(40) Cerita dan Arti

269 35 7
                                    

"Kaaaaaaaaaakkk, dicariin Juna sama Radit noh di depan rumahㅡ"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kaaaaaaaaaakkk, dicariin Juna sama Radit noh di depan rumahㅡ"

Suara teriakan Kaira membangunkan Kania dari lamunannya. Gadis itu mengusap wajahnya, sedikit menepuknya juga pelan untuk mengembalikan kesadaran diri.

"Astaga gue ngapain sih iniㅡ" pekik Kania saat menyadari buku latihan soalnya yang penuh dengan coretan tidak sadarnya. Melamun sambil memegang bolpoin di atas kertas adalah suatu kesalahan terbesar dan berakhir dengan penyesalan.

Kania baru saja akan membersihkan coretan tinta itu tapi ia teringat soal teriakan Kaira sebelumnya. Tapi ngomong-ngomong ngapain Juna dan Radit ke rumahnya tanpa bilang duluan?

Waktu Kania sampai di depan, dua orang laki-laki muda telah menunggunya di teras.

"Hai?" sapa Kania.

"Kak, akhirnya ketemu juga!" pekik Radit. "Kemana aja sih kak, kok nggak pernah ikut kongkow lagi?"

Juna ikut mengiyakan, "Iya nih Kak Kania, abis kemana aja?"

Kania tersenyum pahit, "Gue nyicil belajar, nilai gue 4 semester masih biasa-biasa aja. Ntar kalau nggak lulus SNM sama SBM gimana hayo-"

"Ya coba mandiri, kak-" jawab Juna polos. Radit langsung menabok lengan Juna, tidak tahan dengan mulut nyablak sahabatnya itu. "Hehe, maap kak, bercanda doaaanggg,"

"Yoi dah, btw lu berdua ngapain kesini nggak bilang-bilang dulu?"

"Kalau bilang dulu ntar Kak Kania ngehindar dengan bilang kalau lagi nggak di rumah," sahut Radit. "Alias Kak Kania bohong ke kita uhuhuhuhu syediiihhhh-"

"Dih, apaan sih alay Radit mah-"

"Ada apa sih, Kak? Lagi marah ya sama kita? Maapin kita ya kak, mungkin banyak salah sama Kak Kania-" Radit masih dramatis.

"Marahnya sama Bang Sadewa sih kelihatannya ini mah-" celetuk Juna.

Juna nih asli, nyablak bener, tapi emang kenyataan. Kania mau marah tapi takut malah tambah diledekin ntar sama bocah-bocah ini. Lagipula, ia harus meluruskan kesalahpahaman, harusnya dari awal Kania nggak membiarkan masalah ini lewat begitu aja tanpa penyelesaian. Tapi Kania sendiri bingung gimana harus ngejelasinnya. Serba salah.

"Emang ngeselin Bang Sadewa tuh, gue juga ikutan sebel. Bukannya peka kalau Kak Kania lagi bete ke dia, eh dia malah asyik-asyik tebar pesona ke Kak Sharen. Emang dasar cinta lama belum kelar sih kea-nya," sungut Arjuna setengah melantur. Tidak sadar telah menyebutkan sesuatu yang teramat sangat sensitif di depan Kania.

Raut wajah Kania berubah makin masam setelah mendengar ucapan Juna. Radit yang menyadari hal itu langsung menyenggol lengan Juna supaya cowok itu cepat-cepat meralat omongan ngelanturnya.

"E-e-eh gagitu maksud aing. Maksudnya teehhh, Juna juga sebel sama Bang Sadewa sekarang jarang nraktir kita gofud ya Dit yaaaa, ehehehehehe,"

Kania hanya tersenyum kecut, berkat ucapan Juna barusan ia semakin sadar bahwa selama ini Sadewa hanya menjadikannya teman atau kemungkinan terburuknya adalah sebagai pelarian. Bagus, hebat banget dia menghancurkan semua kepercayaan Kania bahkan perasaan gadis itu yang telah jatuh, lalu ia pergi seenak hati. Semua cowok gak ada bedanya.

#5 Distraksi Tiga Dimensi✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang