Chapter 8

437 67 19
                                    

Myungsoo POV

'kenapa kemari?' tanya jiyeon akhirnya membuka mulut

'aku lapar' jawabku cuek melepas sabuk pengamanku

'aku mau pulang' jawabnya dengan nada sama cueknya

'makan dulu baru kuantar pulang' aku keluar dari mobil. Dia masih diam saja di dalam sana. Mata kami saling bertatapan sengit. Pada akhirnya dia mengalah karena aku menunjukkan kunci mobil

'manhi meogeo' dia masih bersungut-sungut sebal

'atau kucium di depan orang ramai seperti ini' dia menelan ludahnya lalu mengalihkan pandangan ke arah lain

'nee' jawabnya dengan patuh mulai memasukkan makanan ke mulutnya membuatku tersenyum tipis

'kau cukup populer ya' dia menatapku sekilas lalu melanjutkan makanannya

'begitulah' jawabnya singkat

'jangan berurusan dengan namja itu lagi' dia menghela nafas

'aku tidak pernah berurusan dengannya, dia yang selalu mencari urusan denganku' katanya cuek

'ini bukan pertama kalinya?' dia menggeleng malas

'mungkin sudah lebih dari sepuluh' jawabnya cuek

'hmm ini enak' dia memasukkan satu sendok lagi makanannya

'jangan diladeni, dia akan semakin senang' aku meletakkan sendokku dan fokus padanya

'dia siapa?' jiyeon menatapku lalu diam sebentar

'mantan pacarku yang terakhir' aku bersandar pada punggung kursi

'setelah dia kau belum pacaran lagi?' dia menggeleng

'kapan kalian putus?' dia berpikir lagi

'setahun yang lalu, entahlah mungkin lebih' dia menghendikkan bahu

'wae?' dia menatapku

'mwo?' tanyanya tak mengerti

'kenapa tidak pacaran lagi setelah dia? Kau masih mencintainya?' dia menghela nafas

'lebih baik aku mati daripada bersama namja tidak tau malu itu lagi. Entah kenapa aku bisa sebodoh itu bisa bersama dengannya dan membuang 3 mingguku yang berharga' katanya kesal

'lalu kenapa tidak pacaran lagi?' jiyeon menaruh sendoknya dan ikut bersandar pada kursi

'entahlah, mungkin aku sedang tidak ingin saja' dia menghendikkan bahu

'tidak ada yang suka padamu ya?' dia tersenyum meremehkan

'cantik cantik begini aku banyak yang suka ya' katanya sombong

'kau sadar juga ya' aku terkekeh

'lalu kenapa berbohong soal namja tadi adalah namjachingumu?' jiyeon mengerutkan dahi

'ini introgasi atau apa sih' katanya kesal

'sudah jawab saja' aku melipat tanganku di deoan dada

'namja mana?' tanyanya akhirnya mengalah

'yang tadi bersamamu, temanmu itu' kataku ketus

'hyunwoo?' tanyanya ragu

'aku tidak peduli namanya siapa' dia menghela nafas

'aku tidak berbohong' jawabnya cuek

'aku benar kan, dia adalah namja dan dia chinguku membuatnya menjadi namjachinguku' sambungnya lagi membuatku terkekeh

The matchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang