'belum saatnya' baekhyun menoleh
'dia belum mencintaiku' dia kembali menatap ke depan
'kalau begitu kau mungkin tidak akan punya kesempatan mengatakannya' aku gantian menoleh pada baekhyun
'manager jung bilang akhir-akhir ini calon istrimu itu dekat dengan karyawan baru di divisinya' posisiku berubah menjadi duduk
'bernarkah?' dia mengangguk dengan nata terpejam
'mau kemana?' dia menatapku tajam, aku sudah bersiap pergi dengan tasku
'aku akan membunuhmu kalau kau kabur seperti ini' katanya menatapku tajam
'tapi..'
'selesaikan saja nanti, kau masih punya banyak waktu untuk membuat jiyeon menyukaimu' katanya kembali menutup mata
'tenang saja aku sudah menyuruh manager jung mengawasi mereka' sambungnya
'dan menyuruh orang menyelidiki si karyawan baru itu' aku kembali menutup mukutku. Baekhyun memang tak bisa kulawan
'aku bersumpah akan segera memecatmu' dia tersenyum miring
'coba saja kalau berani' katanya sombong membuatku bersidekap
'kalau bukan temanku sudah kupukul kau' gumamku kesal
******
Peejalanan bisnisku tidak pernah semembosankan ini. Pikiranku tidak fokus dan terus saja tertuju pada jiyeon. Sedang apa dia, apakah dia semakin dekat dengan namja karyawan baru itu ataukah dia juga menyukai namja itu. Berbagai pertanyaan berputar di kepalaku. Beberapa kali aku menghubunginya tapi jawabannya hanya singkat seperti biasa. Begitu aku membahas mengenai namja itu dia langsung menghilang lagi.
'haaaah' aku menghela nafas berat, metaku masih fokus menatap gelas kopi di depanku
'bagaimana direktur kim?' sayup-sayup kudengar suara dari sampingku
'kim myungsoo' kurasakan tepukan pada bahuku
'yaaa' aku mengerjap, menyadari baekhyun menatapku bingung
'bagaimana menurut anda?' dia menunjuk pada orang-orang di depanku. Para rekan bisnisku.
'menurutku...' aku melirik baekhyun ragu
'ne, kami akan memeriksanya dahulu' baekhyun mengangguk
'apakah sudah dipastikan bahwa hal ini tidak akan menimbulkan masalah dengan warga sekitar?' mereka tersenyum
'jangan khawatir direktur kim, kami sudah menyelesaikan masalahnya' kata yang berkepala botak
'baiklah, kami akan mendiskusikan ini dengan timku di korea. Akan saya kabari segera mengenai kelanjutannya' mereka mengangguk setuju
'kalau begitu kami akan membantu apabila ada yang ingin anda tanyakan' kami berjabat tangan. Aku keluar bersama baekhyun menuju ke hotel kembali
'neo waegurae?' aku menyandsrkan kepala pada kursi mobil
'tidak biasanya kau tidak fokus begini' aku menghela nafas
'aku mohon setidaknya untuk satu minggu ini berhenti memikirkan jiyeon' aku membuka mataku yang tadi terpejan, menatap baekhyun penuh amarah
'arasseo, arasseo' dia mengangkat tangan menyerah
'kita mau kemana?' tanyaku kembali memejamkan mata lelah
'ke hotel, besok baru kita akan mulai survey daerah yang akan dibangun pabrik itu' aku mengangguk singkat
'tak bisakah perjalanan kita dipercepat' baekhyun menggeleng
KAMU SEDANG MEMBACA
The matchmaking
FanfictionPerjodohan? Serius? Appa dan eomma benar-benar kuno. Siapa peduli dengan janji orangtua di masa lalu.