Curug Lawe

13 1 0
                                    

Setelah kami puas berkeliling di Telaga Mangunan, kami sepakat memilih pulang. Langit pun sudah agak mendung. Kaki terasa sangat pegal, aku salah memakai sepatu. Harusnya aku pakai sepatu yang biasa buat olah raga, tetapi aku malah memakai sepatu yang biasa dipakai ke tempat kerja. Alhasil sepatuku jebol karena tak kuat melewati jalanan berbatuan tajam seperti ini.

Di tengah perjalanan kami mampir ke sebuah warung makan untuk makan siang. Di saat makan, tiba-tiba hujan turun cukup deras. Kami menunggu sampai hujan reda, kurang lebih 30 menit. Lalu melanjutkan perjalanan kembali, ternyata masih gerimis walau nggak hujan kayak tadi. Kami memilih untuk masuk ke wisata lain, yaitu Curug Lawe. Tiket masuknya sangat terjangkau, terutama bagi  anak sekolahan.

Setelah memarkirkan motor, kami berteduh sebentar di warung. Setelah gerimisnya agak terang, kami mulai menelusuri wisata ini. Baru setengah perjalanan kita berhenti untuk foto. Sedang asik foto tiba-tiba kabut tebal menghampiri kami. Kami pun bergegas untuk balik, tak melanjutkan sampai ke curugnya. Karena kabutnya begitu tebal, takut menghalangi perjalanan kami. Jadi lebih aman kami balik saja, mungkin lain kali untuk melanjutkan perjalanan ini.

Kembali ke warung tadi seraya menyaksikan hujan turun membasahi pohon karet di sekeliling kami. Menikmati hangatnya kopi susu, kebersamaan, serta candaan kami.

"Ini mah hujannya awet," ucap Zaki.

Iya benar sekali, hujan seperti ini bakalan lama. Hampir sejam kami menunggunya reda, yang ada justru makin deras, tak tahu sampai kapan harus menunggu. Setelah dipikir seribu kali, kami memilih untuk pulang sekarang. Walau masih gerimis setidaknya tak terlalu besar. Dengan sangat hati-hati berkendara karena jalanan licin. Apalagi jalur yang kami lewati itu kadang menanjak, menurun, menikung. Terutama di pinggir jalan yang dilewati ialah jurang, semakin takut dibuatnya kalau tidak hati-hati.

Perjalanan siang ini ditemani gerimis dan juga suara hewan yang tinggal di hutan ini, seperti suara burung dan owa Jawa. Tapi aku tak melihatnya, hanya suaranya saja yang terdengar sangat kencang. Ketika kami berhasil keluar dari daerah Petungkriyono, rasa khawatirku sudah hilang.

🌼🌼🌼

Selalu berdo'a di mana pun kamu berada.
Jangan ceroboh, lakukan setiap hal dengan penuh hati-hati.

🌼🌼🌼

Liburan Dinda telah usai 😊.
Kira-kira liburan ke mana lagi, ya? 🤔

Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita ini.
Budayakan meninggalkan jejak, ya! 🤗

I love you my readers 😍.

18 Agustus 2019

Muslimah Is DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang