Chapter 03

3.6K 357 12
                                    






Tee hanya bisa berdoa agar dia bisa mempertahankan pekerjaannya dan bosnya tidak akan marah atau menyumpahinya. Tee buru-buru mengganti seragamnya dan mulai bekerja. Tugasnya hanya menyajikan minuman dan memastikan makanan di atas meja cukup untuk pesta.

Saat bekerja, dia membayangkan jika semua makanan itu bisa masuk ke perutnya dan bagaimana dia berharap adik-adiknya juga bisa merasakannya.

"Aku lapar"
Gumam Tee sambil perlahan mengusap perut kosongnya.

- P', kapan kau pulang?

Pesan dari Copter membuat Tee lupa akan rasa laparnya dan tersenyum tulus sambil membalas pesan Copter.

- Jam 11. Kalian sudah makan?

- Sudah. Aku memasak nasi goreng tapi Bbas bilang rasanya aneh.

Tee terkekeh membacanya. Dia bisa membayangkan Copter cemberut dan bagaimana mereka saling bertengkar. Hanya Tee yang bisa memasak di antara mereka.

- Besok aku akan memasak kesukaanmu.

Tee mencoba menghibur adiknya.

- Yay! Hanya untukku, oke?

Tee tertawa lagi. Copter dan Bbas adalah saudara kandung, tapi mereka suka berdebat satu sama lain.

"Tee, P' First memanggilmu"

"Hah? Kenapa?"

"Bos ingin bertemu denganmu." Tee membeku di tempatnya.

"Cepat"

"O .. Oke .." Tee mengikuti perlahan dalam diam. Dia mulai berdoa lagi, hampir semua doa dia ucapkan di kepalanya.

"Nong Tee. Ini Kimmon, bos kita "

Tee tersenyum perlahan dan memberi 'wai' dengan sopan kepada bosnya. Matanya tidak melihat mata Kimmon sama sekali. Dia takut, tapi dia tidak ingin dianggap tidak sopan.

Aim dan First menyembunyikan seringaian mereka ketika melihat bagaimana reaksi Kimmon. Mulut Kimmon sedikit terbuka dan ia menatap Tee lekat tanpa berkedip.

Tee merasa ingin menangis karena tatapan itu. Dia tetap diam dan menatap lantai. First tahu Tee khawatir dan terlalu memikirkan bahwa ia mungkin akan dipecat, jadi First menepuk bahu Kimmon.

"Ah, erm ... Tee?" Kimmon tidak mengatakan apa-apa, dia tidak tahu apa yang harus ditanyakan sekarang.

"Ya. Namaku Tee"

"Panggil saja aku P' Kim." Kimmon tersenyum pada anak itu, tapi Tee tetap menatap lantai. Mungkin lantai terlihat lebih menarik daripada Kimmon.

"Kau punya saudara perempuan?" Tanya Kimmon tiba-tiba yang membuat Tee kaget, Aim dan First menutup wajah mereka dengan telapak tangan mereka.

"Erm, tidak. Tapi aku punya dua adik laki-laki." Suara Tee terdengar ceria, dan itu membuat orang lain ikut tersenyum.

"Oh. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu, Tee. Dan selamat datang di gymku. Maaf aku terlambat menyambutmu."

"Oh .. Erm, terima kasih P'. Permisi." Tee sangat senang hingga dia tersenyum cerah ketika meninggalkan tempat itu.

"Sial! Dia tidak punya saudara perempuan." First memukul kepala Kimmon sementara Aim tertawa kencang.

"Jadi, bagaimana menurutmu tentang anak itu?"

"Aku tidak tahu harus berkata apa. Apakah dia ... malaikat atau apa? Sayang sekali dia laki-laki"

"Meskipun dia perempuan, kau hanya bisa bermimpi dia akan menyukaimu." Kata First kemudian berjalan pergi sambil tertawa keras. Aim mengikutinya dan hanya tertawa ketika Kimmon menyumpahi mereka dengan kencang.

******

Tee merasa sangat bahagia malam ini karena pertama, dia masih bisa bekerja di gym, bosnya sangat baik. Dan kedua, dia bisa membawa makanan dari pesta setelah pesta selesai.

"Pulang?" Tanya First ketika bertemu Tee di luar gym, siap berjalan.

"Ya. P', terima kasih untuk malam ini."

"Oke. Kimmon adalah bos yang baik, hanya saja sedikit bodoh. Abaikan saja jika dia mengganggumu." Tee tertawa mendengarnya, dan itu membuat First sedikit tersenyum. Tawa Tee benar-benar indah.

"Aku akan mengantarmu."

"Oke." Tee menerima tawaran First karena memang sudah larut dan ia lelah. Dia masih harus menyelesaikan menandai test murid-muridnya dan membuat laporan. Harinya masih panjang sebelum tidur.

Tee berterima kasih pada First dan menatap mobil First menghilang dari pandangannya sebelum memasuki rumah. Tee tersenyum lebar ketika Bbas berlari ke arahnya dan memeluknya dengan erat.

"P', tolong ajari P' Cop cara memasak makanan yang layak." Bbas merengek dan Copter menendang pantatnya sambil memeluk Tee dari belakang. Mereka sangat merindukan Tee.

"Berhenti bertengkar. Aku bau dan ingin mandi. Lepaskan aku maka kita bisa makan makanan yang aku bawa. Bbas, panaskan makanannya." Perintah Tee dan Bbas melakukannya dengan cepat.

Copter mengambil tas Tee dan meletakkannya di meja. Tee sangat bersyukur memiliki mereka berdua.

Mereka makan dengan riang dan membicarakan tentang hari mereka. Well, sebenarnya itu lebih ke Bbas dan Copter yang terus bertengkar. Tee perlahan tertidur di meja. Copter berbalik untuk melihat Tee, seketika senyumnya menghilang, Bbas juga terdiam tiba-tiba.

"P' terlihat lelah." Bisik Copter sambil mengusap rambut Tee lembut.

"P' menjadi lebih kurus." Bbas terdengar sangat sedih dan hampir menangis.

"Umph ... maaf, apa aku tertidur?" Tee mengusap matanya begitu juga Bbas. Dia menyeka air matanya dan tersenyum sayang pada Tee.

"Kau harus istirahat P'. Kami yang akan mencuci piring."

"Aku harus menandai test murid-muridku. Ku serahkan cucian piring pada kalian. Jangan bertengkar." Tee mengusap rambut adik-adiknya sambil tertawa.

Bbas dan Copter menyelesaikan pekerjaan mereka kemudian duduk di dekat Tee. Tee terus tertidur dan mereka ingin membantu.

"P', biarkan kita membantu. Soal matematika ini mudah." Tawar Bbas dan mulai menandai test tanpa menunggu ijin Tee. Copter juga melakukan hal yang sama dan Tee membiarkan mereka melakukannya. Ketika jam menunjukkan pukul 2 pagi, mereka menyelesaikan semua pekerjaan dan tidur bersama.




Love Is Here (bahasa translate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang