(45) Sadewa; Suara dari Kania

217 28 3
                                    

Halo semuanya, gue Kania

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo semuanya, gue Kania. Disini gue akan memberikan sedikit kenang-kenangan buat seseorang yang berhasil mengubah hidup gue setahun belakangan ini. Gue nggak akan bercerita panjang lebar, karena mungkin kalian akan bosan kalau hanya mengulang cerita tetapi dari sudut pandang yang berbeda yaitu sudut pandang gue. Tapi kali ini gue akan sedikit mengungkapkan perasaan gue yang sebenarnya, yang belum sempat diceritakan karena terhalang kesempatan. Juga supaya kalian tidak menghakimi cerita hanya dari satu sudut pandang saja.

Gue mengenal Sadewa terhitung belum lama, tapi entah kenapa gue langsung nyaman begitu saja. Mungkin karena gue nggak pernah mendapatkan perlakuan dari cowok manapun yang bisa semanis Sadewa. Sadewa benar benar yang pertama, yang berhasil mencuri perhatian gue dan meleburkan perasaan gue semudah itu.

Gue senang bisa dekat dengan Sadewa, dan jujur aja gue berharap yang lebih jauh karena Sadewa sepertinya juga punya perasaan yang sama kaya gue. Tapi ternyata harapan gue kandas begitu saja saat gue perlahan sadar bahwa masih banyak hal tentang Sadewa yang belum gue ketahui. Gue sadar, gue masih mengenal dia barusan. Lalu, kenapa gue bisa sepercaya diri itu sampai mengharapkan Sadewa akan melakukan hal yang Bintara lakukan ke Clara, terhadap gue, ternyata nggak semudah itu.

Maklum, pertama jatuh cinta, sekalinya patah hati langsung remuk jiwa raga. Gue berpikir bahwa Sadewa punya masa lalu yang belum usai dengan cewek cantik bernama Sharen. Kelihatannya mereka juga cukup akrab dan ketawa ketiwi, ngobrol asyik. Apakah gue salah kalau gue marah karena hal ini? Iya, mungkin gue emang terlalu kekanakan. Tapi balik lagi ke pernyataan awal, pertama jatuh cinta sekalinya patah hati langsung remuk jiwa raga.

Wajar dong kalau gue sakit hati saat melihat dia ternyata punya suatu rahasia yang gue nggak tahu sebelumnya. Dan Sharen, gadis itu teramat cantik dan gue takut Sadewa akan goyah. Pikiran gue makin kacau waktu gue sadar selama gue mendiamkan cowok itu, nggak ada respon sama sekali darinya. Apakah dia memang benar benar sudah lupa sama gue? Atau karena memang cinta lamanya sudah kembali, si Sharen itu?

Tapi sekali lagi Sadewa datang ke gue, meminta kesempatan keduanya. Apa? Dia bilang dia terlalu cupu buat mengakui dari awal kalau dia memang sayang sama gue. Dan dia menegaskan kalau dia dan Sharen nggak ada apa-apa, sebatas teman.

Terlanjur patah hati, namun gue tetap mencoba untuk kembali membuka hati. Untungnya, Sadewa memberikan jeda di antara kami sebelum akhirnya ia datang lagi di hidup gue, mengatasnamakan rasa yang datangnya tulus dari hati itu, ketika waktunya sudah lebih tepat dari sebelumnya.

Gue bersyukur, ada Sadewa di hidup gue yang penuh liku ini. Seenggaknya Sadewa sudah merelakan waktunya sekedar menjadi pelipur lara dan kecewa, walau gue sendiri juga harus menerima kekecewaan dari Sadewa. Gue sadar, kita masih terlalu muda untuk terjebak dalam kisah cinta yang rumit itu, dan kita hanyalah manusia biasa yang sedang berproses.

Bersama, menjadi lebih baik ke depannya, gue, Kania Parmadita Anjani, berjanji akan menjadi manusia yang lebih dewasa dan berpikir panjang, dan demi kebahagiaan gue, yang salah satu datangnya dari pemuda bernama Sadewa ini.

Sadewa, terimakasih atas semuanya. Berkat kamu, hidupku jauh lebih berwarna dan bermakna. Salam sayang dari sayangmu ㅡKania.

#5 Distraksi Tiga Dimensi✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang