(18) Bintara

431 118 10
                                    

"Gue mau ke kelasnya Clara sebentar, mau ikut?" tawar Bintara pada Sadewa yang kini tengah menyalin catatan matematika ke dalam tulisan yang lebih rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue mau ke kelasnya Clara sebentar, mau ikut?" tawar Bintara pada Sadewa yang kini tengah menyalin catatan matematika ke dalam tulisan yang lebih rapi. Pemuda itu terdiam sejenak, sebelum akhirnya menutup lembaran buku dan berdiri.

"Lo bener-bener berubah ya Sa setelah kenal Kaniaㅡ" celetuk Bintara.

"Berubah gimana? Gue nggak jadi superhero kok, tetap manusia biasa," kilah Sadewa, serius.

Bintara pikir, di awal Sadewa hanya sekedar penasaran kepada Kania tetapi semakin kesini Sadewa makin jelas kalau ia tertarik pada sahabat Clara itu. Syukur deh, Bintara kira Sadewa tidak suka perempuan. Haha, jahat.

"Yaelah, ketahuan banget modus loㅡ" perkataan Bintara terhenti, teringat misi yang direncanakan anak-anak sebelumnya soal Kania dan Sadewa. Mungkin, kalau tahu Sadewa akan langsung mendekat secara naluri dirinya sendiri, mereka tak perlu payah merancang skenario. Sudah saatnya mungkin Bintara memberi tahu yang lain. Atau mereka juga merasakan hal yang sama seperti Bintara, lalu akan membubarkan misi rahasia dalam waktu dekat.

"Apa?!" ketus Sadewa lalu mendahului Bintara keluar kelas. Aneh, batin Bintara. Tadi yang mengajak siapa, yang pergi duluan siapa. Akhirnya, Bintara mengejar Sadewa yang berjalan cepat menuju koridor kelas 11 A-6.

Kebetulan banget Clara, Aji, dan Felix lagi nongkrong di depan kelas. Tidak perlu repot mencari di dalam. Aji kelihatan kaget karena tumben benar Sadewa berkunjung ke kelas mereka, bukan hanya kelas sih lebih tepatnya tumben Sadewa keluar dari tempat pertapaan alias bangkunya. Kalau Clara, lebih terkejut karena Bintara sedang berjalan dengan berwibawa ke arahnya. Oh ya, jangan lupakan soal kemarin di tempat pameran. Clara merutuki ucapannya mau menggandeng Sadewa karena ia berakhir harus menggandeng Bintara.

Malu, tapi mau. Sebenarnya Clara malu setengah mati, tapi kesempatan tidak datang dua kali. Lagipula Bintara juga gak kalah tampan dari Sadewa. Bahkan setelah kejadian kemarin, Clara semakin yakin kalau Bintara yang paling keren! Astaga, bucin.

Bintara tersenyum, kemudian menyapa yang lain. "Hai, semuanya?"

"O-hai juga?" sahut Clara, tak berkedip memandangi pemuda yang kini duduk di dekat Aji.

"Tumben kesini? Mau ngapain?" tanya Felix.

"Nggak apa-apa sih, cuma pengen nanyain kabar Kania. Dia masuk kelas, kan?" ucap Bintara, sambil sesekali melirik Sadewa yang diam di ujung.

Clara menangkap pandangan Bintara yang jahil, seakan menyindir Sadewa. Seakan mau bilang, "Tuh, ada yang kangen. Mau nanya sendiri tapi gak berani,"

"Kania absen, semalem gue juga nyuruh dia istirahat di rumah aja, entah dia nurutin perintah gue atau memang badannya masih kurang sehatㅡ" jelas Clara.

Bintara kembali menoleh pada Sadewa. Pemuda yang kini hanya melongo kecil, kemudian tanpa mengucap apapun malah berlari meninggalkan tempat, kembali ke kelas. Nah kan, aneh lagi.

"Eh, Sa! Mau kemana? Hadeh, belum juga ngobrol!" pekik Clara. Aji dan Felix cuma menggelengkan kepala. "Bener-bener gak berubah dari dulu," celetuk Aji.

Sementara Bintara, kini asyik memandangi diam diam gadis dengan rambut panjang yang terurai, membuatnya makin cantik apalagi kalau sedang dalam jarak dekat seperti ini. Kalau boleh Bintara jujur, dia menyukai Clara sejak kemarin gadis itu dengan malu-malu menggandeng tangannya selama menonton pameran.

Kemudian perkataan Clara terus terngiang di telinga, menurutnya teramat lucu dan polos. Membuat Bintara ingin berdialog kembali dengan gadis itu, lebih lama juga mau banget.

"Sebenernya gue mau gandeng Sadewa tuh soalnya gue takut ilang. Ya gitu gue suka gak fokus, bingung sendiriㅡ"

"Iya, nggak apa-apa."

"Serius nih, gak risih?"

"Enggak kok, malah biar dikira pacaran-"

"Hah? Apasih lo?"

"Biar para fans gue mundur, lihat idolanya udah gandeng yang lain."

"Gombal banget anying,"

Kalau begini caranya, terjebak dalam misi mendekatkan Sadewa dan Kania, membuat Bintara mendapat karmanya sendiri. Bukan kemalangan, tetapi keberuntungan. Mungkin setelah ini, terbit pasangan baru yang lebih cepat dari perkiraan dan harapan. Semoga Clara juga merasakan hal yang sama, perihal Bintara yang diam-diam menaruh perasaan padanya.

 Semoga Clara juga merasakan hal yang sama, perihal Bintara yang diam-diam menaruh perasaan padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
#5 Distraksi Tiga Dimensi✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang