⌗Dear Lee.09

3.2K 387 27
                                    

Mobil yang membawa sepasang kekasih itu melaju menjauhi lingkungan rumah Jaemin dan membelah jalanan kota Seoul dengan kecepatan rata-rata. Mark tidak ingin membuat Haechan semakin tidak nyaman jika dirinya menyetir dengan kecepatan penuh, toh itu juga bisa membahayakan nyawa mereka yang memang tengah panik tadi.

Mobil itu menepi di depan sebuah toserba. Tanpa berbicara dengan Haechan, Mark keluar dari mobil dan masuk kedalam toserba untuk membeli beberapa barang. Itu tidak lama, karena ia sendiri takut untuk terlalu lama meninggalkan Haechan sendirian di dalam mobil.

"Haechan-ah, minumlah ini." ia memberikan sebotol minuman pada kekasihnya dan membantu Haechan untuk meneguk minuma itu. "Kau sudah tidak apa-apa?" sentuhan halus Mark pada kepalanya membuat Haechan lebih tenang.

Menoleh pada Mark, Haechan mengangguk dan tersenyum, "aku sudah tidak apa-apa hyung." Mark ikut tersenyum mendengarnya, "apa kau terluka?" pertanyaan itu di jawab sebuah gelengan kepala oleh Haechan, "tidak."

"Kau mau ku antar pulang?" tawar Mark yang lagi-lagi di jawab sebuah gelengan dari Haechan.

"Bolehkah aku menginap di rumah, hyung?" Mark mengerjap beberapa kali lalu mengangguk, mengiyakan permintaan Haechan. Lagipula Jeno sudah menelpon Mark dan memberitahu sang kakak jika dirinya tidak akan pulang untuk malam ini.

"Kalau begitu, ayo kita pulang. Ke rumah hyung." Haechan tersenyum, dan memeluk tubuh pemuda di sampingnya saat ini, "terima kasih." bisiknya yang masih bisa di dengar oleh Mark. Yang lebih tua membalas merengkuh tubuh yang lebih muda serta mendaratkan beberapa kecupan pada pucuk kepalanya.

Di tengah malam, Jeno terbangun. Matanya tak henti menatap Renjun yang tertidur dalam pelukannya. Tangannya yang bebas terangkat untuk menyingkirkan beberapa helaian rambut Renjun yang menutupi wajahnya. Dalam diam Jeno terkekeh, mengingat ketika pertama kalinya dirinya melihat Renjun.

Jika di ingat, mungkin itu terjadi sekitar 8 bulan yang lalu ㅡsatu minggu setelah Renjun tinggal di Korea. Saat itu Jeno tengah pergi ke toserba ─ tempat Renjun bekerja sekarang untuk membeli beberapa barang yang di minta sang Momma. Jeno bertaruh jika Renjun tidak menyadari kehadirannya pada saat itu.

Singkat cerita, Renjun hendak membeli beberapa barang kebutuhannya untuk satu minggu kedepan. Dan karena dia masih awam tinggal di Korea, juga kosa kata yang di ketahuinya masih minim ia tidak sengaja salah mengucapkan kalimat pada seorang pejalan kaki yang ia tabrak di depan toserba.

Wajah panik Renjun saat itu terlihat sangat lucu di mata Jeno. Niat awal Renjun ingin meminta maaf, tapi karna pengucapannya yang tidak jelas membuat orang yang di tabraknya salah sangka dan mengira Renjun tengah mengumpatinya, belum lagi dengan barang-barangnya yang jatuh dan tersebar ke jalanan karena orang yang ia tabrak melempar dan membuang barang-barang yang di beli Renjun.

Kejadian itu berakhir dengan permintaan maaf oleh kedua belah pihak dengan bantuan seorang petugas polisi yang kebetulan tengah berpatroli di sana pada waktu itu.

Jeno tentu tidak pernah melupakan kenangan itu. Karena yang terjadi didepan toserba, dia harus berdiam diri di dalam toserba selama kurang lebih satu jam untuk menonton, juga mendapat teguran dari sang momma karena mengira Jeno mampir ke suatu tempat untuk bermain lebih dulu.

Sekali lagi Jeno tersenyum dan berbisik lirih, "Berhentilah membuatku terpengaruh olehmu, Huang Renjun." ia menarik lengannya yang Renjun gunakan sebagai bantalan dan bergerak sepelan mungkin untuk memindahkan tubuh Renjun ke atas ranjangnya.

"Maaf Renjun-ah, aku menginap bukan untuk bermain tapi untuk mencari tahu tentang hubunganmu dengan Na Jaemin." gumam Jeno.








Renjun membuka kedua matanya ketika sinar matahari menyilaukan pandangannya. Ia menguap dan menyadari jika dia tidak lagi tertidur di lantai seperti semalam, ia melirik ke sisi kanannya dan mendapati wajah sosok yang ia cintai masih terlelap dengan tenang.

[四]Dear Lee | Noren ft.Jaemin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang