Chapter 17

2.6K 305 49
                                    






Tee berjalan pulang dengan riang karena dia bisa pulang lebih awal dari tempat kerja hari ini. Tempat mengajrnya memiliki dua hari libur karena hari nasional. Itu artinya, Copter dan Bbas juga akan libur. Tee sudah senang membayangkan mereka akan menghabiskan waktu liburan bersama. Tee lupa lagi, bahwa adik-adiknya sudah tidak lajang lagi.

Tee mencapai lantai apartemen mereka. Tapi ketika berjalan menuju rumahnya, langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara orang sedang bicara. Tee mengintip dan sedikit bersembunyi di balik dinding, ternyata mereka adalah Godt dan Bbas. Tee memutuskan untuk menyapa mereka, tapi langkahnya terhenti lagi karena dia melihat Godt dan Bbas berciuman.

Tee terkejut dan hampir menjatuhkan belanjaan di tangannya. Tee berjalan mundur dan terus bersembunyi. Dia merasa panas tiba-tiba. Godt dan Bbas yang berciuman, tapi Tee yang merasa malu.

Dia menjatuhkan belanjaan dan menekan tombol lift dengan tergesa-gesa tapi tanpa bersuara. Dia berdoa agar lift terbuka sebelum Godt sampai di sana. Dan syukurlah doanya terkabul. Tee turun ke lobi dan keluar dari gedung.

Tee mondar-mandir di dekat gedung. Dia tidak tahu bagaimana harus berpikir karena itu adalah pertama kalinya dia melihat adiknya berciuman.

"Tee!!" Tee menatap pemilik suara itu dan berlari menghampirinya.

"P' Tae!" Tee membenamkan wajahnya di dada Tae karena malu. Dia bergumam tentang bagaimana dia tidak bisa percaya apa yang dilihatnya. Karena tidak mengerti apa yang terjadi, Tae hanya membiarkan Tee melakukan apa yang ingin dilakukannya.

"Kau menangis lagi?" Tanya Tae karena Tee tetap membenamkan wajahnya di dada Tae. Tae terasa agak aneh dan orang-orang mulai memperhatikan mereka.

"Tidak. P', aku melihat sesuatu yang seharusnya tidak ku lihat." Bisik Tee. Dia menjadi malu lagi ketika mengingatnya. Sekarang dia memeluk Tae erat.

"Apa?" Tanya Tae penasaran. Diam-diam ia berharap itu bukan sesuatu yang sederhana seperti Tee melihat hewan sedang membuang kotoran atau lainnya.

"Um, mereka berciuman." Tee mendongak untuk melihat reaksi Tae, tapi dia tidak mendapat reaksi apa-apa. Tae tidak tahu siapa yang berciuman. Selain itu, Tae sudah sering melihat orang berciuman.

"P'! Adik kecilku sedang berciuman dengan P' Godt!" Tee merasa frustrasi dengan reaksi Tae, itu sebabnya dia sedikit menaikkan suaranya dan mengerucutkan bibirnya lucu. Tae hanya berdecih dengan apa yang dikatakan Tee.

"P'! Aku sedang bicara denganmu." Sekarang Tee akan merajuk.

"Mereka berkencan, berciuman itu normal. Itu tidak seperti mereka melakukan seks ..." Tae tidak bisa menyelesaikan kata-katanya karena Tee sudah menutup mulutnya dengan pipi memerah. Sekarang Tee menjadi lebih malu.

Tae sedikit tertawa dengan reaksi Tee. Dia tidak percaya Tee berusia 24 tahun, karena Tee masih malu dengan hal seperti itu. Tee menyilangkan lengannya dan berpikir keras.

'Apa lagi yang dipikirkan anak ini?' Tae penasaran sambil melihat bagaimana alis Tee berkerut.

"Tidak, P'. Mereka tidak boleh melakukan itu. Mereka harus menikah dulu." Kali ini Tae tertawa keras dengan apa yang dikatakan Tee. Kepolosan Tee masih di level tertinggi.

"P'!" Sekarang Tee marah lagi, dia memukul dada Tae.

"Seberapa kolotnya dirimu?" Tae bertanya sambil mengacak-acak rambut Tee lembut. Tee benar-benar menghibur, membuat Tae tertawa.

"Jika P' mengejekku, aku akan pergi." Tee mulai berjalan pergi tapi Tae meraih lengannya.

"Kau sudah makan?" Tanya Tae pelan untuk menghibur Tee yang sedang merajuk dan marah. Kemudian Tee ingat sesuatu.

Love Is Here (bahasa translate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang