(08) Sadewa

596 169 18
                                    

Sadewa menunduk, mengarahkan seluruh pandangan kepada modul Bahasa Inggris yang ada di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sadewa menunduk, mengarahkan seluruh pandangan kepada modul Bahasa Inggris yang ada di depannya. Sesekali tak hanya membaca tetapi juga memutar otak, mencari pencerahan tentang apa yang akan ia tulis di tugas akhirnya nanti. Yap, tugas akhir Bahasa Inggris semester empat ini adalah membuat semacam narrative text yang dikumpulkan sehari sebelum pembukaan classmeet nanti.

"Gue izin ke toilet dulu," pamit Bintara. Clara, dan Aji serempak menganggukkan kepala. Sementara Sadewa dan Kania sama-sama tak bereaksi.

Kania sedang dalam mode serius, menghapalkan dan memahami rumus rumus matematika lintas minat yang akan diujikan besok.

"Eh iya, besok kita ulangan matematika kan, Nya? Materinya apa aja ah gue belum belajar-" seru Clara saat melirik Kania sibuk mencoret-coret kertas buram di samping modul matematika.

"Dua bab terakhir, lingkaran sama integral-" jawab Kania.

"Waduh pasti ntar malem gue ketiduran lagi," celoteh Aji.

"Dasar kebo-" komentar Clara, dibalas Aji dengan menjambak rambut panjang Clara yang dikuncir. Tentu saja Clara langsung memekik.

"ANJIR LEPASIN GAK?!?!"

Kania hanya bergeleng kepala melihat tingkah Clara dengan Aji. Kemudian tidak sengaja pandangannya mengarah pada seorang pemuda tepat di depan Aji, yang kelihatannya tidak terusik sama sekali dengan keributan yang diciptakan dua anak manusia ini.

"Sssttt, diem. Katanya mau belajar." Kania menengahi. Kalau dipikir-pikir, malu juga kalau dari tadi bikin ribut mulu. Apalagi yang bikin ribut adalah dua orang sahabatnya sendiri.

"Aji nih, Nya!" sungut Clara.

"Berisiiiiikkk, Clar. Mending lo nyicil biologi aja, besok juga ulangan harian-" sahut Aji, tidak terima disalahkan begitu saja.

Sadewa menyimak diam-diam. Mau ikutan nimbrung, tapi keinget kalau guru Biologi kelasnya dengan kelas ketiga bocah ini berbeda.

"OH IYA BIOLOGI. YA AMPUN GUE BELOM FOTOCOPY CATATAN PUNYA KANIA!!!" Clara kembali berteriak. Gadis itu segera mengeluarkan buku catatan yang semalam ia pinjam dari Kania.

"Ada tempat fotocopy gak sih deket sini??!!" tanyanya dengan raut muka gelisah. Kania mengendikkan bahu, Aji juga.

"Santai aja kali, Clar. Gue udah nyicil dari kemarin kemarin, lo balikin nanti malam juga nggak apa-apa,"

"Gak, gak. Gue balikin sekarang tapi kasih waktu buat fotocopy bentar,"

"Limapuluh meter dari sini, deket kantor pos ada tempat fotocopy..." sambung Sadewa.

"AJI, TEMENIN GUE AYO BURUAN!!" Clara menarik tangan Aji meninggalkan meja. Membuat mata Kania melotot karena lagi lagi harus terjebak dengan Sadewa, berdua. Tapi sayang, Clara dan Aji bahkan sudah keluar ruangan hanya dalam hitungan detik.

Kania pasrah, menenggelamkan wajahnya di antara lembaran buku yang ia buka. Tidak peduli kalau si pemuda ini akan menertawainya kemudian.

"Pak Erwin ulangan harian-nya telat gitu?"

Kania mengangkat kepalanya perlahan. Di luar kepala, ternyata Sadewa malah memancing obrolan. Mau nggak mau, Kania harus jawab.

"Hmm ya gitu, beliau kalau jelasin materi kan detail banget sampai tuntas. Kalau yang lain 2 pertemuan selesai, Pak Erwin butuh 3 sampai 4 pertemuan, makanya telat."

"Tapi malah asyik, beneran paham kan?"

"Iya,"

"Oh iya, soal kejadian kemarin kemarin, gue minta maaf..." ucap Sadewa dengan hati-hati.

Kania terpaku mendengarnya.

"Hah?"

"Mungkin gue udah salah paham soal kepribadian lo, tapi ternyata lo temannya Bintara. Jadi gue mulai memperbaiki pandangan gue tentang lo,"

"Ooh. Yaudah sih, santai aja. Toh, gue juga nggak begitu peduli dengan pandangan orang lain tentang diri gue,"

"Oke, itu bagus. Tapi sekali lagi, gue serius mau minta maaf.."

Sadewa baru mendapat hidayah atau bagaimana kok bisa berubah sedrastis ini?

Sadewa baru mendapat hidayah atau bagaimana kok bisa berubah sedrastis ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
#5 Distraksi Tiga Dimensi✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang