Beberapa hari berlalu, kim myungsoo kembali menjauh. Seperti tidak pernah terjadi apapun pada kami. Keadaan perusahaan sudah kembali membaik. Yah walaupun tidak semua tapi kim myungsoo berhasil mendapatkan kembali investasinya.
'oh annyeong' baekhyun melambai padaku saat bertemu di lift
'annyeonghaseyo' sapaku membungkuk sopan. Kim myungsoo hanya mengangguk tanpa mengalihkan tatapan dari ponselnya
'mau kemana?' tanya baekhyun ramah
'mengantarkan ini ke ruang divisi keuangan' jawabku singkat, sesekali melirik myungsoo yang tidak bergeming
'ah begitu, kau ikut liburan perusahaan tidak?' tanya baekhyun lagi
'aku belum minta ijin pada eomma, jadi aku belum tau' aku tersenyum canggung
'ah sayang sekali, kali ini perusahaan akan tamasya naik gunung' katanya menatapku sedih
'benar kan myungsoo?' baekhyun menyentuh lengan myungsoo yang dijawab dengan anggukan
'ah aku permisi' mereka berdua mengangguk. Aku menghela nafas. Sombong sekali sih gerutuku dalam hati
'jiyeon-ah istirahat nanti bisa temui aku di rooftop?' aku mwngernyit bingung
'ada apa?' taehyun tersenyum
'ada sesuatu yang mau kukatakan' katanya menggosok belakang lehernya
'baiklah' jawabku akhirnya membuatnya tersenyum makin lebar
******
'aku akan ke toilet, kau duluan saja ya' taehyun mengangguk
'jangan lama ya' kemudian dia segera berbalik pergi. Setelah selesai dengan urusanku di toilet aku segera menyusul taehyun ke rooftop. Aku mengedarkan tatapan mencari taehyun.
'ah disana' gumamku saat melihat taehyun sedang membelakangiku, berdiri dekat ujung pembatas
'tae...' panggilanku terpotong saat mendengar namaku disebut
'ne dia sudah jauh dengan kim myungsoo. Ini kesempatanku menyatakan perasaanku pada jiyeon' aku terkejut, dia mau menyatakan perasaan? Sekarang?
'tentu saja tidak, dia terlalu gampang. Kau tau kan aku mendekati park jiyeon hanya untuk uangnya saja. Setidaknya kalau aku tidak berhasil di perusahaan ini aku bisa memanfaatkan dia untuk mendapat jabatan di perusahaan appanya' kakiku refleks mundur selangkah
'hahahaha tentu saja, yah dia cantik sih tapi terlalu naif' mataku mendadak mengabur, air mata mulai menggenang di mataku
'yeoja seperti itu menyusahkan saja' aku membalikkan badan, bwrniat pergi saat kudapati seseorang berdiri di depanku dengan tangan terkepal. Aku mendongakkan kepala, kim myungsoo menatap taehyun dengan marah
'jangan berbalik dan tutup telingamu' gumamnya sebelum melangkah ke arah taehyun di belakangku
'aaakkkkh' beberapa detik selanjutnya aku mendengar teriakan taehyun dan suara pukulan yang cukup keras
'direktur apa yang anda lakukan?' teriak taehyun
'tutup mulut sampahmu itu' desis myungsoo kesal lalu kudengsr kembali suara pukulan
'gaja' kim myungsoo sudah berdiri di sampingku kembali, tangannya merangkul bahuku lalu menggiringku pergi. Aku melirik tangannya, buku jarinya terluka dan ada darah mengalir dari telapak tangannya. Pakaiannya kacau.
'tanganmu' gumamku pelan
'nanti saja' katanya tanpa menatapku. Kakiku terus ikut kemana dia melangkah
KAMU SEDANG MEMBACA
The matchmaking
FanfictionPerjodohan? Serius? Appa dan eomma benar-benar kuno. Siapa peduli dengan janji orangtua di masa lalu.