Sekitar 3 bulan lalu, saat dimana Renjun tiba di Jepang. Renjun bisa melihat betapa buruknya kondisi sang mama, ia bahkan tak bisa menghentikan air matanya yang tanpa diminta luruh begitu derasnya membasahi permukaan pipinya.
Sang adik bungsu, Chengxin menjadi orang yang selalu berada di dekat Renjun ketika sang kakak menjaga Winwin. Sementara Yuta harus di sibukkan dengan urusan pekerjaan, begitu juga dengan Minghao yang akan mewarisi perusahaan keluarga mereka.
Banyak hal yang Renjun ceritakan kepada Chengxin, pun sang adik merasa begitu antusias mendengar seksama cerita sang kakak. Jeno pun tak luput di ceritakan oleh Renjun, penggambarannya sebagai pemuda tampan, tegas begitu mempesona mata juga senyumannya yang manis selalu berhasil menghipnotis semua orang. Jisung, Mark, Haechan juga Beomgyu juga di ceritakan oleh Renjun sebagai seseorang yang selalu membantunya selama berada di Korea.
Kakaknya bahagia, itulah yang bisa Chengxin simpulkan.
Di bandingkan dengan Minghao, Renjun sebenarnya lebih dekat dengan Chengxin. Entah karena banyak hal sama yang mereka berdua sukai atau karena pemikiran keduanya yang sejalan.
Begitulah satu bulan Renjun lalui, menceritakan semua yang ia alami di Korea kepada sang adik. Oh, dia bahkan tidak ragu mengeluh kepada Chengxin setiap kali dirinya merindukan Jeno. Omong-omong ponsel Renjun di sita oleh Yuta setelah mereka tiba di Jepang. Entah apa alasannya, tapi sang Ayah mengatakan jika itu demi keselamatan sang mama dan Renjun sendiri. Tentu Chengxin dan Minghao melakukan hal yang sama, menyerahkan ponsel mereka pada sang Ayah dan hanya menggunakannya ketika mereka hendak pergi keluar dari area rumah sakit.
Rumah sakit ya, jika di pikir-pikir sejak Renjun menginjakkan kakinya di rumah sakit tempat mamanya di rawat ia merasa sedikit aneh. Pasien yang ada di sana tidak sebanyak seperti di rumah sakit pada umumnya, tapi ketika dia bertanya pada Yuta, ayahnya mengatakan jika ini adalah rumah sakit khusus untuk lara penderita penyakit serius dan membutuhkan perawatan intesif. Jadi Renjun mau tak mau percaya dengan pernyataan tersebut.
Yang lebih anehnya lagi adalah, Renjun tidak bisa melihat perawat juga dokter sesering seperti di rumah sakit biasanya. Seakan jika mereka hanya di ijinkan keluar ruangan sesuai dengan waktu yang sudah di tentukan.
Keanehan itu terus berlanjut hingga satu bulan kemudian, ketika mamanya tiba-tiba mengalami gagal napas dan Renjun yang hendak memanggil seorang perawat, tubuh sang ibu menghilang ketika dia kembali. Renjun terkejut, tentu saja ia bahkan berlarian kesana kemari guna mencari sang ibu. Ketika dia mulai kehabisan akal, Yuta secara kebetulan datang setelah selesai dengan urusan pekerjaannya. Dan Renjun mulai menceritakan semuanya pada sang Ayah dengan wajah penuh kepanikkan.
Yuta yang mendengar itu tampak sangat terkejut bahkan sampai tak sengaja meneriakki Renjun.
"Bagaimana ibumu bisa menghilang!" serunya yang hanya di jawab gelengan kepala oleh Renjun yang tengah menahan tangisannya.
"Dengar Renjun, sekarang kau pergi ke basement dan pergilah ke ruangan dengan pintu berwarna hijau." ujar Yuta sambil memijit keningnya.
"Tapi kenapa tou-"
"TURUTI PERINTAH AYAH RENJUN!" Renjun tersentak dan mengangguk terpaksa menuruti perintah sang Ayah.
"SIAL!" Teriak Yuta di lorong rumah sakit.
Ketika Renjun hendak menuju basement, tangannya di tarik oleh seseorang dan ternyata itu adalah Chengxin dengan senyuman seperti biasa di wajahnya.
"Gege, pergilah." mendengar itu Renjun tampak kebingungan. Namun sekali lagi Chengxin justru tersenyum sambil mengusap wajah Renjun, "Pergilah sejauh mungkin, biar aku dan Minghao yang mengatasi ini semua."
KAMU SEDANG MEMBACA
[四]Dear Lee | Noren ft.Jaemin✔
FanfictionHanya mengenai Huang Renjun yang menyukai Lee Jeno, seseorang yang berjuang mendapatkan cinta pemuda lain. WARN⚠ 📎 Content Boys Love 📎 Alternative Universe 📎 Fantasy 📎 Out of Character 📎 Typo(s) 📎 Etc.