'kau anggap itu mesum? Mau kutunjukkan apa mesum itu?' kim myungsoo mwndekat selangkah demi selangkah, menyudutkanku pada ujung lift.
'kau tidak tau seberapa mesumnya aku' suaranya serak dan matanya menatapku tajam. Aku menelan ludahku. Tenggorokanku rasanya tercekat.
'oppa...' aku mendorong tubuhnya tapi tak bergerak
'ting' pintu lift terbuka
'ehem' kami menoleh pada sumber suara
'ini kantor' appa kim myungsoo berdiri disana menatap kami yang dalam posisi tak wajar
'annyeonghaseyo' aku membungkuk memberi salam
'oh ne jiyeon-ah, kau harus sangat berhati-hati ya' dia masuk ke dalam lift dam menepuk pundakku pelan membuatku makin malu
'jangan rusak anak orang' kim ahjussi menunjuk kim myungsoo yang hanya menggaruk belakang lehernya malu
'sana pulang' kami membungkuk kembali untuk pamit
'aaah cangpihaaaaeeeee' teriakku sambil berjongkok menyembunyikan wajahku
'ayo pulang jagiya' kim myungsoo memelukku dari belakang lalu mengangkat tubuhku yang masih berjongkok
'sana masuk' aku tanpa tau apapun sudah ada di dalam mobil
'oppa aku mohon jangan mempermalukanku' dia terkekeh
'kau menyebalkan sekali sih' kupukul lengannya membuatnya meringis
'yoboseyo' ada telpon masuk
'ne eomma, aku sedang dalam perjalanan pulang...'
'oppaaaaa' kim myungsoo merebut ponselku
'ne eomoni, aku akan membawa jiyeon keluar sebentar. Ne jangan khawatir aku akan mengembalikannya dalam keadaan utuh' dia tersenyum lalu mwmatikan telpon. Tiba-tiba wajahnya mengernyit
'siapa namja ini?' tanyanya sambil menunjukkan ponselku
'ah infinite L' jawabku cuek
'siapa itu?' dia menatapku tajam
'kau tidak tau? Dia idol' kim myungsoo menggeleng
'dia itu cinta pertamaku' kim myungsoo kembali mwngerutkan alisnya
'bodoh cinta pertamamu itu bukan dia' kini ganti aku yang mwngernyit
'kau tau apa tentangku' cibirku sebal
'aku tau, cinta pertamamu itu adalah aku' dia menunjuk dirinya bangga
'heol, percaya diri sekali' aku menatapnya jengah
'memang benar. Waktu umurmu 5 tahun, saat itu aku masih tinggal di depan rumahmu. Kau bilang begini padaku dengan wajah polosmu' aku menatapnya penasaran
'kau bilang oppa nanti setelah besar aku akan menjadi pengantinmu jadi tunggu aku ya aku akan tumbuh menjadi yeoja yang cantik' entah kenapa aku tak bisa menahan diri untuk tertawa
'hahahaha maldo andwe' perutku sakit karena tertawa
'kalau berbohong jangan yang tidak mungkin begitu dong' aku kembali tertawa
'terserahlah, aku kan hanya mengatakan kenyataan' dia memalingkan wajahnya kesal
'ne ne ne aku percaya' kim myungsoo memutar mata kesal
'kalau tidak percaya tanyakan pada eommamu, dia jadi saksi hidup' aku tertawa lagi
'mau bertaruh?' dia menaikturunkan alisnya jahil
KAMU SEDANG MEMBACA
The matchmaking
FanfictionPerjodohan? Serius? Appa dan eomma benar-benar kuno. Siapa peduli dengan janji orangtua di masa lalu.