, tapi tak masalah..mereka berdua terpancing umpan yang ku buat. "
" Bagaimana dengan Taehyung? "
" Untuk apa memikirkan orang bodoh itu? Aku yakin kini dia sedang berduka karena sahabatnya berada di ambang kematian juga kakaknya yang kini menjadi seseorang yang sangat dia benci "
.
.
." Tidak Jimin! Kau tak boleh melakukan itu!" Tolak Namjoon dengan tegas sambil menatap sulung tuan Park yang masih menatapnya dengan tatapan lemas.
-----
Tapi Jungkook membutuhkan jantung,Hyung.
-----
" Tapi bukan berarti harus jantungmu Park Jimin, dia masih bisa menunggu sampai ada pendonor. Dengarkan Hyung, kondisimu makin buruk dan kau harus fokus pada pengobatanmu jadi jangan pikirkan orang lain "
Jimin menggeleng kecil,menuliskan aksara nya pada secarik kertas lalu memberikannya pada sang kakak sepupu.
-----
Aku mau menebus kesalahanku padanya,lagipula umurku tak akan lama lagi.
-----
Namjoon menatap Jimin penuh pertanyaan, ia seketika diam tak mampu berucap saat Namja itu mengatakan 5 kata dengan bibirnya walau tak ada suara yang keluar dari lisannya.
" aku tau kau berbohong Hyung "
" Apa maksudmu Jim? Berbohong apa?"
Kesal karena kakaknya itu masih bersikeras dalam ucapan dustanya,dia menuliskan sesuatu dengan cepat lalu memberikannya pada Namjoon. Menutup tubuh itu dengan selimut sambil memejamkan mata.
-----
Bahkan sebelum kau tau aku sakit,aku sudah tau lebih dulu darimu Hyung.
Tumor otak? Ah bukan..kanker Otak stadium 3 yang ku derita sudah semakin parah bukan?
Kenapa kau masih berbohong padaku? Kenapa kau tak berterus terang bicara padaku? Apa kau takut jika aku terluka kerena vonis yang dokter berikan? Apa karena kau takut aku akan kembali sakit sehingga kau merahasiakannya?
Berikan jantungku pada Jungkook jika tidak aku akan marah dan membencimu seumur hidupku Hyung!
-----
" Kalau itu permintaanmu, Arraseo akan Hyung lakukan " ujarnya pelan sambil menatap Hoseok yang memandangnya dengan memberikan gelengan tak setuju .
" Kita tak bisa lakukan ini! Jimin tak bisa-"
" Tak ada cara lain Hoseok, kita tak bisa berbuat banyak. Memilih Jungkook tiada dan membuat Jimin tersiksa karena merasa bersalah seumur hidupnya atau membuat Jungkook tetap hidup walau akhirnya Jimin yang harus mati "
Hening melanda mereka berdua, namun tepukan pelan di bahu Namjoon menyadarkannya.
-----
Tapi sebelum itu belikan aku lip gloss, bibirku tak berwarna juga tak terlihat seksi lagi Hyung.
-----
Sepertinya Namja Kim itu harus banyak mengatur nafasnya dengan pesan pada kertas yang di tulis Jimin. Senyuman tanpa dosa itu mendominasinya.
" Memangnya buat apa? "
-----
Untuk mencium bibir para Readersnim Voice karena di next Chap bakal ga ketemu lagi:V
-----
🐨
Pilihan yang sangat berat,rasanya sulit jika dalam hidup kita harus memilih salah satu.
Kita ga boleh egois untuk mempertahankan kedua hal yang berbeda.
#paan si awthor gaje😂🤣
Di part ini bang Hobi banyak muncul, mungkin selanjutnya SeokJin? Atau..Yoongi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Voice
FanfictionKalau Jimin punya satu keinginan, yang ia harapkan mungkin hanya sebuah kebahagiaan kecil. Senyuman itu mungkin bisa membohongi banyak orang, tapi tak di pungkiri pula kalau hatinya pilu terasa sesak. Memberikan satu hal yang ia punya, satu hal yang...