Chapter 36

2.3K 259 55
                                    




Tee seperti seorang ibu rumah tangga di rumah itu. Tee ingin mencari pekerjaan, tapi ia tidak memiliki waktu untuk melakukannya karena semua hari-harinya penuh dengan pekerjaan rumah. Hidup bersama dengan lima pria itu sulit.

Tee mengenakan celemek dan mengepel lantai dapur setelah selesai memasak. Itu pekerjaan terakhirnya untuk saat ini.

Bel berbunyi, Tee mengerutkan kening dan meninggalkan pel untuk melihat siapa yang datang. Dia mengintip dari jendela dan melihat seorang wanita, seorang wanita yang tidak ia kenal.

"Sales?" Tanya Tee pada dirinya sendiri.

Yang lain selalu mengatakan padanya agar tidak membuka pintu untuk orang asing. Tapi Tee tidak bisa mengabaikannya karena wanita itu terus menekan bel.

"Kenapa orang-orang suka sekali menekan bel? P' Tae harus mengganti belnya." Tee bicara sendiri, lagi.

"P' Tae!" Wanita itu berteriak keras. Tee memilih untuk membukakan pintu karena wanita itu mengenal Tae dan bukan orang asing.

Tee membuka pintu dan membuka gerbang dengan remote. Wanita itu tampak kesal dan menyeret kopernya dengan marah. Tee takut, dia menyesali tindakannya untuk membuka pintu.

"Oh, siapa kau?" Tanya wanita itu sambil memberikan barang bawaannya pada Tee. Tee menerimanya dengan bingung.

Wanita itu memasuki rumah seperti rumah itu miliknya dan duduk di sofa.

"Aku ingin jus, yang dingin." Perintah wanita itu, Tee hanya menurutinya. Dia juga tidak bertanya apa-apa.

Tee menyajikan segelas jus jeruk. Tee berdiri di samping sofa dan memperhatikan wanita itu dengan seksama. Siapa dia?

"Kau pelayan di sini? Aneh sekali." Tee tidak mengatakan apa-apa dan membiarkan wanita itu mengatakan hal itu.

"Erm.. Maaf, tapi siapa anda?" Tanya Tee dengan sopan. Wanita itu tersenyum sombong dan menatap Tee dari bawah ke atas.

"Aku tunangan Tae." Wanita itu terdengar bangga.

Tee merasa lemas seketika mendengar hal itu, ia tidak bisa merasakan tubuhnya lagi.

"Omong kosong!!!" Kimmon membuka pintu dengan kasar, hingga pintu itu mengeluarkan suara karena menabrak dinding

"P' Kim!" Wanita itu melompat dari tempat duduknya dan mendekati Kimmon untuk memeluknya, tapi Kimmon menghindarinya.

"Apa yang kau lakukan di sini, Min?" Tanya Kimmon, tidak ada senyum senang sama sekali.

Tee masih terkejut, ia tidak bisa bereaksi apa-apa.

"Aku akan tinggal di sini dengan kalian!" Min terdengar begitu bahagia, masih tidak bisa menangkap aura dingin dari Kimmon.

"Tee, ayo kita bicara!" Kimmon mendorong Min ke samping dan menarik Tee untuk mengikutinya. Tee berjalan seperti orang mati.

Kimmon mendudukkan Tee di tempat tidurnya. Ia mengusap wajahnya kasar, tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang. Sementara Tae sedang pergi ke Jepang selama 2 minggu.

"Tee, dengar!!. Min bukan tunangan Tae. Aku yakin semua ini adalah ulah nenek. Kau harus percaya padaku dan Tae. Tae sangat mencintaimu, dia tidak akan menyakitimu." Kimmon berlutut di depan Tee. Tee sudah cukup tersakiti.

"Benarkah?" Tanya Tee pelan, dia takut. Tee sangat mencintai Tae, dan dia tidak bisa menerima jika Tae akan menikah dengan orang lain.

"Ya. Jika Tae tidak mengatakan apa-apa, maka tidak ada yang terjadi." Jelas Kimmon putus asa agar Tee mempercayainya

Love Is Here (bahasa translate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang