⌗Dear Lee.08

4K 467 30
                                    


Jeno benar-benar menginap di tempat tinggal Renjun, tenang saja ia sudah meminta ijin pada kedua orangtuanya dan untunglah mereka mengijinkannya.

Apartemen Renjun terlihat temaram. Hal itu di karenakan sang pemilik yang dengan sengaja mematikan lampu dan hanya menyalakan lilin beraromaterapi yang ia letakkan di beberapa sudut ruangan.

Di luar sedang hujan, ada kemungkinan jika Jisung tidak jadi datang ke apartemennya malam ini dan itu sedikit membuat Renjun kecewa ketika memikirkannya. Jujur Renjun rindu menghabiskan waktu bersama Jisung, mereka akan mengobrol banyak hal entah tentang alien atau pembicaraan di luar nalar lainnya.

Jeno yang kurang nyaman dengan wajah tertekuk Renjun hanya bisa bungkam, jangan lupakan jika dia adalah tipe orang yang membosankan juga tidak pandai mencari topik.

Mencoba memecah keheningan di antara mereka, Jeno mulai bertanya tentang keluarga Renjun. "Kupikir kau adalah anak tunggal." Renjun menggelengkan kepalanya dan mulai menceritakan tentang kedua adiknya yang saat ini berada di China bersama dengan kedua orangtuanya.

Ngomong-ngomong soal keluarga Renjun, Jeno jadi ingat tentang Jaemin yang mungkin saja memiliki hubungan dengan Renjun di masa lalu. Menurut informasi yang Hyunjin dapatkan, Jaemin pernah tinggal di Jepang bersama keluarganya sebelum kedua orangtuanya meninggal karena sebuah kecelakaan dan mungkin saja mereka berdua sempat bertemu sebelumnya disana.

"Renjun-ah apa sebelumnya kau pernah tinggal di Jepang?" Renjun menoleh ketika Jeno secara tiba-tiba membahas tanah kelahiran sang Ayah.

Anggukan Renjun berikan sebagai jawaban atas pertanyaan Jeno, "Kami tinggal di Jepang cukup lama sampai Baba memutuskan untuk pindah ke China karena mama yang terus-menerus sakit-sakitan."

"Sakit?" Renjun mengangguk, "Kurasa itu adalah penyakit turunan...aku lupa dengan nama penyakitnya."

Jeno terdiam setelah mendengar ucapan Renjun, "Tapi, jika itu merupakan penyakit turunan itu artinya bukankah penyakit itu juga akan menurun pada kalian?" Renjun tersenyum mendengar ucapan Jeno, "kenapa?apa kau khawatir jika aku yang menuruni penyakit itu?"

"Cih! Tentu saja tidak." Renjun tertawa setelah puas menggoda Jeno. Ia menoleh ke arah Jeno yang duduk di sampingnya dan memandangnya lamat, "aku tidak pernah membayangkan jika kau akan berada sangat dekat denganku seperti sekarang." bisikkan Renjun berhasil mengundang atensi oknum yang di maksud.

Jeno menoleh, mengangkat tangannya dan mengusak rambut Renjun dengan gemas "apa aku terlihat seperti tidak nyata sekarang?" tanya Jeno yang di jawab anggukan Renjun. "Aku masih merasa jika ini adalah sebuah mimpi."

Jeno tersenyum, memilih mengalihkan pandangannya ke luar jendela apartemen Renjun. Andai saja hujan tidak turun maka ia bisa melihat taburan bintang di atas sana, sudah sangat lama Jeno tidak melihat benda bercahaya itu. Tidak tahu kenapa setiap kali dirinya melihat ke arah manik Renjun, ia jadi mengingat bintang-bintang yang sering ia lihat bersama dengan sang kakak semasa kecil.

"Renjun-ah, menurutmu... apa Jaemin orang yang baik?" Renjun mengernyit bingung, tiba-tiba sekali?

"Aku tidak tahu...tapi mungkin iya." Renjun tidak berbohong jika ia memang tidak tahu, mengenal Jaemin saja hanya sebatas nama ya walaupun beberapa kali pemuda itu selalu menyapa dan mengajaknya berbicara.

"Bagaimana denganmu?apa menurutmu Jaemin orang baik?" Jeno menoleh ke arah Renjun dengan pandangan yang sulit di artikan. "Mungkin saja." jawab Jeno dengan tawa sumbang. Renjun hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Jeno, "meskipun kau tidak yakin dengan itu, kau masih tetap menyukainya."

"Bukankah itu aneh?" tanya Jeno yang di jawab gelengan kepala oleh Renjun, "karena itu dirimu maka tidak aneh."

Jeno tersenyum tipis mendengar jawaban konyol dari Renjun, "apa-apaan itu."

[四]Dear Lee | Noren ft.Jaemin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang