Renjun baru saja kembali dari toserba, setidaknya untuk sekarang dia memiliki pekerjaan yang bisa ia lakukan saat waktu senggang. Baru hendak membuka pintu apartemen, Renjun berpapasan dengan Jisung yang baru saja pulang.
Sebagai tetangga yang tinggal di sebelahnya, Renjun menyapa Jisung yang berjalan lesu ke arah pintu tempat tinggalnya.
"Jisung-ah!" seru Renjun membuat pemuda Park itu menoleh, Jisung tersenyum kearah Renjun saat yang lebih tua berlari menghampirinya "apa yang terjadi dengan wajahmu?" tanya Renjun dengan nada khawatir saat melihat lebam-lebam pada wajah Jisung.
Jisung tersenyum tipis dan menjawab jika dirinya baru saja jatuh, namun Renjun tahu jika pemuda di depannya tengah berbohong. "Hyung baru saja pulang ya? Hyung pasti lelah kan sebaiknya segera istirahat. Kalau begitu aku permisi." pamit Jisung namun langsung ditahan oleh Renjun, yang lebih muda mengernyitkan alisnya, "ada apa hyung?" tanya Jisung.
Renjun terdiam, masih memandangi wajah rupawan milik pemuda bongsor yang menjabat sebagai tetangga nya, "aku akan mengobati lukamu dulu." ujarnya lalu menarik Jisung masuk kedalam tempat tinggalnya.
Jisung hanya menurut saat Renjun menariknya begitu saja kedalam apartemen, mendudukkan dirinya di atas kasur minimalis sementara si tuan rumah sibuk mengobrak-abrik barangnya untuk mencari kotak p3k.
Renjun menghampiri Jisung ketika ia membawa kotak P3K miliknya dan mendudukkan dirinya disamping Jisung. Dengan telaten, ia mulai mengobati luka-luka yang tercetak di wajah pemuda Park. Sesekali Jisung meringis ketika Renjun dengan tidak sengaja menekan lukanya.
Langkah terakhir yang Renjun lakukan dalam proses pengobatannya adalah menutupi luka-luka di wajah Jisung dengan sebuah plester warna senada dengan kulit wajah Jisung.
Selama Renjun mengobati Jisung, pandangan pemuda bermarga Park tak lepas dari wajah Renjun. Bukan karena Jisung mesum, lebih tepatnya pemuda itu merasa kagum dengan wajah cantik yang dimiliki Renjun. "Hyung, maaf mengatakan ini-" Renjun sontak melirik kearah Jisung saat pemuda itu tiba-tiba mengangkat suaranya, "tapi kau terlihat sangat cantik jika di lihat dari jarak sedekat ini." hal itu sukses membuat Renjun menghentikan aktivitasnya dan menatap mata Jisung yang juga tengah menatapnya dengan tatapan yang cukup sulit di tebak.
"Jisung-ah aku pria jika kau lupa." Jisung mengangguk, tentu dia ingat jika Renjun adalah seorang pria sama sepertinya, tapi Jisung jika tidak berbohong jika Renjun benar-benar cantik untuk ukuran seorang pria.
"Tapi hyung, aku berbicara jujur jika wajahmu terlalu cantik untuk ukuran seorang pria." ujar Jisung yang hanya di balas gelengan kepala Renjun yang tengah mengemas peralatan P3Knya.
Tukk
Renjun memukul kepalanya Jisung pelan mengunakan kotak P3K di tangannya, membuat si empu mengaduh pelan akibat pukulan Renjun yang tak seberapa itu. "Jangan pernah mengatakannya lagi setelah ini. " ujar Renjun dengan nada tegas yang mana terlihat begitu menggemaskan di mata Jisung.
Jeno tengah terburu-buru mencari keberadaan seseorang. Seharusnya ia pulang lebih awal hari ini, namun sepertinya ada sesuatu yang harus ia lakukan sampai harus menunggu selama beberapa jam ─dihitung selepas dirinya selesai kelas.
Kaki jenjangnya menyusuri setiap sudut gedung fakultas Seni. Tak kena lelah, dia bahkan bertanya kepada orang-orang di sepanjang koridor yang dilewatinya guna menemukan eksistensi seseorang yang tengah ia cari-cari.
KAMU SEDANG MEMBACA
[四]Dear Lee | Noren ft.Jaemin✔
FanfictionHanya mengenai Huang Renjun yang menyukai Lee Jeno, seseorang yang berjuang mendapatkan cinta pemuda lain. WARN⚠ 📎 Content Boys Love 📎 Alternative Universe 📎 Fantasy 📎 Out of Character 📎 Typo(s) 📎 Etc.