⌗Dear Lee.05

4.3K 532 45
                                    

Haechan terdiam di tempatnya sambil menatap Suicide hotline phone yang berada tak jauh dari tempatnya.

Perlahan kakinya berjalan ke arah telpon darurat itu dan menaruhnya tepat di samping telinganya.

📞Halo, ini layanan pencegahan bunuh diri

Terdengar sebuah suara dari sebrang sana, Haechan terdiam sebelum bibirnya bergerak untuk mengatakan sesuatu.

"Aku sedang berada di jembatan Mapo."

📞Baik, lanjutkan bicaramu

"Sepertinya ada seseorang yang ingin melompat ke sungai. Aku mengerti apa yang dia rasakan, dia begitu karena dunia ini tidak indah. Apakah menurutmu dunia itu indah?"

📞Apakah mungkin... anda adalah orang yang ingin melompat ke sungai?

Haechan menarik napasnya dan melanjutkan, "Aku punya satu pertanyaan. Sekarang umurku 20 tahun, bukankah di usia ini seharusnya aku menikmati masa mudaku? Tapi kenapa ini berubah begitu buruk?"

"Jika tuhan benar-benar ada aku ingin bertanya, 'bukankah ada alasan kau menciptakanku ke dunia ini?'"

"Semua yang aku lakukan selalu salah di mata kedua orang tuaku, tuan- bisakah dunia ini memberiku kebahagiaan?"

"Aku-" suaranya tersedat ketika air matanya mulai memaksa untuk keluar.

"Aku sangat lelah, sampai-sampai tidak bisa membedakan mana malam dan siang. Kenapa Tuhan memberiku kehidupan seperti ini!-" Haechan benar-benar menangis dengan kencang kali ini,mengeluarkan semua rasa sesaknya.

Sebuah sirene terdengar, sebuah mobil polisi juga ambulan datang. Haechan terduduk dan menangis dengan kencang, tidak peduli jika mereka akan mengira jika ia sudah hilang akal.

Ketika ia mulai merasa tenang, seorang petugas polisi membawanya ke kantor sambil menunggu keluarganya datang.

"Kau sudah tidak papa?" tanya inspektur yang ada di depannya. Haechan mengangguk sebagai jawaban.

"Aku tidak tahu hidup seperti apa yang kau jalani, tapi dengan menyakiti dirimu sendiri tidak akan bisa menyelesaikan masalahmu. Semua manusia di dunia ini, tidak ada satupun di antara mereka yang menjalani hidup tanpa kesulitan."

"Tuhan adil kepada semua makhluknya, jika kau bisa menghargai apa yang Tuhan berikan padamu sekalipun itu hanya sebuah kesakitan. Percayalah suatu saat nanti kau juga akan mendapatkan kebahagiaan, tapi mungkin bukan sekarang. Aku harap kau tidak pernah berpikir untuk mengakhiri hidupmu lagi."

Haechan termenung, semua yang di katakan inspektur itu benar. Seharusnya ia tidak mengeluh dengan keadaan hidupnya, seharusnya ia lebih bersyukur atas hidupnya dengan itu mungkin Tuhan akan memberikan solusi untuk semua masalahnya.

"HAECHAN-AH!" Haechan berbalik ketika suara Mark memanggil namanya. Pemuda tan itu berbalik untuk melihat kehadiran sang kekasih yang saat ini tengah berdiri tak jauh dengan tempatnya.

Mark dengan napas tersenggal, juga peluh yang membanjiri wajahnya bergegas menghampiri Haechan dan membawanya ke dalam pelukannya.

"Apa yang sedang kau lakukan? Kau membuatku sangat khawatir.." bisik Mark di sela pelukannya.

"Maaf hyung.." kedua jemarinya meremas erat kedua sisi pakaian depan Mark.

"Maaf.." berkali-kali Mark memberikan sebuah kecupan di pucuk kepala kekasihnya, membuat perasaan Haechan seketika menghangat. Semua kesedihan juga kekhawatiran yang ia rasakan hilang ketika Mark dengan lembut mengusap rambutnya penuh kasih.

[四]Dear Lee | Noren ft.Jaemin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang