Shinhye POV
'jiyeon-ah ireonaaaaaaaa' kutendang-tendang pantat adik tercintaku yang saat ini sedang tertidur nyenyak bergelut dalam selimut abu-abunya.
'emmmmhhh lima menit lagi eonniee' gerutunya sambil mengangkat tangannya menunjukkan kelima jari panjangnya
'lima menit kepalamu, kau yang minta bangunkan pukul 7 dan ini sudah lewat 40 menit dari jam 7' aku bersedekap. Sedetik kemudian jiyeon terduduk dengan mata membulat sempurna. Tangannya meraba atas kasurnya mencari ponselnya
'eonniiiiiieeeee' teriaknya sambil menatap ponselnya
'kenapa tidak membangunkanku dari tadiiii' dia berlari keluar kamar, lalu masuk ke kamar mandi
'Terserahlah' aku menghela nafas lalu berjalan ke arah ruang makan
'mana dongsaengmu?' appa menyeruput kopinya
'sedang mandi' aku duduk di kursiku
'sejak tadi kau bangunkan dia baru mandi?' aku mengangguk
'dasar anak itu' gerutu eomma sambil menaruh mangkok nasi di depanku dan kursi jiyeon
'bagaimana pekerjaanmu?' appa menatapku sebentar
'yah begitulah, sekarang aku tau kenapa rambut appa cepat sekali beruban' aku menggelengkan kepalaku miris
'yaaaah' appa melirikku tajam
'tapi itu kenyataan' ucapan eomma membuatku terkekeh
'makanya kalian tau betapa sulitnya mencari uang jadi jangan boros' eomma mulai ceramah
'siapa yang boros?' jiyeon duduk disampingku
'kau' jawabku, eomma dan appa bersamaan mwmbuatnya manyun
'makan yang banyak' eomma menaruh mangkok nasi di depan jiyeon
'kau ini kurus sekali sih, kau tau tetangga bisa membicarakan eomma tidak mengurus anaknya kalau begini' gerutu eomma sambil menuangkan susu digelas jiyeon
'kurasa kau mungkin cacingan deh' aku menepuk bahunya pelan
'eonnieeeee' teriaknya kesal membuat kami bertiga terkekeh
'ah matta, nanti jangan pulang terlalu malam ya' appa menatap aku dan jiyeon
'wae?' tanyaku bingung
'ada teman appa yang akan datang' jawabnya tanpa menatapku
'lalu apa hubungannya dengan kami?' kata jiyeon dengan mulut penuh
'dia datang bersama istri dan anak laki-laki...' jiyeon mengangkat tangannya menginterupsi
'Akan ada perjodohan ya?' aku menatap eomma dan appa bergantian. Sedetik kemudian mereka saling pandang sebelum akhirnya mengangguk singkat
'heol' gumamnya tak percaya. Kami berdua saling berpandangan.
'appa...' jiyeon tersenyum
'yang akan dijodohkan eonnie kan?' jiyeon menunjukku
'rencananya sih begitu' aku meneguk ludahku
'silheoooo' teriakku penuh protes
'eomma tau kan aku sudah punya namjachingu' aku menatap eomma kesal
'appa juga sudah bertemu dengannya' aku ganti menatap appa
'shinhye-ya, ini hanya pertemuan saja. Memang ada rencana perjodohan karena janji dimasa lalu tapi...' appa menggantung ucapannya
KAMU SEDANG MEMBACA
The matchmaking
FanfictionPerjodohan? Serius? Appa dan eomma benar-benar kuno. Siapa peduli dengan janji orangtua di masa lalu.