(29) Insiden

415 91 4
                                    

"Sa, lu mau nemenin gue makan nggak? Serius ini perut gue sakit banget kelaparan dari pagi lupa belum sarapan, terus pake kejar-kejaran sama Aji, Felix, sumpah lemes banget gueㅡ"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sa, lu mau nemenin gue makan nggak? Serius ini perut gue sakit banget kelaparan dari pagi lupa belum sarapan, terus pake kejar-kejaran sama Aji, Felix, sumpah lemes banget gueㅡ"

Sadewa melirik sepupunya yang kini terengah di depan pintu kelas. Sejenak, ia memandangi punggung Kania yang bergerak menjauhi dirinya setelah beberapa saat yang lalu mendapat panggilan dari ruang guru. Padahal baru sebentar mengobrol dengan Kania. Berniat kembali ke kelasnya, tapi yakin ia akan kembali kesepian di sana karena Bintara sibuk mengurus acara classmeet.

"Yaudah, ayo. Ntar kalau lo sakit malah gue yang kena marah budhe," Sadewa mengalah. Mengantar sekaligus menemani Clara, juga tidak ada salahnya.

"Yeeeee baik banget emang Sadewa niiih! Pantesan Kania sukaㅡ" pekik Clara kegirangan. Sampai tak sadar kalau berucap sembarangan.

Sadewa mencibir, "Nggak usah ngejek, ya! Yang mentang-mentang hampir jadian sama Binㅡ"

"HIH SA, JANGAN BIKIN AING NGAREP, DONG! KAN SIAPA TAU DIA DEKETIN GUE CUMA BUAT HEPI-HEPI AJA KAYA YANG DIA DEKETIN SEBELUMNYAㅡ"

"Heleh, baper amat sih, Clar." sahut Sadewa. "Tunggu aja bentar lagi juga dia ngajak lo jalan,"

"Kemarin kita udah jalan bareng, kok."

"Hah? Sumpah?" seru Sadewa, tak percaya. "Gercep amat dah,"

Clara mengangguk samar, "Iya, kemarin abis ujian. Ehe, gak ngerti juga sih kenapa gue bisa manis banget kalau udah berhadapan sama dia, padahal di belakangnya gue hujat mati-matian kenapa dia berani bikin gue baper sampai sejauh ini."

"Namanya juga bucin." celetuk Sadewa sambil menarik kursi. Jadi, saking asyiknya mengobrol, nggak kerasa udah sampai di kantin aja.

"Dih, ngaca dong, kaum kanebo kering! Dulu gimana modelan lu, sekarang aja udah kebuka mata batinㅡeh mata hati lo," sungut Clara, tetap tidak ingin kalah dalam perdebatan.

Sadewa geleng-geleng kepala, kemudian melayangkan pandangan ke daftar menu yang terpajang di depan mereka. "Batagor sama es jeruk," perintahnya pada Clara, bahkan sebelum sepupunya itu bertanya.

Kemudian, Clara kembali menghampiri Sadewa. Duduk berhadapan, dengan mimik wajah yang seketika serius dan tegang seakan ada sesuatu penting yang akan dibicarakan.

"Ngapain sih lo sok galak gitu mukanya?"

"Sa, coba lo ceritain sama gue. Sejauh apa hubungan lo sama Kania sampai detik ini? Gue kan selama ini nggak pernah denger ceritanya langsung dari lo, sekedar denger dari sudut pandang Kania sama orang ketiga lainnya.." kata Clara, setengah berbisik. Takut ada yang menguping.

#5 Distraksi Tiga Dimensi✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang