Tae merasa sangat tidak senang dengan bagaimana Tee terus gelisah di tempat duduknya. Itu seperti ia akan membunuhnya kapan saja, apalagi di daerah publik ini. Sebuah kafe.
"Bisakah kau berhenti?!" Suara Tae terdengar kesal dan Tee langsung membeku. Tee tidak ingin membuat sisi buruk dari pria yang lebih tua ini keluar, tapi Tee tidak bisa mengendalikan perasaannya. Dia benar-benar takut.
"Berapa usiamu?" Tanya Tae membuat Tee menatap wajah pria yang lebih tua darinya itu.
"Masih sekolah atau kuliah?" Pertanyaan itu menggelitik hati Tee. Dia benar-benar ingin menggertak tapi dia tahu dia tidak bisa. Jadi, Tee hanya menggigit bibirnya frustrasi.
Tae puas dengan perubahan pada reaksi Tee. Tae benar-benar ingin melihat Tee marah padanya, menyumpahi atau apaun. Tae, tidak semua orang di dunia ini suka menyumpahi meskipun mereka marah.
"Aku sudah bekerja, bagaimana bisa aku masih sekolah?" Oke, satu poin untuk Tee karena kecerdasannya, tapi Tae hanya membalasnya dengan mengejek.
"Mr. Tae, aku tahu apa yang aku lakukan kemarin itu salah dan aku minta maaf karena melukaimu. Bisakah kita menyelesaikan masalah ini sekarang? Jika kau ingin aku membayar biaya pengobatan, aku bisa membayarnya jika jumlahnya sedikit. Tapi jika biayanya tinggi, aku harap kau bisa memberiku waktu."
Tee menyatukan telapak tangannya, seperti sedang memohon. Harga dirinya sudah tidak penting sekarang, karena ia membutuhkan uang untuk keluarganya.
"Aku tidak butuh uangmu, itu sebabnya aku menanyakan umurmu. Aku ingin kau bekerja padaku. Aku tidak ingin mempekerjakan anak di bawah umur."
Tee menggertakkan giginya dan berusaha keras untuk tenang. Tee marah dalam hatinya, sementara dia adalah orang yang selalu tenang dan tidak mudah marah. Tae benar-benar tahu cara membuat marah orang lain.
"Aku 24 tahun." Jawaban Tee keras dan tegas.
Tae kaget. Dia selalu memanggil Tee anak kecil, sementara usia mereka hanya berbeda tiga tahun.
Orang selalu mengatakan bahwa Tee dan adik-adiknya terlihat muda dan seumuran. Mereka benar-benar memiliki gen muda dalam darah mereka.
"Oh, itu berarti aku bisa mempekerjakanmu." Tae terdengar senang tapi Tee tidak merasa senang sama sekali. Dia mencium masalah.
"Pekerjaan macam apa, aku hanya mengerjakan pekerjaan legal." Tee mencoba bertanya sementara Tae merasa terhina.
"Apa? Kau pikir aku melakukan pekerjaan kotor? Seperti seorang gangster?" Tae bertanya dengan menggertakkan gigi. Sekarang keadaan telah berubah, Tae adalah orang yang marah sekarang.
"Ya." Jawab Tee pelan, dan itu membuat Tae semakin marah.
Tae menarik nafas dalam, mencoba untuk tenang kembali. Itu sebabnya ia tidak mau terlibat dengan banyak orang.
"Kau akan bekerja untukku." Putus Tae, tapi Tee menggelengkan kepalanya. Tee benar-benar punya nyali sekarang.
"Aku sudah punya 3 pekerjaan. Aku hampir tidak punya waktu untuk keluargaku. Jika aku mengambil pekerjaan lain, aku akan tidur dan makan sambil berjalan."
Tae benar-benar terkejut kali ini. Tae terdiam, Tee tidak terlihat seperti sedang berbohong karena dia terlihat begitu sedih. Tee membayangkan waktu yang tersisa yang dimiliki bersama keluarganya akan berkurang lebih banyak. Tee tidak bisa melakukan itu. Copter dan Bbas juga membutuhkannya untuk berbagi masalah dan kekhawatiran mereka.
"Pekerjaan apa saja yang kau lakukan?"
"Erm, pekerjaan tetapku di gym dan guru les. Tapi sekarang aku juga mengajar dua siswa di rumah mereka. Kadang aku bekerja paruh waktu lainnya seperti menyebarkan brosur, seperti pertama kali kita bertemu kemarin." Tee menjawab dengan senyum, dia terlihat bangga dengan pekerjaannya. Itu membuat Tae terdiam lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Here (bahasa translate)
FanfictionIndonesia translate dari ff 'Love Is Here' Title : Love Is Here Original Author : Aszan6 Indo translate : tunglingcha Thanks to : xryelx