'oppaaaa' shinhye noona berlari menghampiri namja yang memanggilnya
'sudah lama?' namja itu menggeleng lalu mengusap kepala shinhye noona sayang
'myungsoo-ya kemari' shinhye noona melambaikan tangannya padaku. Aku berjalan mendekat
'annyeonghaseyo' aku menyapa
'oppa ini kim myungsoo' shinhye noona memperkenalkan aku
'ah jadi kau yang akan menjadi suami jiyeon kami?' aku mengerutkan alisku
'ah jadi hyung namja yang membuat shinhye noona menolakku?' candaku membuatnya twrtawa
'mian, tapi yeoja ini sudah kutandai' katanya merangkulkan sebelah tangannya pada shinhye noona
'jung yonghwa' namja itu mengulurkan tangannya yang segera kujabat
'kau harus menjaga jiyeon ya' katanya menepuk bahuku
'kau mau makan bersama kami?' aku menggeleng
'seperti kata yonghwa hyung, aku harus menjaga jiyeon kan?' aku menunduj singkat lalu segera berlari menuju mobilku.
******
'permisi apa kau mengenal park jiyeon?' aku bertanya pada salah seorang mahasiwa yang lewat
'park jiyeon?' tanyanya mengerutkan dahi, aku mengangguk
'maksudmu park jiyeon dari jurusan ekonomi?' aku mengangguk
'kau melihatnya?' yeoja itu bertanya pada temannya di samping
'sepertinya tadi dia bersama lee hyunwoo, mungkin ke kantin' jawab yeoja yang berambut pendek ragu
'ah gamsahabnida' aku membungkuk singkat lalu segera berlalu
'ah mian, kantinnya ke sebelah mana?' aku kembali berbalik pada dua orang yeoja tadi
'ke sana, lurus saja' yeoja itu menunjukkab arahnya
'ne, gansahabnida' aku tersenyum
Kulangkahkan kakiku mengikuti arah yang tadi ditunjukkan. Diujung koridor ada sebuah tempat makan yang cukup ramai. Aku mengedarkan mataku menatap ke semua arah. Di sana. Di pojok belakang dekat dengan dinding. Jiyeon sedang duduk berdua dengan seorang namja. Aku berjalan ke arahnya perlahan. Dia menegang, matanya membelalak menatapku
'annyeong' aku mwngangkat satu tanganku
'sedang apa kau kemari?' tanyanya tak ramah
'makan tentu saja' jawabku cuek duduk di samping jiyeon
'tidak keberatan kan?' aku menatap namja di depan kami
'ne, silahkan' dia menggeleng sambil tersenyum membuat matanya menyipit
'aku keberatan' jiyeon menatapku tajam
'ini kantin umum kan?' jiyeon menghela nafas
'apa ini juga disuruh oleh eommamu?' aku menghendikkan bahu
'kau ini anak eomma ya? Selalu berlindung di balik ketiak eomma? Namja macam apa' cibir jiyeon, kulihat dia menghembuskan nafas membuat rambutnya sedikit terbang
'itu disebut berbakti' aku menyandarkan punggungku santai
'itu disebut manja' katanya bersidekap
'kim myungsoo-ssi....'
'oppa' aku memotong ucapannya
'ne?' alisnya berkerut
'panggil aku oppa' aku menghadapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
The matchmaking
FanfictionPerjodohan? Serius? Appa dan eomma benar-benar kuno. Siapa peduli dengan janji orangtua di masa lalu.